NovelToon NovelToon
Transmigrasi Calon Ibu Muda

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Sistem
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Q Lembayun

Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Dave baginya

Suara peralatan medis masih terdengar jelas di ruangan itu, mengingatkan kembali bahwa keadaan Tamara saat ini sedang tak baik-baik saja. Beberapa saat setelah ia hilang kesadaran, Dharma langsung memanggil Adam untuk segera membawa Tamara ke rumah sakit. Walaupun keduanya belum saling mengenal, akan tetapi keduanya begitu kompak saat merawat Tamara dalam keadaan darurat.

Saat Tamara berjuang bersama dengan para dokter serta Adam. Dharma masih sibuk mengelus kepala keponakannya sambil membujuk dan sesekali bernyanyi untuk menghiburnya. Dharma ingat ketika Dave melihat ibunya kehilangan kesadaran, anak itu langsung menangis histeris dan hilang kendali. Kalau saja Dharma bukan seorang tentara dengan fisik yang kuat, mungkin tidak akan mampu menanggulangi sikap berontak Dave.

Saat Dharma melihat mata keponakannya yang merah dan bengkak. Hal tersebut membuat perasaannya teriris dan sakit. Anak ini adalah kebanggaan Vin dan ia tau betul betapa masuk akalnya Dave bahkan sejak dia masih terlalu kecil. Akan tetapi ini pertama kalinya ia melihat Dave hilang kendali dan histeris untuk waktu yang lama.

"Ibumu akan baik-baik saja, percaya pada paman. Dia adalah wanita yang kuat, sama seperti kamu dan juga ayahmu."

Suara Dharma yang membujuk penuh dengan rasa simpati dan kelembutan. Akan tetapi entah kenapa itu tak berhasil mengetuk perasaan Dave menjadi lebih tenang dan lega. Justru Dave merasa bahwa itu hanya lelucon dan ia segera mencibir ucapan Dharma.

"Kuat? Tidak paman, mereka bukan orang kuat. Kalau ayah kuat, dia tidak akan mati dan meninggalkan aku dan ibuku begitu cepat. Kalau ibu kuat, dia tidak akan menangis begitu banyak setiap malam. Mereka lemah paman, ibu dan ayah sangat lemah hingga mereka tidak bisa menjaga diri mereka sendiri."

Saat mendengar kalimat demi kalimat yang dikeluarkan oleh seorang anak sekecil itu, entah kenapa Dharma merasa sedikit ngilu. Entah berapa banyak hal yang telah Dave lewati untuk mendapatkan tingkat kedewasaan yang tidak seharusnya ia miliki di usia ini. Hal tersebut membuatnya menyesali tindakannya waktu itu. Ia harusnya tidak membiarkan Tamara pergi, ia harusnya menjaga kakak iparnya dengan baik, ia harusnya melindungi keluarga Vin yang notabene nya adalah orang yang menyelamatkan nyawanya.

"...apakah Dave selalu melihat ibu menangis?"

Saat Dharma mengatakan pertanyaan itu, suaranya sedikit tersendat. Ia tidak bisa membayang seorang anak yang awalnya memiliki keluarga yang begitu harmonis dan lengkap, dalam sekejap mata kehilangan sosok seorang ayah. Apalagi dia memiliki seorang ibu yang secara emosional dapat dikatakan tidak stabil.

"..emm..." Dave mengangguk pelan.

Pelukan Dharma pun semakin dalam. Ia memeluk erat keponakannya sambil menghela nafas dengan sedikit berat.

"Tenang, mulai sekarang semuanya akan kembali pada keadaan semula. Ibumu akan sembuh dan ayah... dia akan kembali. Jadi kamu jangan menangis lagi. Bukankah kamu sebentar lagi akan menjadi seorang kakak?"

"..yahh.."

Melihat mata Dave yang mulai menampakkan cahaya harapan, Dharma pun merasa sedikit lega. Ia melihat ke arah pintu tempat Tamara dirawat dan menitikkan sebuah doa yang mendalam. Ia ingin Tamara dan bayinya baik-baik saja, tak kekurangan suatu apapun.

'Tamara, kamu melahirkan seorang putra yang hebat dan aku yakin bayi di perutmu juga tak kalah hebat. Kamu memiliki suami yang sedang berjuang untuk pulang sekarang, kamu memiliki anak yang menunggumu di luar. Mereka pasti akan kesakitan jika melihatmu terluka. Jadi bertahanlah dan hiduplah untuk waktu yang lama. Aku tak memiliki harapan yang berlebihan untukmu, aku hanya berharap kamu dapat bertahan dan tunggu suamimu pulang dan membereskan semuanya'.

"Aku sedang kesal sekarang."

Suara Tamara menggema di setiap sudut lorong ini. Hanya saja tak ada satupun yang mendengar suaranya kecuali sistem lobak yang berada tak jauh di belakangnya. Saat ini jiwa Tamara Tengah berdiri di depan pintu sambil melihat dave yang diperlukan oleh Dharma.

Tamara tak mengerti bagaimana ia bisa terpisah dari tubuh fisiknya. Akan tetapi satu hal yang membuat ia sangat marah adalah saat melihat bagaimana lihat kehilangan kendalinya dan menangis begitu keras saat melihatnya terjatuh saat itu. Ia tak tega melihat Dave patah hati berulang-ulang kali saat melihat dirinya tak baik-baik saja.

"Aku tak masalah jika harus mati sekali lagi. Tapi meninggalkan anak ini dalam keadaan terluka dengan masa depan yang tak pasti membuatku sangat enggan. Dia terlalu kecil dan terlalu baik hati. Bahkan jika hatiku sangat keras, aku tak bisa mengabaikan perasaan ku padanya. Aku ingin membesarkannya seperti janjiku pada pemilik tubuh itu. Aku tidak sanggup melihat menangis lebih banyak, anak ini terlalu menderita."

Harapan tulus seorang Tamara sangat jarang terdengar, akan tetapi keinginan itu tak bisa ia bendung saat melihat bagaimana Dave menangis sebelumnya. Tamara tak tahu kapan ia mulai menyayangi anak itu layaknya seorang ibu kepada anaknya. Akan tetapi satu hal yang ia tahu, ia sudah sangat menyayangi Dave seperti anaknya sendiri.

Tamara berbalik dan menatap ke arah sistem. Perasaannya saat ini dipenuhi dengan kemarahan akan tetapi tak terlihat sedikitpun kekerasan seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya. Tamara bingung dengan perasaannya terhadap anak itu yang begitu dalam. Ia tak pernah merasakan perasaan ini hampir sepanjang hidupnya. Akan tetapi entah kenapa posisi Dave di hatinya begitu istimewa.

Tamara memulai peran dadanya sambil menelaah perasaan apa yang ia rasakan sekarang. Berusaha mengingat akan tetapi pada satu pun ingatan yang muncul yang memberi jawaban tentang apa yang ia rasakan saat ini. Tentang bagaimana ia bisa begitu mencintai seorang anak layaknya anak kandungnya sendiri.

"... Aku adalah Tamara... Aku terlahir dengan keinginan dan ambisi. Hidupku penuh dengan ketidakpedulian dan kesombongan. Tapi kenapa saat aku berada di sini aku perlahan mulai berubah. Aku sangat mudah merasa bersimpati dan menyayangi sesuatu yang tak pernah aku anggap sebelumnya, hingga membuatku enggan untuk menerima kematian. Sistem... Aku tau bahwa ini bukan perasaan yang datang tiba-tiba. Sistem... Siapa anak itu bagiku?"

Sistem hanya terdiam untuk beberapa saat. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ia jawab. Akan tetapi ia ingin agar Tamara mengetahui bahwa misinya di dunia ini adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.

Sistem lobak [aku tak bisa menjawab pertanyaan Tuan Rumah, karena itu adalah rahasia kehidupan yang tidak bisa Tuan Rumah ketahui. Tapi satu hal yang pasti, tidak ada hal yang kebetulan di dunia ini. Tuan rumah datang ke kehidupan ini tentu saja memiliki tujuan dan itu merupakan takdir yang telah digariskan. Tentang perasaan tuan rumah saat ini, itu hanya Tuan Rumah lah yang tau jawabannya. Mungkin Tuan Rumah akan tau jawabannya setelah Tuan Rumah menyelesaikan misi ini dan kembali ke kehidupan Tuan Rumah sebelumnya].

1
Travel Diaryska
up, semangat author ✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!