NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Persahabatan / Cinta Murni / Light Novel
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Bulan akhirnya bertemu dengan seseorang yang bisa membuatnya tidak malu mengakui segala perasaan yang ada di hatinya. Kenneth, siswa baru di sekolahnya yang belum lama Bulan kenal, tapi berhasil menaklukan hati Bulan.

Tapi rahasia Kenneth yang baru Bulan ketahui berhasil membuat Bulan takut. Takut kalau Kenneth tiba-tiba pergi meninggalkannya.

Apa Bulan masih bisa tersenyum secerah sekarang kalau Kenneth tidak ada?

Kenneth yang sebelum bertemu Bulan tidak takut kalaupun besok dia pergi, kini tidak lagi.
Bulan berhasil membuat Kenneth takut jika saja besok dia pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERUSAHA MENYANGKAL PERASAAN ITU

Bulan berbaring di tempat tidurnya setelah selesai mandi sudah memakai piama tidurnya. Rambutnya dibiarkan basah setelah selesai keramas tadi karena, terlalu malas untuk mengeringkannya.

"Katanya mau chat lagi" Gumam Bulan yang sedang memegang handphonenya yang tidak ada satupun notif chat masuk dari Kenneth. "Jago banget lo buat orang nunggu!" Gerutu Bulan sambil menatap foto profil Kenneth yang membuatnya merasa kesal sendiri. Bulan menutup aplikasi chatnya dan beralih berseluncur riang di sosial media, menonton satu persatu vidio random yang muncul di sana sampai lupa waktu.

Mungkin sudah ada hampir satu jam Bulan menjelajah sosial medianya dan entah sudah berapa banyak vidio yang ditontonnya yang juga berhasil mengalihkan fokusnya dari Kenneth sampai tiba-tiba notif yang ditunggu-tunggu Bulan sedari tadi muncul di bagian atas layar handphonenya. Bukan notif chat melainkan notif panggilan masuk. Bulan gelagapan sendiri melihat notif panggilan yang ditampilkan di bagian layar atas handphonenya itu dan reflek menekan gambar gagang telfon bewarna merah yang ada di layar.

Bulan mengubah posisinya menjadi tidur tengkurap dan meletakkan handphonenya di tempat tidur. "Kenapa nelfon sih?" Katanya masih menatap layar handphone dan beberapa detik kemudian handphonenya kembali berdering dan nama Kenneth kembali terpampang nyata di layar. Bulan diam selama beberapa detik, berpikir. Sampai akhirnya dia menekan tombol hijau yang ada di layar

dan mendekatkan handphonenya ke telinga.

Bulan diam dan tidak sadar dia juga menahan nafasnya menunggu suara Kenneth terdengar di telinganya.

"Bulan"

Satu kata yang berhasil membuat jantung Bulan berdegub kencang.

"Hm" Deham Bulan yang kalau saja ada orang di dekatnya saat ini, pasti dia bisa melihat dengan jelas Bulan sedang gugup.

"Udah di rumah?"

Bulan spontan mengangguk, setelahnya menjawab Kenneth, "Udah"

*Hening*

('Njirr kenapa gue diam aja degdegan gini' Batin Bulan)

"Lo pulang naik apa kemarin?"

Suara Kenneth kembali terdengar di telinga Bulan.

"Taxi online"

"Lo masih di rumah sakit?"

"Iya. Besok baru boleh pulang" Kata Kenneth takut membuat Bulan khawatir.

*Kembali hening*

Bulan menggigit bibir bawahnya merasa gugup sendiri tanpa sebab. Satu kata pun tidak ada yang berhasil keluar dari mulutnya.

"Sorry, gue udah buat lo panik Lan kemarin. Makasih juga lo udah nganter gue ke rumah sakit"

"Sadar juga lo buat gue panik!" Nada suara Bulan berubah sedikit ketus tanpa sadar, "Tapi, lo baru hubungin gue sekarang?gila!mana gue kemarin disuruh dokternya pulang. Dokternya nggak ngasih tau lo kalau gue nyuruh lo ngabarin gue??" Bulan bicara panjang lebar melepas rasa kesal yang ditahannya dari kemarin yang Bulan juga tidak tau penyebabnya apa.

Tapi, kenapa Bulan kesal?dia kan bukan siapa-siapanya Kenneth. Tapi kan Bulan yang mengantar Kenneth ke rumah sakit, bukannya wajar kalau Bulan khawatir, iya kan?

"Sorry Lan udah buat lo khawatir"

"Dokter Rama baru kasih tau gue tadi pagi" Kenneth berbohong.

Ada jeda beberapa detik.

"Lo sakit apasih?"

"Benaran cuma lambung?"

"Iya Lan, asam lambung gue memang udah parah"

"Masa sih?"

Kenneth tidak menjawab.

"Lo benaran besok udah keluar rumah sakit kan?" Bulan mengajukan pertanyaan yang lain karena, tidak mendengar jawaban dari Kenneth.

"Iya Lan"

"Gue benaran gakpapa kok Lan"

"Hm?"

Bulan menggigit bibir bawahnya mendengar perkataan Kenneth yang menjawab pertanyaan yang Bulan tanyakan di dalam pikirannya.

"Lo lagi ngapain?"

"Ha?"

"Lagi telfonan sama lo kan"

Kenneth tertawa kecil, "Selain telfonan Lan"

"Oohh..rebahan aja"

"Lo sama tante Revina di rumah sakitnya?"

"Iya Lan, tapi mamah lagi pergi keluar"

Bulan mengangguk-anggukan kepalanya kecil. "Berarti lo masuk sekolah lusa?"

"Iya Lan"

Obrolan mereka terus berlanjut secara natural membicarakan hal-hal yang tidak penting yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh Bulan saat telfonan dengan teman laki-lakinya, Fahri yang berteman dekat dengannya saja Bulan tidak pernah telfon berlama-lama bahkan dengan Bastian pun setelah 20 menit berlangsung Bulan pasti langsung mengakhiri panggilan mereka karena merasa bosan.

Bulan meletakkan handphonenya di tempat tidur dan berbaring menatap langit-langit kamarnya dalam diam dengan perasaan aneh yang menggerogoti dirinya dan Bulan juga tidak tau itu perasaan apa, "Mending tidur Lan." Kata Bulan pada dirinya sendiri dan langsung mematikan lampu kamarnya dan mengambil posisi ternyaman untuk tidur.

*Rumah sakit*

"Habis telfonan sama siapa?" Tanya Revina yang masuk ke kamar Kenneth bersamaan dengan Kenneth yang baru selesai telfonan.

"Teman mah" Kata Kenneth

"Masa sih?" Revina yang sedang merapikan nakas menatap Kenneth tidak percaya, "Sama teman kenapa keliatan senang banget gitu" Kata Revina melihat Kenneth yang tidak bisa menyembunyikan senyumnya. "Temannya, Bulan ya?" Revina tertawa.

"Apasih Mah" Kenneth tidak bisa berhenti tersenyum karena, Revina yang menggodanya.

"Kamu pikir bisa bohongin Mamah"

"Mamah yang ngelahirin, ngebesarin kamu gak mungkin mamah gak tau kalau anak mamah sekarang lagi jatuh cinta,"

"Bulan baik, mamah suka. Mamah setuju kamu sama Bulan gak perlu repot-repot minta restu dari Mamah"

Kenneth tertawa heran dengan perkataan Revina. Padahal Kenneth belum bicara apapun tentang Bulan.

"Kenneth gak mau pacaran Mah"

"Ya udah Mamah kan udah bilang kalau kamu gak mau pacaran langsung nikah juga gakpapa nanti Mamah yang bicara sama tante Ayu"

"Mamah"

"Iya iya mamah bercanda" Revina menarik nafasnya terlalu banyak tertawa menggoda anak laki-lakinya itu. Revina diam sebentar sambil menatap Kenneth lekat, "Mamah cuma mau bilang jangan halangin diri kamu buat bahagia hanya karena, kamu takut sama penyakit kamu" Ujar Revina dengan senyum hangat di wajahnya. Kenneth terdiam mendengar Revina. "Lihat Mamah sekarang sehat-sehat aja, bahagia. Meskipun awalnya juga berat dan mamah gak mau kamu merasakan penyesalan yang sama sepertu yang mamah rasakan dulu" Revina menarik nafasnya dalam dan menepuk-nepuk lembut punggung tangan Kenneth, mengerti dengan ketakutakan yang dirasakan oleh Kenneth.

Kenneth terdiam tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya. Kenneth mengerti betul maksud dari perkataan Revina. Tapi, Kenneth juga takut.

"Ya udah kamu istirahat sekarang gak usah mikirin yang aneh-aneh, besok kamu juga cuci darah, dan semoga besok udah boleh pulang sama Dokter Rama" Kata Revina sambil merapikan selimut Kenneth lalu, membereskan nakas dan pergi duduk di sofa.

Kenneth kembali diam memandangi langit-langit kamar rumah sakit bertarung dengan isi pikirannya sendiri sampai akhirnya dia memilih untuk memejamkan matanya dan terlelap dalam tidur.

***

Keesokan harinya setelah menjalani cuci darah Kenneth diperbolehkan pulang oleh Dokter Rama karena kondisinya yang sudah jauh stabil dari sebelumnya. Tapi, untuk beberapa hari Dokter Rama menyarankan Kenneth untuk beristirahat dulu di rumah dan lebih menjaga makanannya. Dokter Rama juga menyuruh Kenneth untuk tidak dulu melakukan aktivitas fisik yang berat dan sudah pasti Kenneth tidak boleh bermain basket dulu untuk sementara waktu paling tidak sampai seminggu ke depan hingga kondisinya benar-benar stabil.

Kenneth tidak bisa membantah perkataan Dokter Rama kali ini kalau tidak dia pasti akan ditahan oleh Revina untuk tetap dirawat inap di rumah sakit dan sudah pasti Kenneth tidak mau. Sekarang Kenneth dan Revina sudah di jalan pulang menuju rumah mereka dengan Revina yang mengendarai mobil melewati lalu lintas bergabung dengan kendaraan-kendaraan lainnya.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!