NovelToon NovelToon
Story Of My Vampire Family

Story Of My Vampire Family

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Vampir / Iblis / Kutukan / Hantu
Popularitas:673
Nilai: 5
Nama Author: Lutfiatin Nisa

Hani Ainsley adalah anak dari perkawinan antara manusia dengan seorang vampir, karena suatu masalah ibunya harus menitipkan Hani ke salah satu rumah warga karena wanita itu tidak bisa membawanya pergi. Saat kecil Hani ia hidup menderita karena tidak pernah disayang oleh ibu yang mengadopsinya. Namun, semua berubah saat ia beranjak dewasa dan mulai berevolusi menjadi vampir. Akankah Hani bisa mengubah nasipnya di kemudian hari? Dan siapakah orang tua kandungnya? Ikuti ceritanya dan jangan lupa likenya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lutfiatin Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berhasil Kabur

Arya dan Bayu segera berlari kembali, tetapi tiba-tiba mereka dipukul dari belakang. Tubuh Hani pun terjatuh, Sarah yang bisa melihat itu dari kejauhan segera menyalakan mobil dan bergegas menjemput mereka.

Hani mencoba berdiri meskipun tubuhnya sudah sangat lemah, sedangkan Bayu dan Arya berusaha melawan para pengawal Bondan. Perkelahian pun makin brutal, hingga salah satu dari pria tersebut mengeluarkan pisau untuk menusuk tubuh Bayu. Hani yang melihat itu, berlari secepat kilat untuk menghalangi aksi tersebut.

Jleb!

Hani tertusuk tepat di perutnya.

“Tidaaaaakkkk!” Semua orang yang berada di sampingnya ikut menjerit.

Cairan kental berwarna merah mulai menggenangi baju milik Hani, tetapi anehnya gadis itu tidak merasakan sakit sama sekali. Hani benar-benar sangat marah, bola matanya berubah berwarna biru. Dari jarinya tumbuh kuku yang sangat panjang dan tajam. Gegas, gadis itu melepas tusukan pisau di perutnya kemudian menatap pria di hadapannya dengan muka yang menyeramkan.

Tidak hanya itu, bahkan sekujur tubuh Hani juga mengalami perubahan, terlihat dari urat syaraf berwarna hitam yang memenuhi kulitnya. Ditambah kedua giginya juga ikut mengeluarkan taring. Semua orang bergidik ngeri melihat penampakan itu. Hani langsung mencekik dan membanting pria yang telah menusuknya tadi. Tidak ada yang mencegah aksi gadis itu, bahkan Arya dan Bayu pun sedikit takut dengan perubahan Hani tersebut.

Merasa keadaan makin memburuk, Sammy segera membawa adiknya pergi secepat kilat dari sana. Mobil Sarah pun sudah datang, mereka berdua masuk dan berlalu pergi meninggalkan kampus yang sudah porak-poranda itu. Namun, ternyata ada beberapa orang telah mengabadikan dan merekam kejadian tersebut.

Arya dan Bayu terduduk lemas di lantai. Mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Sedangkan Bondan segera menyuruh beberapa orang untuk menyusul Sarah, tetapi sial. Semua ban mobil mereka kempes. Ternyata, diam-diam Sarah sudah mengempiskan semua ban mobil milik para penjaga Bondan. Sudah jelas, tujuannya agar mereka tidak bisa menyusul.

“Achhh?! Sialan!” umpat Bondan dengan sangat marah karena rencananya gagal lagi.

Dalam sebuah ruangan, Bondan memarahi anak buahnya karena lancang menusuk Hani. Mereka hanya bisa meminta maaf dan menyampaikan alasannya bahwa pisau tersebut hanya dikeluarkan untuk menakuti saja. Sayangnya, gadis itu datang tiba-tiba hingga kecelakaan itu tidak bisa dihindari.

"Goblok, kalian! Cepat cari mereka sampai dapat!"

Di dalam mobil, Sammy mengerang kesakitan. Dia belum pernah merasakan sesakit itu. Sedangkan Hani masih tak sadarkan diri setelah perubahan wujud tadi.

“Bertahanlah, Sam. Kita hampir sampai,” ujar Sarah seraya menggenggam tangan pria tampan itu, berharap rasa sakit yang dideritanya berangsur pulih. Sammy pun sedikit tenang.

Mobil berwarna silver itu sudah sampai di depan rumah. Sofyan terkejut melihat kedatangan mereka bersama Hani yang berlumuran darah serta tidak sadarkan diri. Pria itu pun meminta penjelasan.

"Paman, dia tidak meminum obat yang sudah kuberikan. Akhirnya, mereka tahu siapa dia sebenarnya. Soal darah itu, dia ditusuk oleh salah satu dari mereka. Dia marah hingga berubah wujud, kemudian dia pingsan setelah berhasil melempar sosok yang menusuknya,” terang Sammy seraya menahan sakit.

“Astaga! Kenapa bisa sekacau ini? Cepat bawa dia ke laboratorium!” pinta Sofyan.

Sammy dengan sisa-sisa kekuatannya, membopong sang adik ke ruangan laboratorium. Gadis itu dibaringkan di atas ranjang khusus. Sammy pun tersungkur di bawahnya karena tubuhnya mulai melemah.

“Sammy!” Sarah segera membantu pria tampan itu untuk berbaring di ranjang satunya.

“Sebenarnya siapa yang kalian lawan, sampai bisa terluka seperti ini? Orang itu pasti benar-benar hebat, hingga bisa menaklukkan dua vampir sekaligus,” gerutu Sofyan seraya mulai memeriksa keadaan Hani.

Sarah pun mewakili Sammy berbicara, bahwa lawan mereka adalah Bondan. Salah satu pemegang saham terbesar di kampus dan juga ayah dari Arya, salah satu mahasiswa di sana.

“Bondan ....” Dahi Sofyan mengerut, seperti mengenal nama itu sebelumnya.

Sofyan mendatangi Sammy, kemudian menyuntikkan serum penyembuh agar kondisi pria itu segera membaik. Di waktu bersamaan, Hani mulai mengigau. Tubuhnya pun bergetar dengan hebat. Gadis itu pun mengalami demam tinggi.

“Paman, apa yang terjadi pada adikku?” Sammy mulai cemas karena melihat keadaan adiknya.

Sofyan menjelaskan bahwa sel darah putih yang ada di dalam tubuh Hani telah menyebar. Sehingga proses menjadi vampir seutuhnya akan segera berlangsung. Dia pun memutuskan untuk memasukkan Hani ke dalam kotak pendingin agar suhu tubuhnya bisa menurun.

***

Dirga sedang melakukan rapat di kantornya. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Tanpa mengurangi rasa hormat, dia meminta izin untuk mengangkat panggilan tersebut.

Dirga sangat terkejut, sampai-sampai dia berteriak dan membuat semua orang yang ada di sana menatapnya.

"Apa ada masalah, Pak?" tanya sekretaris Dirga.

Dirga meminta sekretarisnya untuk melanjutkan rapat karena dia harus segera pulang.

Di mobil wajah Dirga sangat cemas, dia tidak menyangka kalau saat-saat ini akan datang juga. Mobil yang ditumpangi melesat dengan cepat, pria separuh baya itu ingin segera sampai di rumah.

Sesampainya di rumah, Dirga menanyakan apa yang terjadi di kampus kepada anaknya–Hana.

“Papa tidak akan menyangka semua ini, lihat! Kabar tentang Hani pun sudah menyebar ke mana-mana.”

"Jangan bicara yang tidak-tidak, Ma. Hani itu anak kita juga."

"Pa! Hana melihat dengan mata kepala sendiri! Dia berubah menjadi vampir!" Hana karena sang ayah belum juga mau percaya.

Lucy curiga pada suaminya karena pria itu tidak terkejut sama sekali. Dia pun menanyakan hal itu. Namun, Dirga tidak kunjung menjawab.

Flashback

Sebenarnya, Dirga sudah tahu bahwa Hani bukan manusia biasa. Dahulu, sewaktu kedua anaknya masih kecil, dia pernah memelihara banyak kelinci. Namun, Dirga heran karena satu persatu hewan peliharaannya mati dengan menyisakan sebagian kecil tubuhnya saja.

Ketika malam tiba, Dirga sengaja tidak tidur untuk mengungkap penyebab kematian kelincinya. Dia terkejut karena menyaksikan secara langsung bahwa anak angkatnya yang memakan hewan berbulu tersebut hidup-hidup.Sejak saat itu, Dirga melatih Hani agar terbiasa memakan daging yang sudah di masak beserta sayurannya. Dia juga tidak memberi tahu kepada siapa pun tentang kejadian tersebut.

Flashback off.

"Jawab, Pa! Apa Papa sudah tahu siapa Hani sebenarnya?

Sentakan dari sang istri membuat lamunan Dirga buyar. "Papa enggak tahu, tapi papa yakin Hani tidak mungkin melukai kita."

"Sudah seperti ini, Papa masih saja membela dia." Lucy kesal dan pergi meninggalkan Dirga. Begitu pun dengan Hani yang ikut pergi dengan ibunya.

Dirga terduduk lemas di sofa, dia bingung harus berbuat apa.

***

Di tempat lain, Bondan pulang ke rumah. Dia pergi ke kamar Arya untuk memarahinya karena telah menggagalkan rencana yang telah disiapkan dengan matang. Pria itu juga menanyakan, kenapa anaknya membantu mereka?

"Mereka teman Arya, Pa. Sudah sewajarnya aku membantu."

"Apa?! Teman kamu bilang? Mereka bukan manusia! Mereka itu vampir! Ingatlah, mereka yang telah membunuh ayah kamu!"

"Cukup, Pa! Jangan bahas masalah itu lagi. Sekalipun mereka benar-benar vampir, aku lebih memilih untuk membantu mereka daripada Papa."

Bondan emosi, lengan pria itu sudah siap untuk menampar putra angkatnya.

"Tampar, Pa. Tampar!"

Arya menantang. Namun, Bondan mengurungkan niatnya dan keluar dari kamar itu dengan muka merah padam. Arya pun ikut bersungut-sungut dan lebih memilih duduk kesal di atas kasur. Pria itu uring-uringan sekarang, karena tidak tahu di mana Hani berada.

Pemuda itu memutuskan untuk mandi, mengguyur kepalanya dengan air dingin agar pikirannya kembali segar. Bayang-bayang perubahan Hani menjadi vampir masih jelas terputar pada memori otaknya. “Aku yang membuatmu seperti itu, Han. Akulah penyebabnya, haaaaa?!” Dia meninju tembok, kemudian tersungkur di bawah pancuran air. Percuma, semua penyesalan tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula kembali.

Diam-diam Bondan menyelinap ke kamar Arya dan memasang penyadap di dalam ponsel milik anak tirinya itu. Dia yakin bahwa pemuda itu pasti bisa menemukan vampir yang sedang dicarinya.

***

Bayu hanya bisa diam di kamarnya. Dia bingung harus berbuat apa dan mencari Hani ke mana. Tidak ada yang bisa dihubungi, padahal dia sudah menelepon beberapa orang yang membawa Hani pergi. Dia pun ikut kesal pada Arya karena ayahnyalah penyebab kekacauan ini. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mau bagaimanapun juga Hani telah menghilang tanpa jejak. Sulit bagi Bayu untuk menemukannya kembali.

Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!