OBSESSION MY SUGAR DADDY

***

Hari semakin malam, langit terlihat hitam pekat. Suara langkah kaki terdengar beriringan dengan gemuruh di langit yang sepertinya akan hujan.

Grace mendongak ketika mendengar suara kamarnya terbuka, gadis itu menatap sosok pria yang ia cintai sekaligus ia benci. Jordan Rodriguez.

"Kemarilah, Baby," titah Jordan, pria itu berdiri di depan ranjang, ia menarik simpul dasinya yang terasa mencekik.

Sementara Grace, gadis itu menuruni ranjang dan berdiri di hadapan Jordan.

"Kita akhiri segalanya, Jordan," lirih Grace, Jordan terkekeh.

"Siapa kau ... sehingga berani mengakhiri segalanya yang sudah aku mulai, Baby?" tangan Jordan terulur mengelus wajah cantik Grace, Grace mengalihkan wajahnya. Namun Jordan mencengkram dagunya dan mengarahkan wajahnya untuk menghadap Jordan.

"Kau berbohong Jordan, kau sudah menikah, dan untuk apa lagi hubungan ini? Aku tidak ingin terjebak di dalam hubungan yang salah, Jordan!" teriak Grace, Jordan kembali terkekeh. Pria itu merengkuh pinggang Grace.

"Dengar aku, Baby. Dari awal hubungan kita sudah salah, dan aku tidak akan melepaskan siapapun yang sudah masuk ke dalam hidupku termasuk kau! Untuk permasalahan pernikahan, bisakah kau tidak usah membahas hal itu? Lebih baik sekarang aku tanya kepadamu, siapa yang mengizinkanmu untuk keluar bersama pria lain, hm?"

Grace tertawa miris, gadis itu menatap muak ke arah Jordan.

"Izin? Haruskah aku izin kepadamu, Tuan Jordan? Tidak! Hubungan kita hanya sebatas transaksional, untuk apa kau bertanya seperti ini jika aku sendiri tidak kau perbolehkan bertanya. Bahkan kau baru saja menikah tanpa berbicara kepadaku, lalu kau mengklaim bahwa aku milikmu? Kau brengs*k, Jordan! Kau egois!" Grace memukul dada bidang Jordan dengan air matanya yang menetes, Jordan terdiam, ia menatap tajam Grace.

"DIAM, GRACE!" bentak Jordan, membuat Grace berhenti memukul Jordan dan memejamkan matanya.

"Kau milikku, dan sampai kapanpun kau hanya milikku. Aku tidak akan membiarkan pria lain mendekatimu, tidak ada yang bisa memutuskan hubungan kita selain aku. Baby, karena di sini aku yang memiliki kuasanya, jadi menurutlah!" tekan Jordan, Grace membuka matanya. Gadis itu terkekeh.

"Menurutlah? Memangnya siapa aku bagimu\, Jordan? Milikmu? Yeah\, aku memang milikmu. Aku jal*ngmu! Hanya jal*ngmu! Bukan istri maupun kekasihmu!" Grace kembali terkekeh\, gadis itu meronta dari pelukan Jordan.

"Lepaskan aku, Jordan. Jika kau ingin memilikiku, nikahi aku. Bukan kau menikahi wanita lain, sialan! Kita selesai." Grace ingin melepaskan diri dari pelukan Jordan, namun Jordan semakin mengeratkan pelukannya.

"Selesai? Tidak, kau tidak akan pernah aku lepaskan. Grace, bukankah saling memiliki tanpa sebuah ikatan itu sudah hal biasa? Kenapa kau terlalu melebih-lebihkan, Baby? Kau milikku, tugasmu hanya menurut, dan segalanya akan aman bagimu. Hidupmu, kebahagiaanmu, semuanya akan aku wujudkan. Jadi sekarang diamlah, dan menurutlah!"

"KAU EGOIS, JORDAN! AKU TIDAK MAU, AKU TIDAK MAU!"

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Grace, hingga wajah gadis itu tertoleh ke samping kiri. Grace memegang pipi kanannya yang terasa panas, dan perih. Tidak hanya di pipi, melainkan di hatinya pun terasa sangat perih, ia tidak menyangka. Jordannya yang selalu berlaku lembut bisa menamparnya.

"Berlututlah, Grace," titah Jordan dengan kedua matanya menatap tajam Grace, rahangnya pun mengetat hingga menampilkan urat-uratnya.

"Berlututlah, Baby!" sentak Jordan membuat Grace berlutut di depan Jordan.

Jordan menghembuskan nafasnya kasar, pria itu mendekati Grace. Tangan kanannya mengusap lembut puncak kepala Grace, kemudian ia meraih dagu Grace dan mendongakkan wajah Grace agar bisa menatapnya.

"Aku tidak menyukai seorang pembangkang, Baby. Jika bukan aku yang melepaskanmu, maka kau tidak akan bisa lepas dariku. Karena mau kau pergi kemana pun, aku akan tetap mencarimu. Sekalipun itu di dalam kemati*n!"

Deg!

Grace terkejut, gadis itu semakin meneteskan air matanya. Rasa sesak menghinggapi hatinya, bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia terjebak di dalam hubungan, dan sosok pria seperti Jordan?

Gila, satu kata yang pantas untuk Jordan.

"Kau mau orang-orang terdekatmu celaka, hm?"

Grace menggeleng, Jordan tersenyum smirk.

"Jika begitu menurutlah, Baby. Kau paham bukan?"

Grace mengangguk, tidak ada pilihan lain. Jordan terlalu menakutkan untuk saat ini.

Jordan tersenyum, pria itu mengelus wajah cantik Grace. Kemudian ia menjauhkan tangannya dari wajah Grace, Jordan melepaskan dasinya.

"Berdirilah, Grace," titah Jordan, Grace berdiri.

Setelah itu Jordan memulai segalanya, memulai dengan cara yang sedikit berbeda. Mengikat di beberapa bagian Grace, dan melakukannya secara kas*r.

"Kau pantas mendapatkan hukuman, Baby. Karena kau harus mengingat, setiap kesalahan yang kau perbuat. Kau akan mendapatkan hukuman seperti ini." Jordan melesatkan mil*knya, tanpa memperdulikan Grace yang meronta.

Hingga dalam sekali sentakan, segala sesuatunya sudah terbenam. Grace kesakitan, rasanya benar-benar sakit. Namun tidak bisa ketika Jordan menahannya, sehingga ia hanya bisa meneteskan air matanya saat merasakan sakit, dan perih.

Tidak seperti biasanya Jordan yang selalu berlaku lembut, dan penuh cinta. Saat ini, seperti ada sisi lain Jordan yang baru Grace ketahui.

"Grace," panggil Jordan dengan suara seraknya.

Grace sendiri hanya mampu menangis merasakan sakit.

Hati, tubuh, dan miliknya terasa sakit. Namun ia harus tetap bertahan demi orang-orang terdekatnya, Jordan terlalu berbahaya. Apalagi Grace belum mengetahui semuanya tentang Jordan.

'S-sakit, Jordan. Sakit,' rintih Grace dalam hatinya, gadis itu terus meneteskan air matanya.

Lama Grace merasakan sakit, hingga setelahnya. Jordan tidak dapat menahannya lagi, dan menuntaskan segalanya.

Dengan nafas yang menderu, Jordan menjauhkan telapak tangannya dari mulut Grace. Pria itu menegakkan tubuhnya dan melepaskan ikatan di kedua kaki, dan tangan Grace.

Kemudian Jordan membaringkan tubuhnya di samping Grace, dan menarik tubuh gadis itu agar masuk ke dalam pelukannya.

"Tidurlah," ujarnya, Grace tidak menjawab. Gadis itu memilih memejamkan matanya, menekan dadanya yang sesak. Grace menangis dengan menahan isaknya.

Sesak, rasanya sangat sesak sekali.

Jordan mengecup lama kening Grace, pria itu mengelus punggung Grace dengan lembut.

'Jika membuatmu hmil dan menyingkirkan orang-orang terdekatmu yang berpotensi menjauhkan kita adalah jalannya, aku akan membuatmu hamil dan menyingkirkan segala ancaman agar kau tidak bisa lepas dariku sampai kapanpun, Grace! Karena jika tidak bergantung kepadaku, kau mau bergantung kepada siapa*?' batin Jordan, seraya mengeratkan pelukannya pada tubuh Grace dan menyeringai.

***

dipersilahkan segala umpatan, dan cacian untuk Daddy Jo 🤣😌