OBSESSION MY SUGAR DADDY
***
Royal Wellington Club, 11.00 PM.
Suara dentuman musik terdengar memekak telinga, di lantai dansa sudah terlihat banyak para pria maupun wanita menari dan meliuk-liukkan badannya.
"Mari, Tuan. Kita langsung menuju ruang VVIP," ujar seorang pria tampan berusia 30 tahun, pria itu mengarahkan Tuan-nya yang akan melakukan pertemuan di sebuah ruangan VVIP.
"Apakah dia sudah datang?"
"Sudah, Tuan. Tuan Marco sudah menunggu kita sejak tadi,"
Pria yang di panggil Tuan itu mengangguk, tubuhnya yang tegap dan sexy. Wajahnya yang tampan, membuat semua kaum wanita terpesona di buatnya.
Jordan Rodriguez, pria berusia 39 tahun itu sangat betah dalam status dudanya. Bagaimana tidak? Meskipun telah menduda selama 5 tahun, tetapi Jordan tidak pernah kesepian. Pria dengan segala pesonanya itu selalu saja menyewa para jalang untuk menghangatkan ranjangnya.
Senyum misterius yang menghiasi wajahnya membuat para wanita yang melihatnya terpesona. Rambut hitam legamnya yang tergerai rapi, menggantung di dahi dan menambah daya tariknya. Tubuh atletisnya yang terbalut dalam setelan jas hitam ketat, menonjolkan bahu lebar dan lengan berotot yang membuat siapa pun yang melihatnya sulit untuk mengalihkan pandangan.
Saat ia berjalan melewati kerumunan orang, beberapa wanita mencoba mendekatinya dengan senyum menggoda dan pandangan mata yang penuh harap. Namun, Jordan tetap tenang, mengevaluasi lingkungan sekitarnya dengan pandangan tajam yang membuat mereka justru semakin penasaran.
Pria di sekitarnya mulai merasa iri melihat perhatian yang diberikan wanita-wanita di sekeliling Jordan. Namun, Jordan tak terpengaruh oleh tatapan sinis yang mereka lemparkan, ia tetap terlihat santai, melangkahkan kakinya menuju ruangan tempatnya melakukan pertemuan.
Dalam setiap langkahnya, mereka para wanita di club tersebut benar-benar ingin melemparkan tubuh mereka ke arah Jordan. Memohon untuk merasakan kehangatan dalam kungkungan Jordan, sosok pria yang sangat terkenal di kalangan pebisnis dan hubungan ranjangnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ruangan VVIP.
"Bagaimana kabarmu, Marco." Jordan memeluk tubuh seorang pria tampan seumuran dengannya.
"Seperti yang kau lihat, ayo duduklah. Aku sudah membawakan apa yang kau pesan." Marco mendaratkan bokongnya pada sofa, begitu juga dengan Jordan dan asistennya.
Mereka duduk saling berhadapan dengan terhalang meja, Marco menjentikkan jemarinya. Pria itu memanggil seorang waitress yang sejak tadi berdiri di dekat pintu ruangan.
Waitress tersebut melangkah mendekati Marco, dan membawa sebuah nampan berisikan beberapa botol minuman beserta gelas kristalnya.
"Silahkan, Tuan." Waitress itu meletakkan botol minuman dan gelasnya di atas meja, ia menatanya dengan sangat hati-hati. Tanpa ia sadari, sepasang mata elang menatapnya dengan begitu intens.
Sepasang mata elang yang tak lain ialah milik Jordan, ia melihat sosok waiters tersebut, yang memiliki nama Grace di name tagnya. Seorang waitress cantik dengan rambut panjang terurai indah. Matanya langsung tertuju pada Grace yang tampak anggun dalam balutan seragam waiters dengan apron berwarna hitam.
Postur tubuh Grace yang ramping namun berisi membuatnya tampak menarik di mata Jordan. Grace berjalan dengan anggun, langkah kakinya ringan dan pasti saat ia menghampirinya dan Marco. Senyuman manis terukir di bibir semerah cherry yang menawan, mampu memikat siapa pun yang melihatnya. Termasuk Jordan, kedua matanya berbinar, seperti menampakkan kehangatan yang mampu membuat orang merasa nyaman di sekelilingnya.
Saat tadi Grace menaruh pesanannya, ia menyapa dengan suara merdu yang lembut, membuat Jordan terpesona oleh keanggunan Grace, namun ia berusaha untuk tidak terlihat terlalu terpikat. Jordan sendiri sempat terkesima oleh sikap ramah dan sopan wanita itu, ekspresi wajahnya menunjukkan ketulusan dan kepedulian dalam melayani.
Jordan tak bisa menahan rasa penasarannya akan wanita ini, ia ingin mengenal lebih jauh tentang Grace, waitress yang mampu mencuri perhatiannya di tengah hiruk pikuk club ini. Keanggunan dan keramahan Grace membuat Jordan yakin bahwa ada sesuatu yang istimewa dari wanita ini, dan ia bertekad untuk menemukan apa itu.
Setelah menaruh pesanan Marco, waitress itu beranjak pergi meninggalkan mereka. Seperginya waitress itu, Jordan membisikkan sesuatu di telinga asistennya.
"Cari tau tentang gadis itu tadi, Thomas, dan bawa dia ke kamar pribadiku yang ada di atas,"
"Baik, Tuan." Thomas beranjak dari duduknya, pria itu berpamitan untuk pergi keluar sebentar dan segera melakukan tugasnya.
Sementara Jordan, dan Marco. Kedua pria dewasa itu terlibat perbincangan serius mengenai kerja sama mereka, mereka berdua tidak hanya bekerja sama dalam perusahaan bersih melainkan mereka juga bekerja sama dalam perusahaan yang bergerak di bawah tanah.
**
Sedangkan Thomas pria itu tengah mencari informasi tentang seorang waitress yang diincar oleh Jordan, beberapa menit berlalu. Setelah mendapatkan segala informasinya, Thomas melangkah turun ke lantai dansa dan menemukan sosok gadis itu.
"Nona, permisi." Thomas memegang lengan gadis itu, membuat gadis tersebut menoleh dan menepis tangan Thomas.
"Maaf, ada apa. Tuan?"
"Ada yang ingin saya katakan, Nona. Apakah kita bisa sedikit menepi? Karena di sini terlalu berisik,"
Gadis itu mengangguk, ia melangkahkan kakinya terlebih dahulu. Thomas mengikutinya dari belakang, kini keduanya sudah berada di tempat yang sedikit jauh dari keramaian.
"Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu hal yang sangat penting?"
Thomas tersenyum tipis, ia menatap ke arah gadis di depannya yang memang terlihat cantik, dan sangat sexy. Tidak hanya itu, gadis di depannya ini seperti memiliki daya tarik tersendiri.
"Yeah, ada sesuatu hal yang sangat penting ingin saya katakan kepadamu. Grace Hernandez," ujarnya.
Gadis bernama Grace itu melotot, ia terkejut ketika orang asing di depannya mengetahui namanya.
"Baga_" ucapan Grace terhenti ketika Thomas menyelanya terlebih dahulu.
"Grace Hernandez, berkuliah di Victoria University of Wellington. Mengambil program studi ilmu sosial, hidup sebatang kara, dan bekerja part time sebagai waitress di Royal club. Bukankah aku benar, Nona?"
Grace menggeleng, perasaannya mendadak cemas. Gadis itu benar-benar terkejut dengan sosok pria di depannya ini.
"Ah tidak hanya itu, kau bahkan akan di keluarkan dari kampusmu jika dalam tiga hari kedepan tidak membayar uang kuliahmu yang sudah menunggak. Kau juga harus membayar yang sewa tempat tinggalmu yang sudah menunggak 5 bulan, benar bukan?" Thomas menyeringai melihat wajah panik Grace.
"B-bagaimana, Anda bisa mengetahuinya?"
Thomas terkekeh, pria itu meliput kedua tangannya di depan dada.
"Aku bisa mengetahui semuanya, Grace, dan aku bisa membantumu dalam hal ini. Bahkan kau bisa mendapatkan uang lebih untuk membayar kuliah dan sewa tempat tinggalmu, tetapi dengan sebuah tawaran. Karena di dunia ini tidak ada yang gratis," ujar Thomas dengan seringai di bibirnya, tubuh Grace menegang. Dalam hidupnya baru kali ini ia di buat terkejut dengan kehadiran sosok asing yang tiba-tiba saja seperti penguntit.
"A-apa tawarannya?"
Thomas tersenyum tipis, pria itu mendekati Grace. Membuat gadis itu menahan nafasnya ketika wajah Thomas sangat dekat dengan wajahnya.
"Naiklah ke kamar 309, habiskan malam panas bersama Tuan Jordan Rodriguez. Akan aku pastikan kau mendapatkan 500 juta hanya dalam sekali memuaskannya," bisik Thomas.
Deg!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
L I D Y A
Kesini dan download karna penasaran sama season 1 nya 😀 walaupun lebih dluh saya baca yg season 2&3 nyaa . 🫶🏻🫶🏻
2024-11-03
0
Obie Agoes Arra
sama
2024-07-01
0
hartatik hartatik
mampir...saya bc yg season 2 difizzo
2024-06-06
1