Terpaksa Berjumpa

Megan dan Julia berjalan ke arah ruang makan setelah seorang pelayan menjemputnya di dalam kamar mereka. Dua orang wanita bersaudara itu datang dengan menggunakan gaun yang sungguh mewah dan mahal.

Tak jauh berbeda dengan Sienna dan juga Justin, mereka datang dengan tampilan yang sama. Pakaian mahal dan elegan tampak sangat pas di tubuh mereka.

Michael menggenggam tangan wanita cantik itu menuju ruangan makan sedangkan Justin berjalan di belakang mereka bersama dengan Nicholas Smith.

Sienna begitu sangat kaget melihat keberadaan Megan Robinson di dalam ruangan itu. Ia pikir mereka berdua tidak akan bertemu secepat ini. Ia pun melepaskan genggaman tangan Michael dan segera menghampiri ibu mertuanya itu.

"Aku ingin menyapa ibumu Mike," ucap Sienna saat Michael tak ingin melepaskannya.

"Ah iya baiklah sayang. Aku akan menemani dirimu," ucap sang suami mengizinkan seraya mengikuti langkah Sienna.

"Hai Nyonya, apa kabarmu?" sapa Sienna seraya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Megan.

"Aku baik seperti yang kamu lihat," balas wanita paruh baya itu tanpa ekspresi. Ia pun menyambut tangan dan memeluk Sienna dengan wajah datar tanpa senyum.

"Selamat datang kembali di Mansion kami pelayan," bisiknya sarkas. Sienna langsung merasakan perasaan tak nyaman di dalam hatinya.

"Kamu sangat cantik tapi kedudukanmu tak akan berubah. Pelayan tetaplah pelayan sejauh manapun kamu memoles dirimu," lanjut Megan seraya melepaskan pelukannya pada Sienna.

Wanita muda beranak satu itu tersenyum lalu berucap, "Terimakasih banyak dan semoga kamu selalu sehat."

"Tentu saja aku akan selalu sehat jika tak ada kuman atau virus yang berkeliaran di sekitar hidupku," ucap Megan dengan wajahnya yang angkuh. Sienna berusaha untuk tidak perduli meskipun ia sedikit tersinggung.

Michael dan Julia menarik nafas lega karena dua wanita berbeda usia dan berbeda latar belakang itu bisa tampak akrab dan baik-baik saja.

Sienna sendiri berusaha untuk tetap baik-baik saja meskipun ia tahu perkataan Megan sebenarnya sengaja menyindirnya. Ia pun segera mengarahkan pandangannya ke arah Julia dan memeluk adik kandung dari ibu mertuanya itu.

"Hai bibi Julia, apa kabarmu?" ucap Sienna seraya memeluk wanita paruh baya itu. Julia tersenyum kemudian meraih tubuh Sienna kedalam pelukannya.

"Aku sangat senang kita bisa berjumpa lagi denganmu Sienna. Aku sangat merindukanmu sayang," ucap Julia seraya mencium pipi wanita cantik itu.

"Aku juga bibi," jawab Sienna tersenyum dengan hati yang sudah berubah sangat senang.

"Aku Justin Nyonya, senang berjumpa denganmu," ucap Justin ikut memperkenalkan dirinya dengan sopan. Ia membungkukkan badannya hormat layaknya seorang pria dari kalangan bangsawan, padahal memang, hehehe.

"Oh hai Justin. Senang berjumpa denganmu juga," ucap Julia dengan senyum lebar diwajahnya. Ia pun meraih anak itu dan menciumnya.

"Sapa granny mu Justin, ia pasti sangat senang kalau kamu datang memeluknya," bisik Julia seraya menunjuk Megan dengan sudut matanya.

"Oh ya?"

Justin pun segera menubruk Megan dan memeluknya.

"Halo granny, aku Justin. Aku sudah lama ingin bertemu denganmu," ucap anak itu dengan wajah yang sangat senang. Megan yang sejak tadi sangat jengkel dan marah pada Michael kini merasakan dadanya bagai tersiram air yang sangat dingin saat bertemu tatap dengan sang cucu.

Anak yang bernama Justin ini kenapa sangat manis dan begitu mirip dengan Michael saat anak ini seumuran dengan putranya 27 tahun yang lalu. Tingkahnya sama dan sangat mampu membuat hatinya sangat senang.

"Hai Justin, aku adalah granny mu sayang. Apakah kamu tahu kalau kamu sangat tampan?" ucap Megan dengan senyum diwajahnya. Ia agak merendahkan posisi tubuhnya agar bisa sejajar dengan anak tampan itu.

"Tentu saja granny. Aku sudah tahu hal itu sejak dua tahun yang lalu karena Mommy Sienna sudah memberi tahukan padaku," jawab Justin dengan wajah bangga dan sedikit sombong persis seperti Michael waktu masih kecil.

"Hahaha!" semua orang tertawa dengan jawaban anak itu termasuk Megan Robinson.

"Terimakasih banyak mama, kamu baik sekali," ucap Michael ikut menimpali. Megan tak membalas, ia hanya mengarahkan pandangannya ke arah lain.

Ia tidak mau anaknya itu mencurigainya kalau hatinya tidak baik-baik saja pada keadaan yang sangat tiba-tiba ini. Hatinya masih merasa campur aduk.

"Mari kita makan malam sekarang!" ucap Megan mengalihkan perhatian semua orang seraya melangkahkan kakinya ke arah meja makan.

Semua orang saling bertatapan seraya mengangkat bahu mereka. Setelah itu mereka langsung menuju ke arah meja makan. Beberapa tamu pun datang dari keluarga dekat.

Ada Jeremy dan juga istrinya, putra dan menantu Julia yang baru datang dan beberapa kerabat lainnya.

Acara makan malam untuk merayakan pernikahan Michael dan Sienna pun cukup meriah. Meja makan yang lumayan besar itu penuh.

Hidangan yang sangat banyak dan mewah sudah tersedia di atas meja. Para penghuni rumah satu persatu datang dan kemudian duduk di depannya untuk menikmatinya.

Megan dan Julia sudah duduk berdampingan sedangkan Michael duduk di ujung meja, dan di sisi kiri dan kanannya ada Sienna dan Justin.

Tamu yang lainnya mengambil posisi masing-masing kemudian mereka pun memulai acara makan malam itu dengan khidmat dan sukur.

Setelah acara makan malam selesai. Musik lembut pun berbunyi untuk mengiringi acara malam itu.

Mereka semua berdansa dengan pasangan masing-masing. Michael menjemput Sienna ke tengah-tengah ruangan dan mengajaknya berdansa diantara pencahayaan lampu yang temaram.

"Aku tidak bisa berdansa Tuan," ucap Sienna saat pria itu merengkuh pinggangnya yang ramping.

"Aku akan mengajarimu sayang," jawab Michael tersenyum.

"Letakkan saja tanganmu di bahuku dan kita akan melangkah bersama, okey?" senyum Michael.

Sienna pun mengangguk pelan kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Michael. Tapi ia tetap saja kesulitan karena kakinya selalu menginjak kaki pria itu.

Dan, bukan hanya itu. Ia juga belum berani berada dalam posisi yang sangat dekat dengan pria itu. Meskipun ia sudah bisa menekan rasa traumanya tapi ia belum bisa berlama-lama dalam posisi yang sangat intim seperti ini.

"Aku akan duduk saja, maafkan aku Tuan," ucap Sienna pada akhirnya. Michael nampak kecewa tapi ia tidak akan memaksa. Mereka pun kembali duduk di sofa dan menyaksikan beberapa pasangan berdansa.

"Sudah aku bilang, pelayan tetaplah pelayan, kamu tidak akan pernah bisa memasuki keluarga kami meskipun kamu memaksakan dirimu Sienna!" geram Megan di telinga wanita itu saat Michael sedang berlalu ke toilet.

Sienna hanya tersenyum.

"Apa kamu dengar aku?" tanya Megan dengan wajah yang sangat kesal karena Sienna tak membalasnya.

🍁🌺

*Tobe Continued.

Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?