Karena rekayasa dari sang ibu membuat Rayan tega menghianati Istri tercinta nya, pernikahan kedua nya sudah berjalan tiga tahun namun keduanya tak kunjung di karuniai seorang anak, dokter berbohong dan mengatakan kalau Istri nya mandul.
Rayan tergoda dengan Erika yang merupakan sahabat istri nya sendiri, keduanya memiliki keinginan yang sama hingga keduanya tega bermain curang di belakang Agis.
Agis tidak menduga kalau Rayan tega selingkuh dengan sahabat nya sendiri, padahal Erika adalah orang yang Agis percaya dan sayangi?
"kenapa harus sahabat ku yang kamu jadi kan madu?"
sanggupkah Agis lepas dari Rayan yang bersikukuh untuk tetap menggenggam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manusia bodoh.
Hari berlalu, Minggu berganti....
Rayan masih bisa merahasiakan hubungan nya dengan Erika, sore ini Erika berkunjung ke rumah untuk makan malam bersama sesuai ajakan Agis.
Rayan berusaha untuk bersikap adil pada kedua istri nya itu, namun tetap tak ingin Agis tahu tentang hubungan nya dengan Erika.
Agis termangu saat Devita masuk ke dalam rumah dengan wajah tidak ramah, Rayan langsung menghampiri mereka yang berada di ruang keluarga.
"Gimana kabar kalian ?"
tanya Devita duduk di hadapan Agis dan Erika yang termangu.
"hum, baik....! ibu dari mana?" Tanya Agis dengan hormat tak peduli dengan sikap nya yang kurang bersahabat.
"Dari rumah teman, Ibu bawa ramuan herbal untuk kesuburan kandungan kamu agis. teman ibu bawa ramuan itu dari jepang dan kamu harus mencoba nya karena ibu ingin segera punya cucu !"
Ujar Devita membuat Agis terpaku mendengar ungkapan Devita penuh harapan.
"Ya Bu, nanti Agis minum!!"
jawab Rayan mengambil paper bag tersebut.
"Terima kasih !" ucap Agis lirih lalu menoleh ke arah Rayan yang merangkul pundak nya.
"ya lah kalian harus coba dan terus berusaha, bagaimana kalau sampai kalian tidak punya anak ? sementara keluarga butuh penerus, kamu tahu kan kalau Rayan itu anak ibu satu satu nya !"
Rayan menoleh pada Erika yang juga ikut terpaku.
"Ya, Agis dan bang Rayan juga sedang berusaha Bu !" jawab Agis pelan.
"Ya sudah ibu langsung pulang...!"
ujar Devita meninggal kan mereka setelah melirik sekilas ke arah Erika.
"Kamu sabar ya gis!"
Agis menoleh pada Rayan yang merangkul pundak nya, keadaan itu selalu membuat sesak, tapi ia tidak bisa berbuat banyak karena sudah berusaha sebisa nya.
Ingin tersenyum dalam hati namun Erika urungkan, kalau saja Agis tahu yang sebenarnya mungkin keadaan akan semakin menyakitkan.
Erika terlanjur jahat dan mengharapkan Rayan hanya untuk nya sajalah.
Rayan tertegun melihat kedua nya, apa sebaiknya ia memberi tahu sang ibu tentang hubungan nya dengan Erika, sebentar lagi kandungan Erika mencapai empat bulan.
"Ya sudah kita lanjut makan !"
Agis tak sadar kan kalau Rayan merangkul pundak keduanya.
"Sudah jangan pikirkan tentang Ibu, kita kan sudah berusaha !"
"ya, seharusnya kamu tetap ikut program hamil bang !"
sergah Agis membuat Rayan termangu sendiri, Erika memalingkan wajahnya dari Agis.
**
Siang ini jadwal si kembar imunisasi, sang ibu meminta Ibra untuk ikut serta ke rumah sakit menyaksikan dua buah hati nya imunisasi.
"Kamu engga sibuk kan ?"
Ibra menggeleng mendorong salah satu bayi nya.
Sang ibu mengatakan pada Ibra untuk segera mencari pengganti Azizah karena si kembar butuh seorang ibu, tapi Ibra menolak karena ia masih sangat mencintai Azizah.
Ibra mengerutkan kening nya saat melihat Rayan bersama seorang wanita, tapi bukan Agis, dan mereka duduk di depan ruang dokter kandungan. Ibra ingat betul kalau pria itu adalah suami Agis.
Ibra semakin heran saat melihat Rayan merangkul pundak perempuan itu dan bersandar pada tubuh nya.
"Apa mungkin suami Agis selingkuh ?"
Ibra memalingkan wajahnya saat Rayan menoleh ke arah nya.
setelah kejadian di Brunei, Ibra tidak pernah bertemu dengan Agis, ia benar benar sibuk dan tidak sempat datang ke kafe, padahal ia sudah janji untuk mengganti uang nya.
Ibra masuk bersama Aisyah membawa Sava dan Marwah, namun pikiran nya tidak lepas dari Rayan dan perempuan tadi.
Setelah selesai Ibra keluar dan tidak melihat kedua nya duduk di kursi tunggu, mungkin mereka sudah pulang lebih dulu.
"Ada apa Ibra ?"
tanya Aisah memindai wajah Ibra seperti tengah mencari sesuatu.
"hum enggak Bu, ya sudah kita langsung pulang !"
Ajak Ibra mendorong salah satu putri nya.
Ibra penasaran lalu berencana menemui Agis di kafe setelah ia mengantar kan sang ibu kerumahnya.
Satu jam berlalu Ibra sampai dan langsung masuk ke kafe, saat jam makan siang kafe tersebut selalu ramai. selain harganya pas di kantong makanan nya pun enak enak.
Ibra duduk tertegun melihat Agis duduk bersama pemain musik kafe itu, ini dua kali nya ia melihat Agis memegang mikropon.
......................
(Manusia bodoh_Ada band)
Dahulu terasa indah
Tak ingin lupakan
Bermesraan selalu jadi
Satu kenangan manis
Tiada yang salah
Hanya aku manusia bodoh.
Yang biarkan semua
Ini permainan ku berulang-ulang kali
Mencoba bertahan sekuat hati
Layaknya karang yang dihempas sang ombak
Jalani hidup dalam buai belaka
Serahkan cinta tulus di dalam takdir
Tak ayal tingkah lakumu
Buatku putus asa
Kadang akal sehat ini
Tak cukup membendungnya
Hanya kepedihan Yang selalu datang menertawakan ku
Dia belahan jiwa Tega menari indah
di atas tangisanku
Mencoba bertahan sekuat hati
Layaknya karang yang dihempas sang ombak
Jalani hidup dalam buai belaka
Serahkan cinta tulus di dalam takdir
Tapi sampai kapankah
Ku harus menanggungnya?
Kutukan cinta ini
Semua kisah pasti ada akhir
Yang harus dilalui
Begitu juga akhir kisah ini
Yakin ku indah
Mencoba bertahan sekuat hati
Layaknya karang yang dihempas sang ombak
Jalani hidup dalam buai belaka
Serahkan cinta tulus di dalam takdir
Tapi sampai kapankah
Ku harus menanggungnya?
Kutukan cinta ini
Bersemayam dalam kalbu.
......................
Lagu yang di nyanyikan selalu menyentuh hati, Agis membawa kan dengan penuh penghayatan, seperti seseorang yang tengah merasakan apa yang ada pada lirik lagu.
Ibra senyum saat netra nya bertemu dengan Agis, perempuan itu langsung termangu kemudian melempar senyum saat sadar akan kehadiran pria misterius itu. cukup lama mereka tidak bertemu sejak kejadian di Brunei, dan tiba tiba saja pria itu muncul kembali.
Agis langsung menghampiri Ibra, walau bagaimanapun pria itu pernah berjasa menolong nya di Lautan.
"Halo mas, kemana saja ?!"
tanya Agis dengan ramah sambil mengulum senyum.
"Apa kamu berharap aku datang?"
Tanya Ibra membuat agis terkekeh kecil lalu duduk di hadapan nya.
"Dasar hantu....!"
jawab Agis lalu menoleh ke arah kedua orang tuanya yang baru datang.
"Terima kasih untuk pertolongan nya waktu itu ?"
Ibra menoleh ke arah Rayan dan Erika yang baru saja tiba.
"hanya terima kasih ?"
tanya Ibra sengaja mengalihkan perhatian Agis dari mereka berdua.
"maksudnya ?"
Tanya Agis lalu duduk saat Ibra menyuruh nya untuk duduk.
"tidak aku hanya bercanda, suara kamu bagus!!"
"terima kasih....!"
Agis mengulas senyum.
"Aku datang untuk membayar hutang !"
Ibra menyodorkan ponsel nya pada Agis.
"tulis nomor rekening mu!"
Titah Ibra membuat Agis menyunggingkan senyuman.
"tidak ak usah mas, aku bilang tidak perlu !"
Agis menoleh ke arah Rayan yang duduk bersama Erika.
"hum ya sudah, itu suami ku datang ! pesan makanan apa saja, gratis untuk hari ini untuk mas Ibra, anggap saja sebagai rasa terima kasih ku karena mas Ibra sudah menolong Agis waktu itu !"
ujar Agis lalu menghampiri mereka berdua.
"Agis kamu dari mana ?"
Tanya Rayan duduk bersama Erika menoleh ke belakang dimana Ibra berada.
Agis tertegun karena Rayan tidak pernah lagi memanggil nya sayang.
"kalian dari mana ?"
tanya Agis duduk di hadapan Rayan dan Erika.
"Dari kantor kita sengaja datang untuk makan siang di sini !" jawab Rayan kemudian mengambil laptop nya, padahal mereka sehabis memeriksa kandungan Erika.
Agis memindai wajah Erika yang terlihat sedikit cabi, tubuh nya juga sedikit berisi.
"Ya sudah kalian pesan saja !"
Jawab Agis lalu beranjak dari duduknya.
Ibra memperhatikan Rayan dengan perempuan itu, seperti nya mereka memang ada hubungan spesial dan Agis tidak tahu.
Agis menoleh ke arah Rayan yang tengah membuka laptop nya bersama Erika. Keduanya terlihat tengah memperhatikan sesuatu dengan seksama, Rayan tersenyum senang ke arah layar laptopnya.
Hanya Ibra yang tahu apa yang sedang mereka lihat karena Ibra duduk di belakang mereka, Ia bisa melihat kenapa keduanya tampak bahagia.
"hum kasihan mereka mempermainkan Agis, mereka bermain curang di belakangnya!"
gumam Ibra paham apa yang terjadi dengan mereka bertiga.
bersambung...
terima kasih yang sudah mampir 😍😍😍