NovelToon NovelToon
Menikahi Anak Kyai

Menikahi Anak Kyai

Status: tamat
Genre:Teen / Romansa-Percintaan bebas / Tamat
Popularitas:197.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Amanda Ferina

Azalea Nazira Al-Basyir, wanita yang berjiwa bebas dan tak kenal basa-basi, sering kali membuat orang-orang di sekitarnya kewalahan menghadapi kelakuannya.

Berbeda jauh dengan Zehaan Akbar Al-Asshofi, pemuda 25 tahun yang berasal dari keluarga terpandang dan merupakan pewaris pondok pesantren Darunnajah.

Suatu malam tahun baru di Bandung, Zehaan mengalami kejadian yang di luar dugaannya. Ia dijebak oleh teman sendiri dan tanpa sadar terlibat dalam sebuah insiden yang mengubah hidupnya dan hidup Azalea. Peristiwa itu membawa aib besar bagi keluarga Zehaan.

Zehaan tak sengaja melecehkan seorang wanita yang tak lain adalah Azalea. Akibat kejadian itu Azalea harus menerima perawatan pisikologi dan Zehaan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan dihukum cambuk dan dinikahkan dengan Azalea untuk menghilangkan aib keluarga tanpa sepengetahuan Azalea.

Apa reaksi Azalea saat mengetahui jika dirinya sudah 1 tahun menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Di dalam kamar hanya ada Lea. Ia tidak ikut pengajian di masjid karena sedang mendapatkan tamunya.

Emosi Lea tidak stabil dan itu lumrah untuk seorang wanita yang sering mendapatkan tamu bulanan seperti itu.

Lea membuka lemari dan membongkar tas Dora dan Nia mencari makanan dan ia harus menghela napas kecewa karena tidak menemukan apa-apa.

"Pengen masak takut asrama yang matang bukan makanannya," keluh Lea dan mendesah kecewa. "Kenapa gue gak bisa masak. Kenapa gue ditakdirkan seperti itu?"

"Itu karena diri lo sendiri bego," ujar suara batin Lea berteriak.

"Bodoh amat yang penting yang salah itu takdir bukan gue," ucap Lea tak mau kalah.

Lea mengambil mangkuk dan mengamatinya lamat-lamat. Ia menaruh mangkuk itu di kepalanya lalu melamun di pinggir jendela.

"Gabut banget gue di sini. Di masjid bosan di rumah bosan. Plis gue rindu dugem."

Lea mengercutkan bibirnya dan meletakkan mangkuk di kepalanya tadi ke tempat asal.

Ia berjalan ke pintu luar dan duduk di tengah-tengah pintu sambil menghela napas panjang.

Pemandangan pesantren memang indah tapi bagi Lea sangat bosan hanya itu-itu saja. Lea masih tidak mengerti kenapa orangtunya mengirimkan dirinya ke pesantren dan lihat sudah satu bulan dia berada di pesantren, perubahan apa yang ada pada dirinya?

"Bunda keknya bakal nyesel." Lea berdiri dan menutup kembali pintu kamar asrama.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Lea. Wanita itu menarik napas panjang dan dengan malas membuka pintu.

"Cepat banget lo pulangnya Dora. Kabur lo ya?" tanya Lea dengan mata terpejam karena hanya untuk membuka sedikit kelopak matanya saja Lea mager banget. 

"Assalamualaikum." Suara lembut yang menyeruak di telinga Lea membuat cewek itu tersadar dan cepat membuka matanya lalu terbelalak saat melihat seorang wanita cantik yang diyakini Lea adalah salah satu santri junior di pesantren ini.

Lea menggaruk tengkuknya dan tersenyum canggung, pasalnya ia tak mengenakan hijab sementara wanita di depannya begitu sopan pakaiannya.

Lea merasa jika pemandangan ini adalah gambaran antara surga dan neraka.

"Eh bidadari. Wa'alaikumussalam," ucap Lea canggung.

Perempuan itu sangat ramah dan tersenyum lebar membuat Lea terpana kepada kecantikan yang dimiliki oleh santriwati tersebut.

"MasyaAllah, udah cantik, baik, sopan lagi. Kalah sama gue, sifat gue sama kek ucapan gue hari-hari, kek anj," batin Lea bergejolak merasa minder.

Meskipun Lea sangat cantik, sebagai wanita lumrah pada umumnya ia sering merasa insecure. Kata insecure baru-baru saja trend dan membuat orang lupa bersyukur, salahkan musim Corona beberapa tahun lalu hingga merubah seluruh dunia dan membuat orang kenal kata insecure.

"Keknya jaman Corona seru juga deh." Pada saat itu Lea masih SD ingin masuk SMP. "Kagak ada sekolah njer, libur kite dua tahun.." Lea membayangkan masa itu yang sudah berlalu. "Moga ada kejadian kek gitu lagi biar kita bisa libur."

Semua itu batin Lea yang berucap. Lamunannya membuat Lea berkhayal terbang tinggi dan telah melintasi Bima sakti.

"Teteh," ucap santriwati itu sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Lea.

Lea terkejut dan tersenyum kaku kepada santriwati tersebut. Ia menyapa balik santriwati yang tak Lea ketahui namanya dan ada keperluan apa menyapanya.

"Hai!! Hehe ngapain di sini?" todong Lea.

"Teteh yang bernama Azalea Nazira Al-Basyir?"

"Kok tau nama lengkap gue?"

Santriwati itu keheranan dengan nada bicara Lea yang berbeda dengan santri biasanya.

"Eh maaf, maksudnya kok tau nama saya?"

"Teteh, ini ada titipan tadi dari hamba Allah. Buka aja ya Teh, semoga teteh suka," ujarnya dan menyerahkan kado yang ada di tangannya kepada Lea.

Dengan raut bingung Lea mengambil kotak tersebut dan menatap ke depan.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, kok buru-buru?"

"Maaf Teh ada urusan sebentar," ucap si santriwati dan berjalan cepat.

Lea mengerutkan keningnya merasa ada yang janggal. Ia melirik kotak yang ada ditangannya. Kira-kira siapa yang telah memberikan kotak tersebut padanya.

"Zaman gini masih ada kado-kadoan begini?" tanya Lea sambil menghela napas panjang.

Ia pun duduk dan mengunboxing kado tersebut. Kira-kira siapa yang telah mengirimkan kado untuknya.

"Kado apaan nih? Ternyata banyak juga fans gue di pesantren. Anjay, secara kan gue tuh cantik dan menarik. Ditambah gue tuh idaman banget makanya pada fans. Kalau gini kan ada faedahnya juga gue mondok, mayan buat pamer ke Dinda dan Yessa," bangga Lea kepada dirinya sendiri. Lea pun tidak habis pikir ternyata setalah bertahun-tahun ia memiliki fans juga.

Ketika kado itu telah dibuka.

"Bagus amat dah mukenanya, nih juga bagus banget dah sajadahnya. Wih ada Al-Qur'an juga ternyata? Ih waw ternyata masih ada. Anjay ini gamis Cok, seketika gue mendadak solehot," ucap Lea kagum dengan hadiah tersebut. "Tapi kira-kira sape njay yang kirim beginian, kek gak ada kerjaan aja."

Lea menggelengkan kepalanya dan berdecak. Saat mengangkat kotak itu ia melihat ada surat yang jatuh.

Jangan lupa ibadah yang cantik. Auratnya ditutup juga yah cantik, cantik-cantik makin cantik lagi kalau taat kepada Allah.

"MASYAALLAH TYPING NYA. WOY NIKAHINN GUE CEFATTT.. INI TERLALU GEMOY SAYA TIDAK KUAT!! HELP BUNDA!! JANTUNG ANAK MU TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA!" teriak Lea salting di dalam asrama.

Sementara seorang pria yang berdiri di luar asrama tersenyum mendengar teriakkan Lea.

"Saya senang kalau kamu suka. Saya harap kamu juga bakal suka saya."

_______________

Lea tak henti-hentinya senyam-senyum sendiri sampai membuat Nia dan Dora kebingungan.

Nia dan Dora saling pandang dan sama-sama bergidik bahu tidak mengetahui setan mana yang telah menyatu dengan Lea atau Lea sendiri setannya.

"Temen kamu kenapa?"

"Mana gue tau woy, sumpah tuh bibir, gue doain dah robek, dari tadi senyum mulu."

"Gibahin orang itu dosa!" teriak Lea yang mendengar gosipan teman sekamarnya.

"Ye tau, tapi kalau elo yang digibahin mah halal. No counter!!"

"Woy!!" teriak Lea tidak terima.

"Kenapa dek? Gak terima dek? By one kita dek!"

"Njay anak efef!!"

"Mantan," sela Dora.

"Udah-udah," tengah Nia. "Sekarang Nia mau tanya, kenapa Lea dari tadi senyum."

"Abis dapat siraman rohani, katanya senyum ibadah." Padahal nyatanya Lea terus tersenyum karena baper dengan tulisan.

"Tapi masalahnya yang ibadah itu senyum ama orang. Kalau elo senyum sama sape? Sama dedemit?"

"Iye. Dedemit nya kalian."

Dora kehabisan kata-kata dan teridam. Ia harus memendam rasa kesal jauh di dalam lubuk hati terdalam.

"Oke gue kalah."

"Tau ah bosan, gue mau ke tempat Gus Zheaan. Mau ngembaliin bajunya dia."

Lea mengambil baju Koko gus Zheaan yang dipinjamkan oleh cowok tersebut saat Lea menyusup ke tempat santri cowok.

"Hah baju gus Zheaan?" gumam Nia tidak percaya. Dia melihat baju Koko yang sudah digosok dan dicuci sepenuh hati yang ada ditangan Lea.

"Jadi itu baju gus Zheaan? Gue kira baju santri cowok."

"Lea jadi itu benar baju gus Zheaan? Kok bisa ada di kamu?" tanya Nia penasaran. Siapa yang tidak penasaran pasalnya gus Zheaan menjadi idaman para santriwati, dan hal mengenai dirinya menjadi hot news yang menarik dikalangan santri putri.

"Yoi ini baju gus Zheaan. Makasih Nia udah nycuiin sama gosokin baju gus Zheaan. Heheh gue malas ngurusin baju orang ngeselin kek gus Zheaan."

"Kok bisa ada di kamu?"

"Panjang ceritanya. Ntar aje, gue mau ke tempat gus Zheaan dulu mo balikin. Ntar dia ngamuk."

"Bentar." Dora memandang Lea sebab ia merasakan ada aura yang berbeda. "Lo gamis baru ya? Beli di mana lo?"

"Dapat misteri box dari langit ges. Jangan iri ya gaes ya."

Lea pun pergi begitu saja meninggalkan dua temannya yang masih bingung melihat Lea.

"Kayaknya cuman Lea yang beruntung bisa selalu sama gus Zheaan." Seketika wajah Nia murung.

"Apa kita harus kaya Lea dulu baru bisa dekat dengan gus Zheaan?"

Lea berjalan mengikuti naluri hatinya. Ia ingin menikmati setiap waktunya yang Lea lewati.

Saat di jalan Lea tak sengaja bertemu Rafkha keluar dari ruangan Zheaan.

"Rafkha!"

Rafkha yang mendengar suara tidak asing tersebut lantas menoleh ke arah Lea dan mengernyitkan keningnya.

Rafkha tak ingin lagi memiliki masalah dengan Lea. Ia buru-buru pergi.

"Rafkha."

Ting

Lea mengedipkan matanya genit pada Rafkha. Mitosnya kedipan Lea adalah kedipan maut hingga para pria dengan suka rela jatuh dalam dekapan Lea. Sontak Rafkha kaget dan segera meninggalkan TKP.

"Woy gue bukan virus anjay. Gak perlu lari!"

"Lea, mulutmu dijaga."

"Eh, Gus."

"Assalamualaikum."

"Eh, Wa'alaikumussalam. Eh Gus kenapa bisa ada di sini?"

"Seharusnya saya yang tanya kenapa kamu bisa ada di sini?"

"Gak tau Gus."

"Astaghfirullah." Zheaan menatap Lea dari atas hingga ujung kaki. Diam-diam ia menyunggingkan senyum melihat pakaian Lea.

"Eh, Lea lupa mau balikin baju Gus kemarin."

Lea menyodorkan baju yang sudah dilipat rapi.

Zheaan mengambil baju tersebut dan menatapnya cukup lama. Ia menghirup dalam aroma bunga yang keluar dari baju tersebut. Sangat menenangkan.

"Wih harum kan Gus? Gus aja candu apalagi saya."

"Hm."

"Harum bangetlah, apalagi yang cuci si Nia."

"Hah?" Sepertinya Zheaan terlalu berharap. Ia tak menyangka dugaannya salah. Ternyata bukan Lea yang mencuci dan menggosokkannya. "Lain kali harus kamu."

"Kok maksa?"

"Terserah saya."

"Aneh," ucap Lea sambil melirik Zheaan heran.

______________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA

1
Den Gendhis
cerita nya bagus, pembahasaannya ini kok g pantes amat ya
Amallia 1
novel sebagus ini hiksss
Defi
Jangan terlalu dalam mencintai manusia, sejatinya hati manusia bisa terbolak balik.. Sikap kalian berdua Dora dan Nia jauh dari kata sahabat dengan Lea.. Seharusnya kalian ada disisi Lea bukan menjauhinya.. Proses Lea hingga menjadi istri Gus juga sangat pahit
Defi
Uda saatnya semua penghuni asrama di pesantren tahu status kalian.. Ustazah Alma kok jadi sensi ya sama Lea, cemburu ya sama Lea karena lagi berduaan sama Gus Zheaan 😜😅
Defi
Ya salam Dora 🤦‍♀️🤣
Defi
Alhamdulillah, Lea bisa menerima dengan lapang dada
Defi
Gus akhirnya terbuka juga sama Rafkha..
Defi
ada aroma2 hati panggang nih a.k.a terbakar cemburu
Defi
🌹
Defi
Ciee, ada yang gosong ini tapi bukan makanan melainkan hati 🤭😁
Defi
Lea kamu polos atau gimana masak ga nyadar dengan sikap Zheaan
Defi
Gimana gak muntah ya Gus, diputar2 alhasil jadi mual perut serasa diaduk2 😅🤣🤣
Defi
Sesak banget ya Gus Zheaan, didepan mata tapi ga bisa jujur 😥
Defi
Masi syukur kalian nggak ditelan bulat2 sama Gus Zheaan, masa cerita mantan depan istrinya😅
Defi
Astaghfirullah Le 🤦‍♀️🤦‍♀️
Defi
Lea somplak, bahagianya ga bisa diungkapin dengan kata2 ya Le 😅🤣🤣
Defi
Sabar banyak2 punya istri dengan tingkat somplak yg hakiki 😅
Defi
Haikal teman lakna.t. teman sendiri dikerjain 😱
Defi
👍 thor..
jackson
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!