Kyra Queensha, seorang dokter muda yang ditugaskan di sebuah desa lereng pegunungan menggantikan pendahulunya yang dipindah tugaskan karena hampir memasuki masa pensiunnya.
Kyra yang terbiasa hidup di hingar bingar keramaian kita, juga sifat Kyra yang sedikit arogan agak menyulitkan dia untuk beradaptasi dengan kesahajaan dan kearifan lokal penduduk desa tersebut.
Akankah Kyra bertahan ditempat yang sangat bertolak belakang dengan kesehariannya tersebut walau sudah bertemu dengan petani yang mencuri hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anie_laks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Birawa
Hari telah malam ketika Kyra sampai d rumahnya di kota B, setelah menempuh dua jam lebih perjalanan, Papa dan mama Kyra telah kembali dari perjalanan bisnisnya dua hari yang lalu, mereka telah menunggu kedatangan anak gadisnya yang sudah sekitar sebulan tidak bertemu.
Mobil Kyra telah masuk ke pekarangan rumah utama keluarga Birawa, Kyra menghentikan mobilnya tepat di halaman depan pintu rumahnya, lalu dipanggilnya driver keluarga Birawa yang sedang bercengkrama dengan security di pos jaganya, setelah driver itu mendekat Kyra meminta tolong untuk memarkir mobilnya ke dalam garasi, lalu gadis itu segera masuk kedalam rumah di mana kedua orang tuanya sudah menunggu kedatangannya.
"Mama, papa anak cantik kalian sudah pulang!" Seru Kyra saat baru melewati pintu utama.
"Queen! bisa tidak kalau masuk rumah tidak usah teriak-teriak, kaya dihutan saja!" Tegur mama Ratih saat Kyra sampai di ruang keluarga di mana mama papanya tengah duduk sambil menikmati teh dan camilan. Di rumahnya, Kyra selalu dipanggil Queen oleh penghuni rumah utama Birawa.
"Tidak bisa ma, kalau di rumah wajib teriak-teriak soalnya saat di luar rumah tidak bisa teriak." Jawab Kyra sambil mendekat kepada mamanya lalu memeluknya dengan erat, sementara papanya yang mendengar jawaban anak gadis kesayangannya hanya bisa gelengkan kepalanya.
"Mulai sekarang kurangi kebiasaan teriaknya, kamu sudah terlalu tua untuk teriak-teriak semaunya." Kyra dibuat terbelalak mendengar kata-kata mamanya.
"Mamaaa.. bisa-bisanya mama ngatain aku tua, aku baru mau masuk usia duapuluh enam beberapa bulan lagi ma, tega banget mama bilang aku tua!" Seru Kyra tak terima dengan guyonan mamanya, lalu ia bergelayut manja kepada papanya.
"Sudah, tidak usah manyun, mungkin mama kamu ingin kamu cepat nikah." Kata papa membuat Kyra berseru tak percaya
"What? Nikah? Sama kambing?!" Seru Kyra semakin merajuk
"Ya tidak apa kalau kamu mau sama kambing." Sahut mamanya serius membuat Kyra semakin sewot.
"Tahu begini mending tadi aku enggak pulang." Kyra merajuk, melihat hal itu kedua orang tua itu malah menahan tawanya.
"Sudah jangan ngambek gitu Queen, mama cuma bercanda, sensitif banget kamu tumben." Kata mamanya sedikit heran, lalu mendekati anak gadisnya yang sedang bergelendot manja kepada papanya.
"Mama kangen banget tahu, malah marah sama mama." Kata mamanya sambil memeluk Kyra.
"Queen juga kangen papa mama. Tapi tidak yang begitu banget, karena memang suasana kampung dengan keindahan alam dan kearifan lokalnya buat betah berlama-lama, bahkan aku suka lupa kalau papa mama sedang jauh di negeri orang ataupun di luar kota. Lain waktu mama papa mesti datang ke sana, pasti bakal betah dengan suasananya." Kata Kyra bercerita tentang suasana hati dan suasana di tempat tinggalnya yang baru.
"Syukurlah kalau kamu betah di sana, berarti hilang sudah Queen kita yang manja pa, sudah berganti menjadi dokter Kyra pemberani, yah walaupun jadi berkurang kangennya sama kita saat kita jauh pa." Kata mama dan hanya disambut tawa kedua orang yang disayanginya.
"Oma, opa aunty, Jes datang..!!" Tiba-tiba terdengar teriakan anak kecil dari arah ruang depan, sontak ketiganya berdiri.
"Jes..!!" Seru mereka berbarengan lalu bergegas menyambut kedatangan cucu pertama keluarga Birawa.
"Peluk aunty Jes!" Seru Kyra sambil merentangkan tangannya.
"No, sama oma saja Jes!" Seru mama Ratih tak mau kalah.
"Feeling papa, opa yang pertama dipeluk Jes." Kata papa dengan penuh keyakinan. Dan nyatanya memang Jes lebih memilih opa nya untuk dipeluk pertama kali
"Opaa, Jes kangen opa, lama tidak diajak jalan jalan opa dan oma." Kata anak berumur belum genap empat tahun itu sambil memeluk kakeknya dengan erat.
"Jesse mau jalan-jalan lagi sama oma? Sini peluk oma dulu!" Bujuk mama dengan iming-iming jalan-jalan, dan Jesse pun langsung menuju neneknya dan dipeluknya neneknya dengan erat.
"Hmmm cucu oma, cuma kalau ada maunya mau dipeluk oma." Kata mama Ratih sambil memciumi pipi gembul cucunya, sementara kedua orang tua Jes yang baru saja masuk kerumah begitu gembira dengan senyum mengembang melihat interaksi putranya dengan opa oma serta auntynya.
"Jes, aunty enggak dipeluk nihh??" Tanya Kyra memasang wajah imut melas untuk mencari perhatian keponakannya.
"Idih dek, najis banget muka kamu seperti itu!" Seru kakak Kyra yang bernama Krisna ayah dari balita Jesse.
"Biarin! buat cari perhatian ke anak kamu itu, nempel terus sama oma opanya, sama ontynya gak kangen.!" Kyra merajuk dibuat-buat masih dalam rangka cari perhatian Jesse.
"Iya deh, Jes peluk onty juga, tapi onty jangan nangis ya." ucapan lucu dan gemas yang keluar dari bibir imut Jesse membuat semua tertawa geli, bahkan Kyra yang tadinya akting ngambek tidak kuasa menahan tawanya. Lalu dipeluk dan diciuminya pipi gembul keponakannya itu, gemas.
"Iihh pinter banget sih kamu, siapa yang ajarin, hmm.." Kata Kyra sambil terus menciumi Jes.
"Stop cium onty, stop!" Seru Jes tapi Kyra tidak peduli dengan rengekan Jes, ia masih terlalu gemas untuk melepaskan ponakannya dari pelukannya.
"Besok onty ajak jalan, mau minta apa Jes onty beliin tapi onty masih mau peluk cium Jes." Kyra masih saja menggoda Jes, sampai akhirnya anak kecil itu menangis karena perlakuan gemas sang tante.
"Queen!! kamu itu selalu begitu, kalau Jes belum nangis pasti belum mau lepasin!" Seru mama sambil mengambil Jesse dari pelukan Kyra dan menggendong sambil mengelus kepala Jes.
"Sayang, nanti aunty Queen tidak usah diajak jalan ya, nanti Jes sama oma opa saja, biar aunty nakal ditinggal di rumah saja." Bujuk mama pada Jes agar berhenti menangis, dan ternyata bujukan omanya berhasil meredakan tangis Jesse. Terlihat Kyra kembali menggoda sang keponakan dan hendak berjalan mendekati, sontak semua menegurnya.
"Queen..!!!" Seru semuanya, dan Kyra pun urung menggoda keponakannya kembali.
Ya, Kyra mempunyai seorang kakak lelaki yang terpaut usia hampir tujuh tahun, kakaknya yang sudah menikah dengan Adhisti dan dikaruniai seorang anak lelaki tampan bernama Jesse Krisna Birawa, mereka tinggal di rumah sendiri tidak tinggal di rumah utama atas saran orangtua Krisna, walaupun Adhis saat itu tidak keberatan kalau harus tinggal dengan mertuanya, tetapi mama Ratih juga bersikeras agar mereka hidup mandiri, mama tidak mau membuat Adhis tidak nyaman bila harus hidup satu atap dengannya, dan akhirnya Adhis setuju tinggal di rumah hadiah pernikahan dari orangtua Krisna.
"Queen, bagaimana hubungan kamu sama kekasih kamu itu? Apakah belum ada niat untuk dibawa ke jenjang yang lebih serius?" Tanya mama Ratih saat mereka telah selesai makan malam.
"Entahlah ma, aku merasa akhir-akhir ini justru hubunganku dengan Dito ada dalam fase kritis." Jawab Kyra lesu sambil menghela nafas panjang.
"Kenapa bisa begitu?" Tanya mama penasaran.
"Sejak jabatan dia naik, kami jarang ada komunikasi, sepertinya dia menjauhi aku, aku cuma mau ikuti saja permainan dia sampai di mana, karena aku sudah berusaha menjalin komunikasi tetapi tak ada tanggapan balik dari dia, dan aku jadi seperti mati rasa sama dia." Cerita Kyra tentang hubungannya dengan Dito akhir-akhir ini.
"Mungkin kamu yang kurang sabar menghadapi dia nak, seorang yang baru naik jabatan memang selalu lebih sibuk dari biasanya." Kata mama, sementara yang lain hanya menyimak saja.
"Kurang sabar bagaimana ma, aku bahkan sudah menempatkan sabarku di level tertinggi, bahkan sampai sekarangpun aku masih bersabar ma, tapi entah kenapa aku merasa perasaanku kepadanya seolah luntur bukan malah makin kuat." Jujur Kyra.
"Kamu tidak main hati dengan penduduk di tempat dinas kamu kan nak?" Curiga mama.
"Kenapa tanya begitu ma?" Sahut Kyra.
"Ya, mama khawatir saja perasaan kamu ke Dito luntur karena kamu ada affair sama salah satu cowok di sana." Tebak mama
"Enggak lah ma, aku tetap ingat kalau aku sudah punya kekasih, lagian cowok di sana takut kalau mau godain aku, kecuali mas Aryo tuh, si cowok tengil kerjaannya godain Kyra terus." Jelas Kyra.
"Kenapa bisa begitu? Ooh atau jangan-jangan kamu tertarik sama Aryo itu ya?" Kyra yang tadinya serius malah dibuat tertawa dengan tebakan mamanya itu.
"Ha..ha.haa.. ma.. biarpun Queen dalam keadaan khilafpun tidak mungkin aku tergoda sama dia, orang nya sih gak yang jelek gitu, tapi ampun deh, kalian besok musti kesana biar tahu bagaimana lingkungan kerja Queen, aku gak bisa detail bercerita, kalau kalian lihat sendiri baru tahu bagaimana kalian akan menilai." Saran Kyra yang disetujui oleh mamanya.
"Oke, besok kita menginap di tempat kerja Queen ya pa, mama penasaran jadinya." Seru mama seperti tidak sabar, sementara yang lain hanya menanggapinya dengan helaan nafas panjang.
...****************...
aku suka ceritanya mengingatkan kita tentang kekuasaan ,jabatan dan sikap rendah hati terhadap seseorang
cerita ini ada sedikit pesan untuk kita bahwa diatas langit msh ada langit maka jgn kah kita bersikap sombong dgn apa yg kita punya
lanjut up lagi ya thor.
lanjut