NovelToon NovelToon
Pendekar Dewa Abadi

Pendekar Dewa Abadi

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:27M
Nilai: 4.9
Nama Author: adicipto

Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.

Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.

Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.

Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aura energi kematian

“Mustahil! Bagaimana dia bisa sekuat ini? Mundur cepat,"

Merasa bukan tandingan Ho Chen. Wang Dunrui mengajak teman temannya mundur. Wang Dunrui menoleh lagi kebelakang.

“Kamu akan menyesal," Wang Dunrui menunjuk Ho Chen, dan pergi dengan membawa temannya yang belum sadar.

Setelah mereka menghilang Ho Chen menarik nafas lega. Liu Wei segera menghampirinya.

“ Saudara Chen, kamu tidak apa-apa?" tanya Liu Wei dengan khawatir.

“ Aku tidak apa apa! mari kita pulang," Jawab Ho Chen dengan tersenyum lembut.

Liu Wei masih terpana dengan kekuatan Ho Chen. “Sekuat apa dia?" Batin Liu Wei.

Mereka segera meninggalkan bukit dan pulang kembali ke rumah Jian Heeng.

***

“Kurang ajar..! Siapa yang telah berani memukul anakku?" Wang Chunying memukul meja hingga terbelah, saat melihat anaknya datang dengan sempoyongan.

Wang Dunrui menceritakan semua kejadian, kecuali saat menghina guru Ho Chen. Wang Chungyng terlihat sangat geram.

“Di mana anak itu tinggal?" tanya Wang Cungying

“Aku tidak tau Ayah. Tapi sepertinya sekarang dia berada di rumah Senior Heeng!"

Wang Chunying segera pergi meninggalkan Wang Dunrui. “ ****** sekarang kamu bocah!" Wang Dunrui tersenyum puas.

Wang Chunying tidak mengetahui Siapa Ho Chen, karena saat pertemuan Wang Chunying berada di luar sakte.

Ho Chen dan Liu Wei tiba di kediaman Jian Heeng. Namun tidak melihat siapa-siapa. Saat sedang berusaha mencari, seorang wanita paruh baya datang menghampirinya.

“ Bibi!" Liu Wei memanggil wanita paruh baya itu sebagai Bibi. Wanita itu adalah Liu Yin.

“ Wei'er kamu dari ma..! Ah maafkan saya tidak melihat ju-junior Chen" saat ingin bicara Liu melihat Ho Chen dan langsung memberi hormat.

Liu Wei jadi bingung melihat sikap bibinya, kemudian dia bertanya tentang keberadaan gurunya, Liu Yin mengatakan kalau gurunya sekarang berada di kediaman Kang Jian.

“Baiklah Bibi Yin aku akan segera pergi ke paman Heeng. Apa Kamu ikut Wei'er?"

“Wei.. Wei'er!" Batin Liu Wei, dia mematung ketika mendengar Ho Chen memanggilnya Wei'er. Mukanya memerah Liu Wei memalingkan wajahnya karena malu sambil menggelengkan kepala.

“Baiklah aku pergi dulu. Sampai nanti," Ho Chen melambaikan tangan dan pergi.

" Ehe- ehem..! Hihihihi," Liu Yin yang melihat muka keponakannya tertawa kecil sambil menggodanya.

Muka Liu Wei semakin bertambah merah. Dia segera lari karena malu sudah ketahuan oleh bibinya.

Saat Liu Yin ingin beranjak pergi dia melihat orang yang sedang mendekat menggunakan ilmu meringankan tubuh.

“Senior Wang Chunying! Mau apa dia kesini?" pikir Liu Yin.

“Senior Chunying, ada perlu apa anda kesini.?" Liu Yin menyambutnya dengan tersenyum lembut.

“Kemana Saudara Jian Heeng?" tanya Wang Chunying dengan nada marah.

Liu Yin mengerutkan dahi. Tidak seperti biasanya Wang Dunrui semarah ini, kecuali sudah terjadi sesuatu.

“Saudara Heeng berada di kediaman Senior Jian!" Jawab Liu Wei dengan sedikit khawatir.

“ Lalu kemana setan kecil Ho Chen itu?"

Liu Yin langsung menahan nafas ketika menyebut Ho Chen dengan sebutan setan kecil. Bahkan Kang Jian tidak berani menatap muka Ho Chen.

“Senior Chunying, sebenarnya ada apa?"

“Kamu tidak perlu tau, tunjukkan saja dimana dia, Atau..!" Wang Chunying mengeluarkan aura energi kematian yang besar, membuat Liu Yin berkeringat dingin.

“Mereka semua ada di kediaman Kang Jian," Liu Yin terpaksa memberitahu keberadaan Ho Chen.

Setelah mendengar itu. Wang Chunying segera melesat pergi. Liu Yin menarik nafas panjang, dan segera pergi menemui Liu Wei, karena mungkin Liu Wei mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sesampainya di tempat Liu Wei, Liu Yin segera bertanya apa yang sudah terjadi. Kemudian Liu Wei menceritakan semua yang terjadi termasuk menghina dan merendahkan Feng Ying.

Liu Yin tidak bisa diam dengan tenang, tubuhnya gemetar, dan nafasnya sesak. Tidak dia duga Wang Dunrui berani menghina Feng Ying. Dan sekarang Wang Chunying ingin mencelakai Ho Chen.

“Wei'er kita harus segera kesana. Sebelum petaka terjadi terhadap sakte ini," Tanpa pikir panjang Liu Yin segera membawa pergi Liu Wei ketempat Ho Chen berada.

***

“Ketua saya merasa Sangat bingung. Saya harus memanggilnya apa?" Jian Heeng mengutarakan semua keluh kesahnya. Mereka sedang membahas Ho Chen.

Kang Jian tersenyum kecut. Dia juga bingung harus memanggil apa. Di panggil guru besar Ho Chen menolak. Di panggil ketua, Ho Chen pasti juga tidak akan setuju. Di panggil Chen'er juga tidak pantas karena statusnya.

“Paman Heeng, kenapa tidak menungguku kalau mau kesini,"

Saat mereka sama-sama masih dilema. Ho Chen datang menyapa dengan tersenyum.

Mereka berdua saling bertatapan beberapa saat dan langsung berdiri menyambutnya.

“Maafkan saya, tadi saat mau kesini anda masih belum datang," jawab Jian Heeng dengan canggung.

” Che-chen'er, se..seharusnya kalau mau kesini memberi kabar dulu!" Kang Jian berkata dengan gugup.

Ho Chen menghela nafas melihat tingkah keduanya. Sungguh dia merasa tidak betah tinggal di sakte ini karena sikap para seniornya.

“Saudara Heeng, bawa keluar setan kecil itu,"

Saat mereka baru mau duduk, sebuah suara menggema di luar. Kang Jian dan Jian Heeng mengerutkan dahi, mereka segera mengenal suara tersebut.

"Saudara Chunying, tenanglah, kita bisa bicara baik baik." Kang Jian segera keluar dan menghampiri Wang Chunying dan membujuknya.

"Benar senior, saya tidak mengerti setan kecil mana yang anda maksud?" Jian Heeng bertanya dengan kebingungan.

Aura energi kematian Wang Chunying semakin membesar, “Kau masih tidak mau menunjukannya hah?" Jian Heeng kesulitan bernafas akibat tekanan aura energi kematian.

“Aku mencari anak yang sudah memukul anakku, kalau anak itu ada disini, segera suruh keluar," Wang Chunying berteriak menggunakan energi sehingga semua bisa mendengar.

Ho Chen mengerutkan dahinya. Dia segera mengetahui masalah ini adalah masalah dirinya.

“Apakah senior ini Ayah dari senior Wang Dunrui?" Ho Chen maju dan menanyakan kebenarannya.

“Benar, aku Ayah Wang Dunrui, namaku adalah Wang Chunying. Dan aku mencari anak yang bernama Ho Chen. Apa itu kamu?" Suara Wang Chunying semakin tinggi.

“Benar nama junior Ho Chen, sepertinya ini hanya salah paham saja," Ho Chen berbicara dengan sangat sopan.

“Salah paham katamu? Anakku sudah terluka kamu bilang salah paham?" Wang Chunying semakin tidak terima.

“Baiklah senior saya mengakui, memang saya yang memukul, namun saya hanya membela diri. Saya hanya sendirian, sedangkan anak senior berlima, menurut senior kalau saya diam saja apa yang akan terjadi dengan saya?"

Wang Chunying memang sudah mengetahui dari cerita anak nya jadi dia tidak kaget.

“Berani memukul anakku berarti berani mencari masalah. Dan kalau aku jadi dirimu aku akan memilih diam. Karena kamu hanya setan kecil yang pantas mati,"

“Jaga mulutmu saudara Chunying!" Kang Jian langsung menaikan aura energi kematian yang lebih besar dari Wang Chunying. Menurutnya Wang Chunying sudah kehilangan akal sehatnya.

Biarpun Wang Chunying tidak tau siapa Ho Chen, namun dari segi kesalahan jelas kalau Wang Dunrui yang salah. Karena mengeroyok anak kecil.

Wang Chunying kaget, namun dia tetap ingin membunuh Ho Chen tidak peduli siapa yang akan melindunginya.

“Aku tahu kekuatanmu lebih besar daripada kekuatanku, tapi aku juga tidak mau harga diriku diinjak-injak oleh anak ingusan ini," Wang Chunying menunjuk muka Ho Chen.

1
Amir Hamzah
ceritanya terlalu pendek,,bnyak kata kata mutiaranya yg gak perlu
Hendri Yansah
Lumayan
Hendri Yansah
Kecewa
Amir Hamzah
Luar biasa
Roni Sakroni
terima kasih thour
Roni Sakroni
goblok lu
Roni Sakroni
pilih semuanya sajalah...
Feri Hermanto
ceritanya bagus
Roni Sakroni
punya milyaraykoin emas ngasih sumbangan cuma dua ribuan...
Roni Sakroni
ha....ha....ha... kena DECH luu......asmara....hayo jujur sajalah....
mirna
Luar biasa
Roni Sakroni
pendekar merendahkan wanita. tahu kakeknya orang sakti takut setengah mati. maka jadi orang jgn arogan
Roni Sakroni
lanjutkan
Roni Sakroni
memutuskan hubungan perasaan dgn orang terdekat...? jadi nda asyik ceritanya
Roni Sakroni
ternyata kang Jian punya watak yg jahat dan tidak bertanggung jawab pada wanita yg sudah ditidurinya sehingga menimbulkan dendam.
Roni Sakroni
bunuh saja jgn bikin musuh masa depan .......
Roni Sakroni
si ruy yg sombong kena batunya .....
Roni Sakroni
benar benar tidak berguna jagoannya nih
Roni Sakroni
jagoannya asyik bersembunyi....
Roni Sakroni
jagoannya masih bersembunyi ketakutan....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!