NovelToon NovelToon
Janda Proyek

Janda Proyek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Janda / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:422
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Penulis

Seorang janda bekerja di proyek, lingkungan di proyek banyak tantangan dan godaannya, apakah dia bisa menghadapi tantangan dan godaannya? Silahkan baca cerita ini😀😀😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(13) Ammar diculik

"Heru, Ammar diculik seseorang! Kita harus segera cari dia!"

"Apa? Tenang, Di mana terakhir kamu lihat Ammar?"

"Di depan rumah, tiba-tiba ada yang bawa dia pergi paksa."

"Aku langsung ke sana, Ma! Jangan khawatir, aku akan lindungi kalian!"

"Cepat ya, Heru! Aku takut banget."

Heru: "Iya, aku di jalan sekarang. Kita cari Ammar bersama!"

Heru tiba di rumah Mawar dengan napas tersengal, penuh kecemasan yang tak tertahankan. Tanpa membuang waktu, dia segera masuk ke dalam mobil bersama Mawar. Wajah Mawar tampak penuh ketegangan, matanya menatap ke jalan raya seolah mencari sesuatu yang sangat berharga. "Itu mobilnya, Ammar pasti ada di situ," kata Mawar sambil menunjuk ke arah sebuah mobil gelap yang melaju pelan di depan mereka.

Tanpa ragu, Heru langsung menyalakan mesin dengan penuh tenaga dan melaju mengikuti mobil tersebut. Kecepatan mobilnya meningkat drastis, jantungnya berdetak kencang, pikiran penuh harap dan takut sekaligus. Setiap tikungan, setiap lampu lalu lintas, Heru fokus menjaga jarak tak jauh agar bisa terus melihat mobil yang membawa Ammar. Mawar yang duduk di sampingnya terus memegang tangan Heru erat-erat, berharap mereka bisa segera menemukan Ammar dan membawanya pulang dengan selamat.

Situasi jalan sore itu terasa semakin tegang. Heru berusaha tenang, berjanji dalam hati untuk melakukan apa pun demi menyelamatkan Ammar. Terbayang di pikirannya betapa penting nyawa itu bagi Mawar dan anak-anaknya. Dengan penuh keberanian, Heru menyalip mobil yang sedang mereka kejar di beberapa kesempatan, berharap bisa melihat ke dalam atau menemukan kesempatan untuk menghentikan mereka sebelum semuanya terlambat.

Mawar sesekali berteriak memberitahu arah atau detail yang terlihat, sambil berharap ada bantuan segera datang. Namun saat ini, hanya Heru dan Mawar yang berusaha menyelamatkan Ammar dengan segala kekuatan yang mereka punya. Dalam kecepatan penuh dan ketegangan yang mencekam, mereka terus mengikuti mobil itu, berusaha membawa pulang Ammar dengan selamat dan tanpa luka.

Heru dan Mawar tiba di tempat yang dicurigai sebagai lokasi penculikan Ammar. Suasana sekitar terasa sunyi dan mencekam, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar pelan. Mereka berjalan mengendap-ngendap, mencoba tidak membuat suara agar tidak ketahuan para pelaku. Mawar menggenggam erat tangan Heru, matanya menatap tajam mencari tanda-tanda Ammar.

Mereka berdua berusaha tetap tenang meskipun jantung berdebar kencang. Heru membisik, “Kita harus hati-hati, Mawar. Jangan sampai mereka sadar kalau kita di sini.” Mawar mengangguk, berusaha mengendalikan rasa takut yang mulai menggelayuti hatinya. Perlahan mereka menyusuri sudut gelap dan semak-semak, berharap bisa menemukan Ammar tanpa menjadi sasaran bahaya.

Namun, tanpa disadari, sebuah ranting kering terinjak oleh kaki Mawar. Bunyi itu tiba-tiba memecah keheningan malam. Dari balik bayangan muncul beberapa sosok yang langsung menengok ke arah suara itu. “Siapa itu?!” teriak salah satu pelaku dengan kasar. Heru dan Mawar panik tapi segera mencoba menghindar. Heru mengajak Mawar berlari ke arah yang lebih aman sambil tetap mencari Ammar.

Meski ketahuan, mereka tak putus asa. Dalam situasi genting itu, Heru berjanji akan melindungi Mawar dan Ammar dengan seluruh kekuatannya. Mawar pun berusaha tenang, yakin bahwa bersama Heru, Mawar bisa menghadapi bahaya ini.

...•••...

Budi adalah sosok yang selama ini diam-diam menyimpan perasaan pada Mawar, meski cintanya tak pernah berbalas. Penolakan Mawar yang tegas membuat Budi merasa sakit hati dan terabaikan. Namun, rasa cinta yang berubah menjadi sakit hati itu perlahan menyulut niat gelap dalam dirinya. Ketika Ammar, anak Mawar, diculik, ternyata Budi adalah dalang di balik kejadian itu.

Budi memilih cara yang salah untuk melampiaskan kecewanya. Ia merasa dengan menculik Ammar, Mawar akan merasakan penderitaan yang sama seperti yang ia alami. Dalam keheningan malam, Budi merencanakan aksi tersebut dengan dingin dan terencana. Ia tahu persis kapan Ammar biasanya berada di depan rumah, dan itulah saat yang ia pilih untuk bertindak.

Setelah penculikan, Budi menyembunyikan Ammar di sebuah tempat persembunyian yang tak jauh dari rumah Mawar. Dia berharap dengan begitu Mawar akan terguncang dan mungkin mau mendengar alasan di balik semua yang ia lakukan. Namun, Budi tak menyadari betapa besar ikatan cinta dan komitmen Heru kepada Mawar dan keluarganya, yang membuat mereka tak akan berhenti mencari Ammar.

Ketika Heru dan Mawar sampai di tempat penculikan, ketegangan meningkat. Budi, yang merasa emosinya campur aduk antara marah dan penyesalan, menghadapi Mawar dan Heru dengan perasaan yang kompleks. Ia ingin Mawar mengerti betapa sakitnya hatinya, tapi ia juga mulai merasa berat dengan tindakan yang sudah dilakukannya.

Ini bukan hanya soal penculikan, tapi tentang luka hati yang terlalu lama terpendam. Budi mengingat kembali setiap penolakan yang ia terima, dan betapa sulitnya menerima kenyataan bahwa cintanya tak terbalas. Namun, dengan apa yang ia lakukan, Budi justru menimbulkan bahaya dan penderitaan bagi orang yang ia cintai, dan hal itu semakin menjauhkan mereka.

Mawar dan Heru pun berusaha menenangkan situasi, berharap Budi bisa sadar dan mengembalikan Ammar secepatnya. Mereka percaya bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan dialog dan pengertian, bukan dengan cara menculik dan menyakiti.

Saat melihat Budi, pria yang dulu dicintai Mawar tapi cintanya ditolak, amarah dan sakit hati Budi terasa sangat nyata. Tanpa suara, keduanya saling bertatapan, lalu suasana berubah jadi tegang.

Budi memulai dengan kata-kata kasar, menyalahkan Heru atas hubungannya dengan Mawar. Heru tetap tenang, coba meredakan situasi sambil menenangkan Budi. Tapi amarah Budi makin menjadi, dan pertengkaran pun pecah—kata demi kata berubah jadi dorongan dan pukulan.

Meski kalah jumlah, Heru tetap bertahan demi Ammar. Dengan tenaga ekstra dan kesungguhan, Heru berhasil melumpuhkan Budi, lalu segera menggendong Ammar yang ketakutan. "Ammar, kamu aman sekarang," bisik Heru sambil membawa anak itu keluar.

Setelah memastikan Ammar baik-baik saja, Heru menghubungi Mawar. Sesampainya di rumah, Mawar langsung memeluk Ammar erat-erat, air mata kebahagiaan mengalir. Heru tersenyum lega, yakin bahwa apapun yang terjadi, dia akan selalu melindungi mereka.

Mawar sangat berterimakasih kepada Heru karena telah berhasil menyelamatkan Ammar dari bahaya. Di tengah ketakutan dan kecemasan yang luar biasa, Heru datang sebagai penyelamat yang penuh keberanian dan keteguhan hati. Mawar merasa lega dan bersyukur karena Ammar bisa kembali ke pelukannya dengan selamat.

Dalam hatinya, Mawar tahu tanpa keberanian Heru, Ammar mungkin masih dalam bahaya. Ia mengagumi tekad dan cinta Heru yang tak pernah goyah walau menghadapi risiko besar. Terlihat jelas betapa dalamnya rasa terima kasih Mawar saat dia memeluk Heru erat–erat, air matanya mengalir sebagai ungkapan kesyukuran.

Heru pun merasa bahagia bisa membantu orang yang ia cintai dan melindungi keluarga kecil mereka. Kepercayaan dan ikatan mereka menjadi semakin kuat karena momen penuh haru ini. Mawar menatap Heru dan berkata, “Terima kasih, Heru. Kamu benar-benar pahlawan kami.”

Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Ammar, tapi juga tentang menunjukkan bahwa bersama-sama mereka bisa melewati segala tantangan. Kebaikan dan keberanian Heru jadi alasan mengapa Mawar selalu merasa aman dan dicintai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!