NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pensiun Jadi Artis

Biarkan Aku Pensiun Jadi Artis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / CEO / Selingkuh
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: 🌻Shin Himawari 🌻

Subgenre: Wanita Kuat · Second Chance · Love Healing
Tagline pendek: Kisah tentang aktris yang hidup lagi — dan menemukan cinta manis dengan CEO muda, si sponsor utama dalam karirnya

Sinopsis:
Cassia, adalah artis cantik A-class. Semua project film, drama,iklan bahkan reality show nya selalu sukses dan terkenal. Namun, menjadi terkenal tidak selalu menyenangkan. Cinta yang disembunyikan, jadwal padat tanpa jeda, dan skandal yang merenggut segalanya. Maka dari itu ketika mendapatkan kesempatan terlahir kembali, Cassia mulai menjauhi orang-orang toxic di sekitarnya dan pensiun jadi artis. Ia ingin menikmati hidup yang dulu tak sempat ia lewatkan, dengan caranya sendiri. Bonusnya, menemukan cinta yang menyembuhkan dari CEO tampan, si sponsor utama dalam karirnya.

Ayo klik dan baca sekarang. Ikuti terus kisah Cassia, si aktris kuat ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 - Rencana Jahat Maura

...Enjoy the story...

...🌻🌻🌻...

Beranjak sebentar dari apartement Cassia, melihat kondisi di kantor Agency milik Felix.

Maura yang sedang meeting bersama rekan manager artis lainnya, melirik ponselnya bergetar. Begitu melihat nama penelepon, bibirnya langsung terangkat, tersenyum puas.

Akhirnya, telepon yang ku tunggu datang, batin Maura.

Ia cepat cepat pamit ijin keluar dari ruang meeting dan masuk ke pantry yang sedang kosong. Setelah memastikan tak ada siapapun di sekitarnya, Maura pun mengangkat telepon itu.

”Tumben, lama banget kamu ngabarin aku. Biasanya kalau aku kasih berita bagus kaya gini, kamu yang paling heboh minta follow up. Jadi? Kapan berita ini publish?” Nada Maura terdengar percaya diri.

Lihat saja Cassia, perlahan kamu dan karirmu hancur mulai dari sini, sinis Maura dalam hati.

Maura sangat percaya diri, foto yang semalam ia ambil akan menjadi berita heboh dan skandal besar.

Foto yang menampilkan Cassia dan Felix yang ia ambil diam diam di apartement.

Namun kepercayaan diri Maura langsung menguap, ketika mendengar jawaban dari pria yang ada di seberang teleponnya ini. Terdengar pria itu menghela napas kasar sebelum bicara.

”Maura... foto ini susah tayang. Bahkan kemungkinan engga boleh tayang sama sekali. Kalau kamu tetep maksa, cari kantor berita lain aja.” tolak pria itu dengan nada frustasi.

”Hah? Apa maksudmu?” nada Maura yang tadinya tenang, seketika naik satu oktaf.

Maura menggenggam erat ponsel yang ada di tangannya, memikirkan cara untuk kembali meyakinkan pria yang ada di seberang telepon.

”Ini berita bagus, loh! Karier kamu bisa naik kalau kamu jadi yang pertama yang menulis ini. Apalagi Cassia mau promosi drama baru. Foto dengan nada skandal gini tuh timing emas banget, masa kamu mau buang kesempatan ini?” cecar Maura seolah tidak terima penolakan.

”Ini bukan masalah mau atau tidak, Maura! Kalau aku tetap menayangkan berita ini, jangankan naik, bisa bisa karierku langsung tamat sekarang juga!” jawab pria itu dengan nada lebih ketus.

”Sebelum aku kasih foto ini, chief editorku bahkan sudah wanti-wanti. Katanya ada perintah langsung dari orang berpengaruh. Intinya, ’jangan sentuh berita apa pun soal Cassia’, begitu katanya.” lanjut wartawan itu dengan nada lebih serius.

Maura terdiam satu detik, merasa tidak suka rencananya seolah tidak berjalan lancar.

Lalu menajamkan suaranya berusaha tetap tenang dan mulai lagi meyakinkan kenalan wartawannya ini.

”Orang yang berkuasa? Siapa? Itu tidak mungkin. Sudah ku bilang kan, ini juga ide dari pimpinan agency kami sendiri sebagai noice marketing drama baru. Makanya aku sendiri yang menghubungimu.”

Tentu saja itu adalah kebohongan Maura yang ia kemas dengan nada manis, sesuai keahliannya selama ini.

Felix tidak tahu apa apa, apalagi menyuruhnya melakukan ini. Semua ini murni rencana Maura—karena ia marah Felix ingin membuangnya. Dan, tentu saja karena rasa cemburunya pada Cassia yang sudah memuncak

Toh, kalau nantinya Felix tahu ini ulahku dia akan ku bujuk lagi. Tidak sulit meyakinkan Felix. Sampai tadi Maura masih berpikir seperti itu.

Namun ternyata semua rencananya ini tidak berjalan lancar, atau lebih tepatnya ada sesorang yang sengaja membuat rencananya gagal.

Terdengar tawa mengejek dari pria wartawan itu, ”Kamu pikir atasanmu Felix pantas di sebut orang berkuasa? Orang yang melindungi Cassia jauh levelnya dari pimpinan kalian itu, tahu. Sudahlah, percuma membahas ini. Pokoknya aku menghubungimu untuk kasih tahu juga, sebaiknya kamu hentikan saja apapun niatmu tentang foto Cassia itu.”

Setelah mengatakan hal itu, wartawan pria itu pun langsung menutup panggilan teleponnya tanpa basa basi lagi.

”Hey! Aku belum selesai bicara! Dasar brengsek! Dia pikir wartawan dia doang apa? Sok menasehatiku pula.“ teriak kesal Maura.

Ketenangan dan senyum palsu yang biasa menghiasi wajah cantik manager itu entah sudah hilang kemana, menyisakan sorot mata yang penuh amarah.

Dengan napas yang masih memburu karena amarah, Maura memikirkan kenalan lainnya yang bisa membuat foto itu menjadi skandal.

Namun hasilnya sama saja. Semua wartawan dan kenalan yang bekerja di media menolak. Alasannya sama, ada perintah dari orang yang berkuasa untuk tidak membuat berita yang merugikan Cassia atau mereka akan menanggung akibatnya.

”Arrggghhhh. Sialan. Kenapa jadi begini?! Semua tidak berjalan sesuai rencana!” teriakan Maura menggema di pantry.

Meninggalkan Maura yang masih dilanda kemarahan karena rencananya gagal total—mari kembali ke Cassia di apartementnya.

Yang Cassia tahu sekarang hanya satu hal. Max meminta panggilan video.

Membuat kepala Cassia yang sejak tadi berdenyut mendadak terasa makin berat.

Ya ampun... rambut acak-acakan, wajah pucat, bahkan aku belum mandi, batinnya panik melihat pantulan dirinya di kamera depan.

Jemari Cassia hendak menggeser tombol merah—tapi entah kenapa justru menekan tombol “Accept Video Call”.

Astaga!

Panggilan video langsung terhubung, wajah CEO muda tampan itu memenuhi layar ponsel Cassia.

Max tersenyum santai, sama sekali tidak canggung padahal ini pertama kalinya mereka video call.

Aduh, kenapa dia harus kelihatan setampan itu sih? Jadi aku yang keliatan jelek, keluh Cassia dalam hati.

“Good morning, butterfly." suara Max terdengar rendah dan hangat—tampaknya pria itu sedang berada di dalam mobil.

“Morning. Ada apa tiba-tiba?” Cassia berusaha terdengar normal—sedikit galak—padahal jantungnya berdetak kencang.

Alih-alih menjawab, Max malah tertawa kecil. Senyum itu membuat hati Cassia makin tak karuan.

Cassia sudah sadar dirinya mulai menyukai Max. Tapi tentu saja tidak boleh sampai orangnya tahu, begitu pikirnya.

“Aku lagi menuju kantor,” lanjut Max santai. “Tapi begitu lihat balasanmu… aku terlalu senang sampai tidak sabar mau melihat wajahmu.” Max tersenyum, selalu saja bisa menggoda Cassia.

Cassia mendelik sebal, “Ternyata seorang CEO bisa kurang kerjaan juga, ya.” Cassia mati matian menahan dirinya ikut luluh atas senyum menawan Max.

Max tertawa lagi—ringan, renyah, terlalu menyenangkan di telinganya.

"Kurang kerjaan ya... Mungkin sih. Tapi aku tidak menyangka kalau kamu langsung angkat loh, butterfly. Jangan bilang… kamu juga nunggu teleponku?" Max mengangkat alis, mengucapkannya dengan percaya diri yang membuat Cassia semakin kesal.

Cassia berdeham halus, berusaha menyembunyikan rasa kikuknya sambil merapikan rambut.

“Refleks saja. Aku sebenarnya mau menolak panggilanmu. Jangan terlalu percaya diri, Tuan Maximilian.”

Lalu Max tersenyum menarik satu sisi bibirnya ke atas, menciptakan lengkungan nakal yang langsung membuat Cassia semakin salah tingkah.

“Benarkah? Tapi pipimu yang memerah bilang sebaliknya.”

Cassia mengalihkan pandang, menenangkan diri.

Sial. Ini bukan saat yang tepat untuk salting.

"Aku memang lagi kurang enak badan. Makanya pipiku kelihatan begini.”

Siapa sangka satu kalimat jujur yang meluncur begitu saja, membuat suasananya seketika berubah.

Karena tiba tiba ekspresi Max berubah. Senyum nakalnya perlahan hilang. Tatapannya menajam, seolah meneliti wajah Cassia.

“Kamu sakit?” tanya Max sambil mendekatkan wajahnya ke kamera.

Deg.

Dan untuk pertama kalinya Cassia melihat wajah tampan Max yang biasa menggodanya itu—terlihat khawatir.

Bersambung.

...🌻🌻🌻...

...Jealousy whispers lies. Confidence tells the truth about your worth. -(Author)Himawari's side...

🌻: Thanks for staying with Cassia's story

1
Dasyah🤍
wauhhhh banyak bacotttttt lah
Dasyah🤍
benar sia, jauh jauh dari maura itu jangan dekat-dekat dengan dia
Oksy_K
supaya semua org tau, max punya kuasa lebih daripada lu🫣
Oksy_K
apa yg buat kmu begitu setia menunggu Sia🤭
-Thiea-
yg nyakitin kan kamu Felix. masa gak tahu diri gitu 🤭
-Thiea-
skak mat di Felix cia. jangan kasih celah sedikitpun.
Ratna Sumaroh
Sia milih bersama max yang masih single lah daripada Felix
TokoFebri
memang cassia
🔵 Muliana
tapi walaupun diingatkan, kamu pasti akan mencari alasan
🔵 Muliana
berarti disini, Felix terlihat benar-benar cinta ya
Xlyzy
jangan sia jangan cerita yang ada nanti malah makin runyam hidup mu
Xlyzy
dusta itu dusta jangan percaya
Xlyzy
dah lah urus aja ngapa loh hidup Lo sendiri ngapa cobak harus ngerusuhi hidup nya cassia
Wida_Ast Jcy
untung aja kamu gpp.
Wida_Ast Jcy
gpp masih ada max kan🤭
Nuri_cha
Max udah kangen aja... baru juga keluar gedung 🥰☺️
Nuri_cha
tatapan cintaaaahhh
Nuri_cha
fix .. segera tinggalkan Felix. kamu dah gak butuh dia Cass, sdh ada max yg siap mendukungmu
Avalee
Hey hey no no no, ada saya di sini, coba liat aku mazt 👋🏻 😭
Nuri_cha
awas kamu ngeces Cass... tutup mulutnya ya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!