NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Setelah badai emosional dari malam perangkap liontin, sebuah ketenangan yang aneh dan tidak wajar menyelimuti Rumah Awan Pelangi. Alex tidak lagi mengkonfrontasi Isabella. Ia telah mundur ke sudutnya, menarik kembali semua bidak agresifnya dari papan catur. Ia kembali menjadi sosok yang dingin dan menjaga jarak, tetapi pengawasannya kini lebih tajam dari sebelumnya. Ia tidak lagi mencari bukti; ia sekarang mengumpulkan data, mengamati setiap tindakan "Nona Celine" dengan objektivitas seorang ilmuwan yang mempelajari fenomena yang tidak bisa dijelaskan.

Bagi Isabella, gencatan senjata yang tak terucapkan ini adalah sebuah kesempatan. Ketakutan dan keputusasaan yang mencengkeramnya setelah insiden liontin itu kini telah mengeras menjadi sebuah resolusi yang dingin. Ia lelah menjadi mangsa. Ia lelah menunggu perangkap berikutnya. Sudah waktunya untuk mengubah aturan main. Strategi barunya sederhana namun sangat berisiko: ia akan berhenti menyembunyikan siapa dirinya, dan sebaliknya, mulai menunjukkan potongan-potongan terbaik dari Isabella Rosales, membingkainya sebagai bakat luar biasa dari Celine Severe. Ia akan membuat dirinya begitu tak tergantikan sehingga Alex, terlepas dari semua kecurigaannya, tidak akan punya pilihan selain mempertahankannya.

Kesempatan pertamanya datang pada hari Sabtu berikutnya. Alex seharusnya menghabiskan akhir pekan bersama anak-anak, tetapi krisis di salah satu proyek terbarunya memaksanya untuk bekerja dari rumah. Proyek itu adalah sebuah resor mewah ramah lingkungan yang sangat ambisius, dan timnya menemui jalan buntu pada desain lobi utama.

Isabella bisa merasakan frustrasi pria itu dari jauh. Alex mondar-mandir di ruang kerjanya yang berdinding kaca, sesekali membentak seseorang di telepon, sementara cetak biru dan rendering 3D yang rumit terpampang di layar-layar besarnya. Anak-anak, yang merasakan ketegangan ayah mereka, bermain dengan lebih tenang di ruang keluarga, sesekali melirik dengan cemas ke arah ruang kerja itu.

Tugas Isabella hari itu adalah menjaga agar anak-anak tidak mengganggu ayah mereka. Tapi saat ia melewati ruang kerja untuk mengambilkan minum bagi Alden, matanya tanpa sengaja tertuju pada cetak biru di atas meja Alex. Sebagai seorang wanita yang pernah mengenyam pendidikan arsitektur terbaik dan memiliki intuisi desain alami, ia langsung melihat masalahnya dalam sepersekian detik.

Desainnya secara teknis brilian, tetapi tidak memiliki hati. Lobinya megah dan besar, tetapi alurnya terasa salah. Pintu masuk utama langsung berhadapan dengan dinding air terjun buatan yang masif. Itu memang dramatis, tetapi memaksa para tamu untuk berbelok tajam ke kiri atau ke kanan menuju meja resepsionis, menciptakan arus lalu lintas yang canggung dan kesan yang kurang ramah. Itu adalah desain yang dibuat oleh seorang arsitek, bukan oleh seseorang yang memahami pengalaman manusia.

Inilah saatnya. Sebuah risiko yang diperhitungkan.

Nanti sore, saat anak-anak sedang tenang mewarnai, Isabella melihat Alex bersandar di kursinya, memijat pelipisnya dengan ekspresi kalah. Ia mengetuk pelan pintu kaca yang terbuka itu.

"Tuan Ferguson?" panggilnya lembut. "Maaf mengganggu. Anak-anak ingin menanyakan apakah Anda akan bergabung untuk makan malam."

Alex mendongak, matanya yang lelah menunjukkan kekesalan. "Saya sibuk, Nona Severe."

"Saya lihat," jawab Isabella, matanya dengan sengaja melirik ke arah cetak biru. "Desain yang sangat ambisius."

"Desain yang bermasalah," gerutu Alex, lebih pada dirinya sendiri daripada pada Isabella.

Isabella mengambil satu langkah hati-hati ke dalam ruangan. "Maafkan kelancangan saya, Tuan. Latar belakang saya memang hanya desain grafis, bukan arsitektur, tapi..." Ia berhenti, seolah ragu-ragu. "Saya hanya berpikir dari sudut pandang pengunjung."

Alex menatapnya, alisnya terangkat, menunggunya melanjutkan.

"Dinding air terjun itu memang menakjubkan," kata Isabella, suaranya tenang dan penuh hormat. "Tapi mungkin itu sedikit terlalu... konfrontatif sebagai sambutan pertama. Itu seperti sebuah tembok yang indah. Pengunjung jadi tidak tahu harus ke mana."

Ia berhenti lagi, memberikan Alex kesempatan untuk menyerap kata-katanya.

"Bagaimana jika," lanjutnya pelan, "dinding air terjun itu digeser ke dinding samping, sebagai latar belakang yang menenangkan? Dan pintu masuk utama langsung menghadap ke sebuah ruang terbuka dengan taman gantung di tengahnya, baru di belakang taman itu ada meja resepsionis yang melingkar. Jadi, saat tamu masuk, mereka tidak disambut oleh tembok, melainkan oleh sebuah undangan untuk masuk lebih dalam. Alurnya menjadi lebih alami, lebih intuitif."

Keheningan yang jatuh setelah sarannya terasa begitu pekat. Isabella menahan napas. Ia telah lancang. Ia telah melangkahi batasnya dengan sangat jauh, masuk ke dalam wilayah suci Alex—dunianya.

Alex tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menatap Isabella dengan ekspresi yang tak terbaca, lalu kembali menatap cetak birunya. Ia memvisualisasikan perubahan yang disarankan oleh wanita itu. Menggeser dinding air... taman gantung di tengah... meja resepsionis melingkar...

Sialan.

Wanita itu benar.

Itu adalah solusi yang sangat sederhana, elegan, dan brilian. Sebuah solusi yang tidak bisa dilihat oleh tim arsiteknya yang bergaji jutaan dolar selama berminggu-minggu. Solusi itu tidak hanya memperbaiki masalah alur pengunjung, tetapi juga meningkatkan filosofi "ramah lingkungan" dari seluruh resor. Itu sempurna. Terlalu sempurna.

Bagaimana mungkin seorang pengasuh anak, seorang desainer grafis rendahan, bisa memberikan kritik arsitektur tingkat tinggi dalam sekejap? Cerita "anak magang" tidak akan bisa menutupi ini. Ini bukanlah pengetahuan yang dihafal; ini adalah intuisi dan bakat murni. Bakat yang sama persis seperti yang dimiliki Isabella. Dulu, Isabella adalah dewan penasihat tidak resminya. Ia selalu bisa melihat "hati" dari sebuah proyek yang tidak bisa dilihat oleh Alex yang terlalu logis.

"Siapa yang memberimu ide itu?" tanya Alex, suaranya pelan dan berbahaya.

"Tidak ada, Tuan," jawab Isabella jujur, jantungnya berdebar. "Itu... itu hanya apa yang saya rasakan saat melihat gambarnya. Maaf jika saya tidak sopan."

Alex bersandar kembali di kursinya, matanya tidak pernah lepas dari wajah Celine. Wajah yang begitu polos, namun di baliknya ada pikiran yang setajam dan sebrilian istrinya. Kebingungannya kini bercampur dengan perasaan lain yang enggan ia akui: kekaguman.

"Kembalilah bekerja, Nona Severe," katanya akhirnya, nadanya datar, memutus kontak mata mereka.

"Baik, Tuan." Isabella berbalik dan berjalan keluar ruangan dengan langkah yang terasa ringan, meskipun lututnya gemetar.

Ia tidak tahu apakah ia baru saja menandatangani surat kematiannya atau justru memenangkan pertempuran penting. Yang ia tahu, ia telah berhasil menanamkan sesuatu di benak Alex. Sesuatu yang lebih dari sekadar kecurigaan. Keraguan akan superioritasnya sendiri.

Di ruang kerjanya, Alex tidak lagi memikirkan tentang firma arsitektur atau intern yang telah lama hilang. Ia menatap cetak biru itu, lalu ke pintu tempat "Celine" baru saja menghilang.

Lagu nina bobo bisa dijelaskan sebagai kenangan yang salah. Sketsa bisa dijelaskan sebagai bakat terpendam. Pengetahuan tentang taman bisa dijelaskan sebagai kebohongan yang rumit. Tapi ini? Kemampuan untuk melihat cacat dalam desain andalannya dan memberikan solusi jenius dalam tiga puluh detik? Ini adalah level yang berbeda.

Wanita ini bukan hanya gema dari istrinya. Dalam beberapa hal, ia adalah istrinya. Dan pikiran itu, untuk pertama kalinya, tidak hanya terasa menakutkan, tetapi juga sangat... menarik. Permainan ini telah berubah. Ia tidak lagi hanya ingin tahu siapa Celine Severe. Ia kini ingin tahu seberapa jauh kemampuan wanita itu.

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!