Azmi Khoerunnisa, terpaksa menggantikan kakak sepupunya yang kabur untuk menikah dengan bujang lapuk, Atharrazka Abdilah. Dosen ganteng yang terkenal killer diseantero kampus.
Akankah Azmi bisa bertahan dengan pernikahan yang tak diinginkannya???
Bagaimana cerita mereka selanjutnya ditengah sifat mereka yang berbanding terbalik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azthar # Silahkan saja!
Azmi melirik teman-temannya, ia heran kenapa mereka menatap padanya?
"Ada apa?" tanyanya bingung.
"Gak apa-apa, kok. Iya kan," jawab Jesika menyenggol lengan Sandra dan mengangguk pada Beny yang ada disebelahnya.
"Iya," jawab Beny dan Sandra bersamaan.
Mereka tersenyum canggung, suasana ini membuat Azmi makin bingung. Ia tak paham apa yang terjadi pada teman-teman kuliahnya tersebut, namun entah mengapa ia merasa ada jarum yang menusuk hatinya.
Ia tak tahu, ia tak mengerti, ini pertama kalinya ia rasakan. Sesuatu yang aneh dan menciptakan titik nyeri dijantungnya.
Jesika segera menutup album tersebut dan menaruhnya dikolong meja, tempat benda tersebut berada.
Sementara Angga yang masih tak sekedip mata pun lepas dari Azmi, yang terlihat memendam sesuatu. Lelaki itu merasa ada sesuatu yang belum ia ketahui, tentang pernikahan mahasiswi dan dosen tersebut. Ini terlihat seperti dalam novel-novel yang awal ceritanya nikah paksa.
Sekian lama dirumah pak Athar, teman-temannya akhirnya pamit pulang juga. Kini Azmi sendirian menjelang maghrib yang diluar perlahan mulai menggelap. Suasana hatinya mendadak gak nyaman, apalagi ia ingat saat kejadian diruangan kerja suaminya.
Posisi Athar dan Klara yang terlihat seperti berpelukan itu membuat Azmi perlahan curiga, ditambah dengan sikap suaminya yang mulai dingin padanya.
"Apa mereka masih saling cinta, ya?" tanyanya mencari jawaban yang ia sendiri belum tahu.
Lalu cincin yang tersemat dijari manisnya, ia melihatnya dan memainkannya. Ukurannya pas, namun apa hatinya sudah pas?
Pas memikirkan rumah tangganya.
Ia melirik album itu lagi, dan membuka halaman yang ada gambar suami dan mantannya. Senyum Athar disana sungguh lebar, terlihat bahwa lelaki itu sangat bahagia.
Pertanyaan alasan mereka putus pun mulai menggerayangi kepalanya, ia seharusnya tak ada dalam tengah-tengah mereka berdua dan menjadi dinding antara keduanya.
"Ah, masa bodoh. Itu kan bukan urusanku," ucap Azmi pada akhirnya.
Ia menutup kembali buku tersebut, dan menaruhnya ditempatnya tadi. Ia harus melupakan sesuatu yang menjadikan masalah dalam keharmonisan rumah tangganya.
Ia butuh nasehat orang untuk membuatnya berpikir waras. Jika masalah soal pria, tentu Kamila orang yang tepat menurut otaknya. Jadilah ia menghubungi sepupunya yang masih menginap dirumahnya.
Ia mencari no sepupunya dan menghubunginya detik itu juga. Tak butuh waktu lama, suara sapaan terdengar dari sebrang sana.
"Tumben, lo nelpon. Gak sibuk jadi pelajar lagi?" tanya Kamila.
"Gak, gue lagi nyantei. Oh, iya Mil. Gue mau tanya, kalau seorang istri nemu foto suaminya sama mantannya di buku album. Itu maksudnya gimana, ya?" tanya Azmi yang berbicara serius.
"Wah, siapa tuh? Si Athar, suami lo? iya? Wah, parah sih!" umpatan Kamila memekakkan telinga Azmi, hingga gadis itu sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga kirinya.
"Bu-bukan mas Athar, itu cerita temen kampus gue, Mil." Azmi menelan ludahnya kalau sampai si Kamila berbicara pada uma atau kakanya.
"Ohhh, kirain itu si Athar. Gua takut lo diselingkuhi, Mi. Apalagi lo nikah karena terpaksa. Ya, masih mending lo masih perawan. Kalau enggak, elo rugi," ujar Kamila kian serius.
"Rugi," beo Azmi.
Tangannya menggenggam kuat benda pipih yang masih menempel ditelinganya. Ia rugi, karena keperawanannya sudah direnggut Athar saat bulan madu di Bali.
Pikirannya yang seharusnya waras malah makin gak waras, mendengar cerita menurut sepupu sekaligus sahabatnya itu. Azmi mulai diam memikirkan nasibnya.
"Iya, rugi. Karena suami yang masih menyimpan foto mantannya, artinya ia masih cinta sama mantannya. Oh iya, Mi. Inget kata gue baik-baik, kalau seorang lelaki mendadak berubah sikapnya, lo harus curiga. Itu bisa berarti bahwa ia lagi dekat sama cewek kain, termasuk mendadak romantis. Misalnya ia ngasih hadiah kalung atau bunga, nah itu patut dicurigai," ujar Kamila panjang lebar.
Sedangkan Azmi hanya diam menyimak.
"Terus gue harus gimana, dong? Maksudnya temen gue itu," tanya Azmi yang segeŕa meralat ucapannya, hampir saja ia keceplosan.
"Lelaki kaya gitu mah, gak bakalan berubah. Sekali selingkuh dimaafin pasti selingkuh lagi, mending cerai aja," jawab Kamila.
"Begitu, ya. Ok deh, gue telpon temen gue dulu." Azmi langsung mematikan ponselnya.
Kini pikirannya benar-benar berantakan, dari kata rugi, selingkuh dan masih cinta, yang terakhir cerai saja.
Haruskah ia melakukan hal itu?
Ah ... Entahlah Azmi bingung, mana yang harus ia lakukan dengan bijak, dalam perkara rumah tangganya dengan Athar.
Mending ia menyalakan lampu rumah sekarang, karena suasana rumah sudah benar-benar mulai gelap. Tak lama suara adzan maghrib pun berkumandang dimesjid sekitar rumahnya.
....
Athar pulang, ia menyembunyikan sesuatu dibelakang badannya dengan senyum merekah untuk memberikan kejutan pada istrinya.
Ia melangkah cepat menuju lantai dua dimana istrinya mungkin berada saat ini. Benar dugaannya, terlihat Azmi tengah mengerjakan sesuatu dilaptopnya. Duduk bersila, diatas ranjang empuk.
"Sudah beres belum?" suara Athar membuat gadis itu menoleh ke arah pintu.
"Eh, mas. Udah pulang?" Azmi sedikit tertegun melihat suaminya yang tersenyum dan berjalan menghampirinya.
Athar duduk ditepi ranjang dan memberikan bunga mawar merah pada istrinya, tak lupa ia juga memberikan sebuah kotak persegi panjang dengan ukuran kecil mirip dengan kotak perhiasan.
"Apa ini? Aku belum ulang tahun," tanya Azmi melebarkan matanya ingin menolak, karena merasa tak pantas mendapatkan hadiah tersebut.
"Hadiah buat kamu, anggap saja sebagai permintaan maaf aku," ujar Athar memberikan bunganya pada Azmi.
Azmi belum menerimanya, kepalanya tiba-tiba teringat ucapan Kamila.
"Maaf untuk apa? Aku gak merasa mas punya salah," tanya Azmi sembari menolak hadiah tersebut.
"Maaf karena aku cuek sama kamu, aku tak ingin kamu berpikir buruk soal aku dan Klara," ucap Athar.
Azmi terdiam mengingat ucapan Kamila lagi, ia memang rugi karena sudah disentuh. Tapi kalau hidup bersama pria yang masih cinta mantannya, ya buat apa. Mending cerai saja, kan.
"Kalau mas masih cinta sama bu Klara, silahkan saja!" ucap Azmi.
Athar mengernyitkan dahinya, ia tak paham suerrr!
"Maksud kamu?" tanya Athar, meminta penjelasan sedetailnya.
"Maksudnya, kalau mas sama bu Klara masih saling cinta. Silahkan saja dilanjutkan! Tapi ... ceraikan aku" ucap Azmi.
....
....
...
Kasih like, komentar dan bunganya dong, biar othor semangat, semangat 45 untuk pejuang bab terbaik.... Hehehe😄😄
Ayo nulis lagi!