NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Anak Kesayangan

Abdul terdiam menatap jejeran box bayi yang ada di dalam ruangan NICU. Ada banyak bayi di sana yang di lengkapi dengan peralatan khusus. Abdul sejak tadi terdiam di depan pintu yang masih tertutup.

Pria muda yang pernah ia temui di depan ruangan operasi berhasil mencuri perhatian Abdul. Wajahnya pucat dengan kelopak mata yang terlihat bengkak. Pria muda itu pasti menghabiskan harinya dengan menangis.

Pria itu baru saja keluar dari ruangan NICU. Abdul ingin menyapa tapi pria muda itu melangkah tergesa-gesa meninggalkan area sekitar NICU. Abdul paham dengan kondisi pria muda itu. Istrinya meninggal tentu saja itu sangat menyakitkan.

"Keluarga dari bayi nyonya Marti!"

Abdul yang hendak duduk di kursi besi tunggu langsung melangkahkan kakinya menghampiri perawat yang melangkah keluar dari ruangan NICU.

"Saya suster!" sahut Abdul.

...---------...

Abdul melangkahkan kakinya menuju masuk ke dalam ruangan sembari tangannya yang memegang box bayi yang sedang di dorong oleh perawat menuju masuk ke dalam ruangan perawatan dimana Marti kini sedang menunggu kedatangan bayi impiannya.

"Selamat datang bayi kesayangan Mama!" sambut Marti dengan raut wajahnya yang begitu sangat bahagia.

Tak ada sebuah kalimat yang dapat menggambarkan perasaan Marti hari ini. Ditambah lagi saat ia menimang bayi perempuannya yang telah diselimuti dengan kain pink yang telah ia beli beberapa tahun yang lalu.

Pakaian berwarna pink yang ada di bawah lemari TV kini sudah terpasang di tubuh mungil putri kecilnya yang cantik.

"Saya permisi dulu, ya Bu, pak," ujar perawat itu lalu langkah keluar dari ruangan perawatan meninggalkan Abdul dan Marti yang terlihat begitu sangat bahagia. Akhirnya Marti dan bayi kecilnya sudah bisa pulang setelah beberapa hari menjalani perawatan.

Marti menyentuh jemari tangan putri kecilnya yang bergerak menggenggam jari telunjuknya dengan erat. Air mata penuh haru menetes membasahi pipinya. Impiannya terwujud. Tuhan telah mengabulkan doa-doanya selama ini.

Mengenai dengan wanita tua yang ia temui di taman, sepertinya ia akan mengundangnya saat acara aqiqah nanti. Sekaligus juga ia akan mengucapkan terima kasih karena telah memberikannya resep untuk memiliki anak perempuan.

"Bapak, anak kita cantik, ya."

Tak ada jawaban. Marti menoleh mendapati suaminya yang nampak terdiam sembari terus memandangnya.

"Loh kok bapak bengong?"

Abdul tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi.

"Enggak kok, Bu. Bapak hanya nggak percaya saja kalau kita akhirnya bisa punya anak perempuan."

Marti ikut tersenyum. Bukan hanya Abdul yang tidak percaya tetapi Marti juga sebenarnya tak percaya bahkan merasa jika semua ini adalah mimpi.

"Oh iya, pak besok anak kita langsung di aqiqah aja, ya."

"Besok?"

Marti mengangguk dengan semangat.

"Ibu mau tunjukkin ke tetangga-tetangga kalau ibu juga bisa punya anak perempuan, yah walaupun cuman satu tapi ini yang paling spesial."

Abdul mengusap rambut istrinya itu dengan lembut lalu tak berselang lama ia mengangguk tanda setuju.

...----------------...

Satu Putri Princess Permata Berharga, Yah tulisan yang tertulis di dinding di lengkapi dengan hiasan bunga-bunga terpampang. Itu bukan sebuah kalimat tapi itu adalah...

"Panjang amat namanya Jeng," komentar Jeng Melly yang mendongak.

Sudah beberapa menit ia sibuk dengan nama yang terpampang di atas sana. Nama yang menurutnya tak biasa dan bahkan bisa dikatakan aneh atau mungkin unik.

"Namanya juga bayi impian. Susah dapatnya," jawab Marti yang duduk memangku putri kecilnya itu.

Hari ini adalah hari aqiqah anak baru yang dihadiri oleh banyak tamu dan keluarga yang diundang. Kali ini bukan acara aqiqah biasa yang selalu Marti dan Abdul adakan saat mengadakan syukuran.

"Jadi masih mau punya anak, nih?" tanya Jeng Mirna sambil sesekali memberi kode kepada ibu-ibu yang lain.

"Tidak dong, jeng. Saya sudah tutup kandungan."

"Oooooh," jawab meraka semua dengan kompak sembari saling memandang satu sama lain.

"Kirain masih mau, hahahha," celetuk jeng Mirna.

"Yo kalau masih mau yo endak apa-apa. Namanya juga rezeki, toh," sahut jeng Jumianti membuat jeng Melly dan jeng Mirna menjelingkan mata.

"Duh, nggak kok jeng Jumi. Tujuh anak sudah cukup bagi saya."

"Itu mah bukan cukup tapi kelebihan," ujar Jeng Melly membuat jeng Jumianti menyikut tubuh jeng Melly yang meringis sakit.

Kedua mata jeng Melly melirik tajam, tak terima dengan teguran itu.

"Duh, apa sih?"

"Bibirmu tuh endak bisa dikontrol."

"Yeh, enak aja. Orang omongan saya benar kok," jawabnya membela diri.

"Tidak masalah kalau anak saya banyak. Itu berarti Tuhan mempercayai saya untuk menjaga tujuh anak," ujar Marti dengan suara yang lembut. Marti tak ingin jika bayinya itu mendengar suara keras dari mulutnya.

Jeng Melly menghela nafas yang gusar. Sekarang nampaknya Marti sedikit berubah. Jawabannya selalu lembut padahal dari dulu setiap kali ia bicara jawabannya selalu ikut kasar dengan nada yang berteriak.

Tapi tidak masalah mungkin saja itu semua karena satu perempuan yang telah Marti punya.

Tenda biru luas di depan rumah yang siap menampung banyak tamu. Hidangan istimewa yang ada di atas meja saji siap disantap oleh tamu undangan. Pentas musik dengan ibu-ibu kompleks yang menjelma menjadi biduan dadakan.

Ada begitu banyak orang yang berdatangan dari berbagai daerah bahkan dua satpam, Tori dan Kabo yang merupakan saksi berisik perjuangan atau proses untuk mendapatkan satu anak perempuan juga hadir siang ini. Yah mereka turut diundang.

Acara syukuran anak ketujuhnya ini berbeda daripada anak yang lainnya. Perayaannya jauh lebih besar dan meriah.

Marti membaringkan bayinya ke atas tempat tidur berwarna pink yang telah dilengkapi dengan kelambu yang berwarna pink juga.

Keenam anaknya mendekat ke ranjang. Memperhatikan wajah mungil yang ada didalam kelambu pink dengan hiasan kupu-kupu dan bunga.

"Cantik, ya Ma adiknya," komentar Prapat yang sejak tadi memperhatikan.

"Iya dong, ini kan anak Mama," jawab Marti dengan bangga.

"Namanya siapa, Ma?"

"Lah? Kamu tidak baca di dinding itu? Namanya itu Satu putri princess permata berharga," jawabnya.

"Kok namanya aneh, Ma?" komentar Pralim.

"Aneh apanya? Setiap nama itu punya arti tersendiri. Satu Putri yang artinya hanya satu anak perempuan yang Mama punya karena kalian semua laki-laki."

"Princess, artinya perempuan cantik yang ada di negeri dongeng. Mama mau adik kamu merasa seperti putri di istana kerajaan."

"Permata berharga, karena mama merasa kalau adik kamu ini adalah hal yang sangat berharga bagi Mama."

"Jadi kalian semua sebagian Abang-abang dari adik perempuan yang cuman satu ini harus menjaga adik kalian dari orang-orang jahat, paham?"

Semuanya mengangguk sementara Praga, di bocah nakal itu menghentak kakinya lalu memberi hormat seperti pemimpin upacara.

"Ini adik yang terakhir kan Ma?"

Suara pertanyaan itu muncul dari salah satu anaknya, Pratama.

"Iya ini yang terkahir tapi ini yang paling spesial loh dan juga yang paling mama sayang-"

"Kenapa paling disayang?" potong Pradu sembari menggendong Pranam.

"Karena cuman ini satu-satunya anak perempuan yang mama punya," jawabnya membuat Praga mengernyit bingung.

"Loh bukannya dua, ya?"

"Cuman satu, Praga," jawab Abdul yang baru masuk ke dalam kamar.

"Nah itu Pradu apa?" Tunjuk Praga ke arah Pradu yang rupanya masih mengenakan pakaian perempuan.

Abdul dan Marti saling bertatapan. Mereka sampai lupa dengan yang satu ini. Resep itu berhasil jadi resepnya harus dihentikan.

^^^"^^^

1
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
Salju
si pradu jadi bahan resep hahaha
Salju
Pokoknya aku pilih pralim hahaha anak marti yg pling ganteng
Salju
Anaknya ada yang kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!