Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Hari hari berlalu begitu cepat, semenjak kejadian yang menimpa Jenna, mamanya tak pernah menghubungi atau mendatangi nya lagi, entah apa penyebabnya yang jelas Jenna merasa lega sekarang, hidupnya pun juga mulai berubah, ia bisa bersenang senang bersama teman temannya kapanpun ia mau.
Seperti sekarang ini, ia sedang bersama Airin dan Clara, Jenna sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama kedua teman nya itu meskipun terkadang Jenna merasa lelah mendengar pertanyaan dari kedua teman nya itu tentang mamanya yang bersikap tidak adil padanya.
“Kenapa tidak kabur saja dari rumah mu?”
Tanya Clara, jangan heran dengan pertanyaan wanita satu itu karena Jenna juga tidak yakin di kepalanya itu ada organ yang bernama “otak” terkadang ingin rasanya Jenna memastikan isi kepala Clara dengan sendirinya.
“Kalau Jenna kabur, dia mau tinggal dimana?”
Tanya Airin yang sudah muak mendengar pertanyaan random Clara, Jenna pun hanya bisa terkekeh setidaknya ada Airin yang masih waras.
“Tapi tetap saja kakakmu selalu beruntung dalam hal apapun, bahkan dalam perjodohan dia juga beruntung, lihat saja suami kakakmu seorang Zavey.”
Ucap Airin membuat Jenna terdiam sejenak, Jenna mulai menggigit bibirnya, apa ia beritahu saja pada kedua teman nya jika kakaknya kabur di hari pernikahan dan digantikan olehnya? Ah tapi bagaimana jika mereka tidak bisa menjaga rahasia?
“Jenna, apa kau tidak pernah bertanya pada kakakmu bagaimana dengan tubuh Zavey? Pasti sangat menggoda.”
Ucap Clara mungkin sudah membayangkan sesuatu yang kotor, mendengar itu tentu Jenna langsung menepuk bibir Clara yang dengan lancang membayangkan yang tidak tidak tentang Zavey, dan lagipula bukan kakaknya melainkan dia sendiri yang harusnya di tanya bagaimana rasanya bibir Zavey.
Seketika Jenna mengingat kembali bagaimana Zavey mengeluarkan sayuran itu dari mulutnya, Jenna tersenyum malu bahkan wajahnya mulai memerah lantaran merasa malu sendiri membuat kedua temannya kebingungan dengan tingkah Jenna.
“Jenna, kau baik baik saja? Wajahmu sangat merah apa kau sedang sakit?”
Tanya Airin khawatir, mendengar itu Jenna sontak menggelengkan kepalanya lalu menutup wajahnya yang saat ini memerah.
“Hmmm, apa kalian berdua bisa menyimpan rahasia?”
Tanya Jenna tiba tiba membuat Airin dan Clara saling menatap, keduanya kemudian menganggukkan kepala lalu mulai mendekatkan diri pada Jenna, Jenna masih ragu tapi kedua temannya itu sudah sangat penasaran.
“Sebenarnya…. Aku yang menikah dengan Zavey.”
Bisik Jenna.
Hening tak ada yang bersuara, hanya hembusan angin yang terasa hingga akhirnya tawa kedua teman nya itu tiba tiba membludak membuat Jenna mengerutkan keningnya, kenapa tiba tiba mereka tertawa?
“Yang benar saja! Aku pikir kau sedang serius, astaga selera humor mu sudah meningkat Jenna.”
Ucap Clara di iringi suara tawanya, Airij juga mengangguk setuju dengan ucapan Clara sedangkan Jenna kini menatap kesal kedua teman nya itu, ia sudah tidak berniat untuk memberitahu yang sebenarnya karena dianggap berbohong.
“Baiklah tertawa saja.”
Ucap Jenna tapi kedua teman nya itu tak kunjung berhenti tertawa, hingga tak lama Jenna mendapat pesan dari Zavey yang mengatakan jika kemungkinan ia akan pulang terlambat karena harus menemui klien, Jenna kemudian membalas pesan Zavey.
Semenjak kejadian suap menyuap, hubungan kedua nya sedikit meningkat, meskipun tidak seperti layaknya suami dan istri tapi tetap saja Jenna merasa senang karena setidaknya Zavey tak begitu irit bicara seperti sebelumnya.
“Hei berhenti lah tertawa, apa kalian tidak lapar?”
Tanya Jenna yang sudah muak mendengar tawa kedua temannya itu, Airin dan Clara pun mulai mengakhiri tawa mereka kemudian mengangguk seraya memegangi perut mereka.
“Tapi bukan kah kau bilang harus pulang sebentar lagi?”
Tanya Airin.
“Tidak jadi, soalnya Zav… tidak ada orang dirumah.”
Ucap Jenna tak ingin jadi bahan tertawaan Airin dan Clara lagi, kedua teman nya percaya lalu ketiga nya mulai beranjak dari duduk mereka mencari restoran terdekat.
“Tapi Jenna, bagaimana bisa kau menghayal menikah dengan suami kakakmu? Kau benar benar tidak waras.”
Ucap Clara masih saja mengejek Jenna.
“Diamlah!”
Ucap Jenna kesal.
Tak butuh waktu lama ketiga wanita itu pun menemukan restoran yang cukup terkenal, tak ingin membuang waktu, ketiganya pun segera duduk lalu memesan beberapa makanan untuk di santap.
Seraya menunggu pesanan tiba ketiga wanita itu kembali mengobrol hingga tak lama tatapan Jenna tertuju pada dua orang yang ia kenal, yang baru saja keluar dari dalam ruangan yang biasanya dipesan khusus.
“Zavey? Mama?”
Jenna membatin matanya terus saja tertuju pada keduanya membuat Airin dan Clara juga menoleh, sontak keduanya terkejut melihat keberadaan mama Jenna disana bersama suami kakak Jenna.
“Jenna, tutup wajahmu jika tidak mamamu akan melihatmu.”
Bisik Airin seraya menutupi wajah Jenna dengan buku menu, Jenna pun menurut entah mengapa ia tak ingin Zavey melihatnya disana, mamanya memilih untuk pergi terlebih dahulu sedangkan Zavey kembali masuk ke dalam ruangan sebelumnya.
“Kebetulan sekali kita melihat mereka disini.”
Ucap Airin setelah memastikan mama Jenna pergi dari tempat itu.
“Tapi apa yang mereka lakukan disini? Kenapa mereka bertemu berdua saja? Atau mungkin kakakmu juga ada di dalam?”
Deg!
Seketika jantung Jenna berdegup kencang, apa mungkin itu benar? Apa mereka sudah menemukan Lysandra? Bagaimana jika hal itu benar dan Zavey sedang bersama Lysandra di dalam? Apa ini artinya Jenna harus pergi dari kehidupan Zavey?
“Jenna, ada apa?”
Tanya kedua temannya melihat Jenna yang hanya diam, Jenna tersentak lalu menggelengkan kepalanya, sebisa mungkin ia terlihat biasa saja di hadapan teman temannya meskipun pikirannya sudah tidak terkendali.
“Aku harus tau dengan siapa dia di dalam sana.”
Jenna membatin, wanita itu kemudian beralasan ingin ke toilet pada kedua temannya lalu meninggalkan mereka di sana, Jenna masuk ke dalam ruangan itu, ada beberapa pintu di sana, tapi hanya ada satu pintu yang di dalam nya terdengar suara, Jenna mulai mendekat mencoba untuk mendengar suara di sana.
“Suara wanita?”
Jenna membatin begitu mendengar suara wanita dari dalam meskipun tidak begitu jelas, tapi sepertinya ada beberapa suara juga di sana termasuk suara Zavey yang bisa Jenna kenali, apa dia benar benar bertemu klien atau kak Lysandra?
Jenna membatin, ia kemudian memilih untuk pergi dari sana, sedangkan Zavey yang berada di dalam ruangan bersama para klien nya melihat bayangan dari bawah pintu, Zavey kemudian pamit ke toilet pada klien nya begitu melihat bayangan itu mulai menghilang.
Sedangkan Jenna saat ini sedang berada di toilet wanita, ia menatap wajahnya di cermin lalu mencucinya untuk menyegarkan wajahnya saat ini, tak lama ia segera keluar dari sana namun langkahnya terhenti begitu melihat Zavey sedang berdiri di depan toilet.
"Sedang apa di sini?”
Tanya Zavey seraya memasukkan kedua tangan ke dalam saku lalu mendekati Jenna, Jenna mengalihkan pandangannya tak ingin menatap Zavey.
“Hanya ingin makan dengan teman temanku.”
Ucap Jenna, Zavey mengangguk lalu menarik dagu Jenna agar wanita itu menatap nya saat ini.
“Kenapa? Kamu sedang marah?”
Tanya Zavey, Jenna menepis tangan Zavey lalu kembali mengalihkan pandangannya, tak ada jawaban membuat Zavey tersenyum kecil, baru saja akan memegang tangan Jenna, tiba tiba beberapa wanita muncul membuat Zavey segera mundur membiarkan wanita wanita itu masuk ke dalam toilet.
“Kita akan bicara di rumah nanti.”
Bisik Zavey lalu meninggalkan Jenna disana, Jenna kemudian menatap Zavey yang mulai menjauh lalu menarik nafas panjang, setelah Zavey pergi, Jenna juga kembali ke meja nya.
Namun Jenna dikejutkan dengan keberadaan Darren di sana, bagaimana mungkin Darren tiba tiba ada di sana? Apa mungkin kedua temannya itu yang mengundangnya?
“Lama sekali? Kau sedang apa sebenarnya? Darren sudah menunggumu sejak tadi.”
Ucap Clara seraya menggoda Jenna dengan menaikkan kedua alisnya, Jenna hanya menghela nafas lalu duduk di samping Darren karena hanya itu yang tersisa.
“Kau tau? Ternyata restoran ini milik sepupunya Darren.”
Ucap Clara kembali membuat Jenna terkejut, kebetulan lagi? Tengah asyik berbincang dengan teman temannya, pandangan Jenna tertuju pada Zavey yang baru saja keluar dari ruangan dengan beberapa orang sepertinya memang klien tapi tetap saja hatinya masih tidak tenang.
Jenna mengalihkan pandangannya tak ingin Zavey melihatnya namun tentu Zavey sudah menyadari Jenna ada di sana, tatapan Zavey seketika menajam melihat seorang pria duduk di samping Jenna.
“Jenna elvern.”
Semua orang menoleh ke sumber suara di mana Zavey yang tengah menghampiri mereka saat ini.
“Sudah sore, ayo pulang.”
Ucap Zavey menarik tangan Jenna tapi Jenna menepis nya, ia tak habis pikir bagaimana bisa Zavey bersikap seperti itu di tempat umum bahkan di depan teman temannya, tak hanya Jenna bahkan teman temannya juga kebingungan dengan sikap Zavey yang notabenya adalah kakak ipar Jenna.
“Anda tenang saja, saya yang akan memastikan Jenna pulang tepat waktu.”
Ucap Darren sontak berdiri di depan Jenna untuk melindungi wanita itu, Melihat itu Jenna tentu saja semakin panik sedangkan Zavey hanya tersenyum tipis lalu mendorong tubuh Darren menjauh dari hadapan nya.
“Saya yang akan membawanya pulang.”
Ucap Zavey seraya menarik tangan Jenna namun Darren juga tak mau kalah lalu menarik tangan Jenna yang lain membuatnya saling melempar tatapan tajam dengan Zavey.
“Oke stop!! Aku akan pulang sekarang dengan taksi!”
Ucap Jenna menepis tangan kedua pria itu lalu mengambil tasnya dan bergegas pergi dari sana, kedua temannya itu sontak mengikuti Jenna lalu mengajak Jenna untuk ikut bersama mereka.
“Darren, tolong bayar ya.”
Pekik Clara sebelum akhirnya pergi menjauh.