My Sweet Stalker

Kemeja putih sudah oke, rok pendek selutut juga udah oke, High heel berwarna hitam yang runcing membuat kesan tampilannya menjadi berkelas, tas yang sangat feminim dan juga sedikit polesan di wajah nya. Clara tampil dengan cantik di hari interview nya ia berharap kali ini tuhan benar-benar mengasihani nya dan memberikan keajaiban padanya.

Setelah berkali kali memastikan tampilannya di cermin baru clara mengambil ponselnya di dalam tas yang dia bawa karena Gisella sahabatnya baru saja menghubungi.

📲 “Kau sudah siapkan, sudah tampil cantik kan?” tanya gisella beruntun.

📲 “iya, aku sudah di jalan menuju tempat nya” Clara berbicara dengan ponsel nya pada Gisella, memberitahu kabar baik bahwa dirinya sudah akan di interview hari ini.

📲 “Ya sudah hati hati ya! Ah iya nanti malam aku mau makan dengan kekasih ku, kau mau ikut ? tenang saja akan aku traktir” ujar Gisella semangat.

📲 “kau mau aku jadi obat nyamuk nontonin kalian berdua kencan begitu? Tidak mau, kau saja” Clara menolak ajakan Gisella.

📲 “Eiy jangan begitu pokoknya kau harus datang dan kenalan dengan nya, dia sangat tampan! Dan aku mau pamer ceritanya! mengerti? Sudah ya aku mau kerja dulu! Bye muaaahh” Gisella mengakhiri telepon seperti biasanya.

Clara mendecakkan lidah nya menatap ponsel nya yang sudah tidak lagi terhubung dengan Gisella, 3 hari yang lalu Gisella memang bilang bahwa dirinya sudah berpacaran dengan seorang pria yang masih di rahasiakan hingga hari ini dia memang terus saja memamerkan kekasihnya itu, meskipun menolak tapi Clara berniat untuk datang nanti malam, dia juga penasaran sebenarnya bagaimana tampang kekasih yang di banggakannya itu.

“Abang maaf, ara hari ini tidak mengantar makan siang, ara baru dapat kabar untuk interview!”

Clara juga membagi kabar gembira pada Bagas melalui pesan singkat, karena jam ini adalah jam dimana Bagas tengah sibuk bekerja.

“Cepat sekali? Interview di mana?” Balasan dari Bagas datang tidak lama setelah Clara mengirim nya.

“aku kirim alamat nya, doakan aku supaya berhasil ya!” balas Clara kemudian mengirim alamat tempat kemana dia akan interview. Bis lalu berhenti di halte, Clara berjalan perlahan mengikuti arah dari GPS ponsel nya. Di sebuah jalanan yang sepi terlihat beberapa ruko yang tidak terurus. Beberapa di bangunan di samping nya adalah mini market dan juga rumah makan kecil.

“Aneh sekali, apa ini tempat nya? Tidak seperti perusahaan” gumam Clara pelan sambil memperhatikan Ruko yang ada di depan nya. Ia memastikan bahwa alamat nya sudah benar, lalu menelepon pihak perusahaan yang tadi menghubunginya.

“iya masuk saja kantor kami di lantai 3”  Clara menatap dengan ragu apalagi di sana termasuk daerah yang sepi. Tapi Clara tidak mau berpikiran negative dulu, bisa saja kan dalamnya berbeda dari luarnya, Ia mengambil nafas panjang dan melangkah masuk ke ruko itu. Menaiki anak tangga hingga sampai di lantai 3 secara perlahan, terlihat sebuah ruangan kecil bertuliskan “Kantor Global Mitra”. Lalu terlihat seorang pria bertubuh kekar yang menggunakan pakaian security.

“Permisi aku ada interview di kantor Global mitra” Ucap Clara setelah menghampiri pria itu dengan senyum sopan.

“Oh iya di dalam silahkan masuk” Pria itu mengantar Clara untuk masuk ke dalam, Clara mengedarkan pandangan nya dan melangkah ragu. Di dalam terlihat sangat sepi tidak ada siapapun, hanya seorang pria yang tengah duduk di kursi nya.

“Clara benarkan?” Ucap pria itu.

“i-iya?”

“Ah ayo lakukan interview nya, silahkan duduk” Clara menelan ludah nya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Jika memang ini kantor, kenapa berada di tempat sepi begini dan juga tidak terlihat ada pegawai lain.

“Aaah kau pasti heran, kami ini baru merintis dan baru resmi jadi sebuah perusahaan walau kecil. Kami sedang mencari staff makanya sepi begini” Jelas pria itu, Clara bahkan tak menemukan papan nama di meja nya. Benar benar tempat yang mengerikan pikir clara.

“Jadi, ceritakan dirimu” Lanjut pria itu. Clara merasa tidak nyaman dengan tatapan nya sedari tadi bisa terlihat jelas pria itu menatap ke arah dada Clara bahkan ketika Clara tengah menceritakan diri dan pengalaman kerja nya.

“Apa kau sudah menikah?” Pertanyaan itu membuat Clara semakin curiga, pasti ada yang tidak beres. Ia lalu beranjak dari duduk nya.

“maaf ya aku tidak bisa melanjutkan ini” Clara terburu-buru melangkah pergi sampai di depan pintu, pria tadi berlari dan menyusulnya lalu mencengkram tangan Clara.

“Kau mau kemana? Interview kita belum selesai” Clara gemetar ketakutan pria itu terlihat ingin memangsa nya, Dengan satu injakan kaki Clara berhasil melarikan diri saat pria tadi meringis kesakitan. Nampak nya pria yang menjaga sebagai security tidak tinggal diam ia berlari mengejar Clara. Suara langkah kaki terdengar sangat jelas, Clara terkilir ketika menuruni tangga dengan terburu buru.

“Aaaaakk” Melihat pria di belakang nya terus mengejar Clara melepaskan kedua High Heel-nya, dan melemparkan satu High heel-nya tepat mengenai kepala pria tadi. Ia kembali berlari dengan menjinjing satu High heel di tangan nya. Clara berhasil keluar dari gedung itu, ia terus berlari hingga ke jalan raya yang ramai dengan semua sisa tenaganya.

. 

📲 “Iya aku sedang di jalan, aku mengerti tenang saja aku pasti bertemu dengan nya” Alvaro menutup panggilan dari Randy teman nya itu terus menanyakan apakah Alvaro pergi ke kencan buta itu atau tidak, pasalnya gadis itu sudah menunggu di restoran yang sudah Randy Booking. Alvaro memacu mobil nya dengan santai sebenarnya ia sangat malas tapi Randy terus merengek serta memaksa dan Alvaro tak dapat menolak nya lagi.

'Ckiiiiiiiiiiiiiiiiiit' Kaki nya tiba-tiba menginjak rem saat seorang perempuan terlihat melintas di depan nya secara tiba tiba, ia hampir saja menabrak tapi Alvaro berhenti tepat waktu. Perempuan itu malah berlari ke arah pintu dan membuka nya.

“Selamatkan aku, tolong selamatkan aku” lirih gadis itu sambil menunduk tanpa melihat lawan bicaranya, tubuhnya bergetar ketakutan. Alvaro terheran heran melihat gadis yang tiba-tiba saja masuk ke dalam mobil nya, lalu menaruh High heel yang hanya tinggal satu pasang di dekat kaki nya.

“Aku mohon selamatkan aku, bawa aku kemana saja!” lirih gadis itu sekali lagi, dan sepertinya dia mulai terisak kecil. Alvaro masih terdiam ia tak bisa melihat wajah gadis itu karena menundukkan kepalanya dan menutupi nya dengan rambut. Tapi alvaro seperti merasa familiar dengan suara gadis itu.

'Diiiiiiiiiiiiiiiiiiiin' Di belakang antrian mobil sudah mengamuk, tidak mau di amuk massa Alvaro segera melajukan mobil nya tanpa bertanya pada gadis yang duduk di samping nya.

...🏸🏸🏸🏸🏸🏸...