Puspa Melita seorang gadis berusia 14 tahun yang harus kehilangan Ibunya dengan cara yang mengenaskan diakibatkan orang ketiga, kematian Ibunya membuat seorang gadis yang dulunya ramah, penuh senyum, dan juga ceria berubah 360° menjadi gadis yang pendiam dan penuh dengan dendam.
Puspa sudah menyusun rencana yang sangat matang untuk membalas dendam kepada orang yang sudah menghancurkan Ibunya.
" Kau hancurkan Ibuku, Ku hancurkan keluargamu. " Puspa melita dengan segala dendam kesumatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Di saat Ferry yang sedang fokus menatap layar laptopnya, tiba-tiba sayap-sayap Ferry mendengar suara seseorang yang mengetuk pintu ruangannya.
Tok..
Tok..
Tok..
" Iya masuk. " jawab Ferry yang tetap fokus menatap layar laptopnya.
Ceklek..
Pintu ruang kerja Ferry terbuka lalu masuklah seorang laki-laki yang seumuran dengannya, namun wajahnya tidak kalah tampan darinya.
" Hey Mas bro sibuk banget kayaknya. " ucap laki-laki tersebut yang langsung mendudukkan dirinya di kursi yang ada di hadapan Ferry tanpa dipersilahkan duduk oleh sang empunya ruangan.
" Kok ada ya tamu yang belum dipersilakan duduk tapi udah main duduk aja. " sindir Ferry namun kedua matanya tetap melihat ke layar laptopnya.
" Sialan nyindir aku kamu. " sahut laki-laki tersebut.
Laki-laki itu lantas mengambil satu lembar tisu yang ada di atas meja lalu mengepalnya menjadi bola kecil dan melempar bola tisu tersebut ke arah Ferry dan sialnya malah masuk ke dalam mulut Ferry yang kebetulan sedang menguap.
" Brengsek sialan kamu Lex. " sungut Ferry yang kesal pada sahabatnya yang bernama Alex.
" Siapa suruh nyindir aku, oh iya nanti malem ke club yuk? " ajak Alex untuk yang entah ke berapa ratus kalinya.
" Percuma kamu ngajakin aku Lex jawabanku tetap sama aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku ke tempat itu lagi. " jawab Ferry yang mulai menutup laptopnya.
" Ah kamu nggak asik Fer, ayolah sesekali kita ke club bareng semenjak nikah sama Vera kamu bener-bener tobat ya? tidak lagi menjadi Ferry sang Playboy club malam. " celetuk Alex mengejek.
" Semuanya sudah berubah bro, semenjak menikah dengan Vera aku sudah bertekad untuk membuang gelar Playboy ku dan aku juga tidak akan menginjakkan kakiku ke club malam lagi dan aku hanya akan fokus pada keluarga kecilku. " ucap Ferry sembari menatap wajah sahabatnya dengan serius.
Alex menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil tersenyum mengejek saat balik menatap wajah sahabatnya.
" Alah Ferry kamu bertobat pun tetap aja kan setiap hari Vera terus mencurigai kamu? dan setiap hari juga kalian bertengkar karena hal yang sama? " ujar Alex membuat Ferry terdiam.
" Kenapa diam bener kan apa yang aku katakan? kamu tidak selingkuh pun Vera akan tetap menuduh kamu selingkuh, jadi dari pada terus dituduh seperti itu iya lebih baik kamu selingkuh beneran. " tutur Alex yang memang sejak awal tidak pernah menyukai sahabatnya Ferry menikah dengan wanita seperti Vera.
Ferry masih saja terdiam memikirkan kata-kata sahabatnya tersebut.
" Aku yakin saat ini kamu pasti sudah bosan kan bertengkar terus dengan Vera? dan aku juga yakin kamu pasti sudah kehabisan kata-kata untuk menjelaskan ke Vera bahwa kamu tidak selingkuh. " tebakan Alex yang memang benar 100%.
" Dari mana kamu tahu Alex sialan? apa jangan-jangan kamu setiap hari mengikuti aku atau jangan-jangan kamu memang penguntit? " ujar Ferry bertanya sambil menatap penuh selidik.
" Sahabat brengsek, mana ada penguntit setampan aku lagi pula aku terlalu sibuk dan tidak ada waktu untuk mengikuti kamu sialan. " jawab Alex sembari melempar Ferry dengan sebuah pena yang dia temukan di atas meja.
" Kalau begitu dari mana kamu mengetahui semua itu Alex? " ujar Fery kembali bertanya.
Alex menggelengkan kepala melihat sang sahabat yang otaknya mendadak lemot dan tidak berfungsi.
" Hey playboy tobat aku mengenalmu bukan sehari dua hari sialan, bahkan sejak kita masih di dalam kandungan pun aku sudah sangat mengenalmu brengsek jadi hanya melihat dari raut wajahmu yang tidak seberapa itu aku dapat mengetahui dan aku juga sangat tahu apa yang kamu alami saat ini. " jawab Alex dengan sombongnya.
Ya Alex dan Ferry merupakan sahabat sejak masih di dalam kandungan karena kedua orang tua mereka yang tinggal bersebelahan dan bersahabat juga. jadi mau tidak mau Alex dan Ferry akhirnya bersahabat karena mereka mempunyai sifat dan kepribadian yang sama. Lalu Alex melihat sebuah tas bekal yang ada di dekat tas kerja Ferry membuat Alex mengerutkan keningnya lkarena tidak biasanya sahabat Playboy tobatnya satu ini membawa bekal ke kantor.
" Tumben bawa bekal ke kantor udah berubah istri pemalas mu itu? " tanya Alex yang sudah biasa menyebut Vera istri pemalas dan Ferry pun tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena Ferry tahu sahabatnya Alex memang suka berbicara ceplas-ceplos tanpa saringan filter.
" Vera berubah bisa hujan duit dunia ini. " celetuk Ferry membuat Alex menatap bingung.
" Nggak usah bingung, bekal itu aku dapetin bukan dari Vera tapi dari tetangga baru yang menyewa rumah di sebelah rumahku. " ucap Ferry menjelaskan namun Alex semakin menatap bingung ke arah sahabatnya bahkan keningnya semakin berkerut.
" Aku tahu otak mungil mu itu tidak bisa mencerna ucapanku barusan kan? " tanya Ferry dan Alex pun mengangguk.
" Begini rumah kosong yang ada di sebelah rumahku sekarang sudah ada yang menyewa dan penyewanya itu seorang wanita cantik dan tentunya single, saat tadi pagi aku ingin lari pagi kebetulan dia juga ingin lari pagi juga, jadi ya udah kami barengan aja sekalian berkenalan tapi nggak tahunya dia malah mau membuatkan aku sarapan pagi ya udah aku terima aja lagi pula kamu sendiri kan tahu setiap pagi Vera tidak pernah membuatkan aku sarapan. " tutur Ferry menjelaskan secara lengkap.
Alex yang memiliki kepintaran di bawah rata-rata baru benar-benar mengerti setelah di jelaskan secara rinci.
" Bukan hanya setiap pagi bahkan Vera tidak pernah memasakkan makanan untukmu kan. " sahut Alex memperjelas.
" Brengsek kamu Lex, kalau sudah tahu diam-diam saja ngapain kamu perjelas. " sungut Ferry kesal.
" Tapi tunggu, tadi kamu bilang yang menyewa di sebelah rumah kamu seorang wanita cantik, memangnya secantik apa sih? " tanya Alex yang penasaran.
Jiwa playboy nya langsung meronta-ronta saat mendengar kata wanita cantik, pasal ya Alex tahu selera sahabatnya yang satu ini tidak bisa di ragukan lagi.
" Beeeh cantik banget apalagi bodynya gitar spanyol punya. " jawab Ferry menjelaskan dengan semangat.
Kedua mata Alex langsung berbinar saat mendengar wanita cantik yang memiliki body gitar Spanyol, karena pada dasarnya Alex juga penyuka wanita cantik apalagi yang memiliki tubuh seksi.
" Serius? Berarti mantep dong? " tanya Alex yang ikut semangat juga.
" Ya serius lah ngapain juga aku bohong, udah ah kamu pergi sana kalau kamu lama-lama di sini yang ada pekerjaan aku bukannya selesai malah semakin menumpuk. " usir Ferry yang kembali membuka laptopnya.
" Ah kamu nggak asik Fer, aku kan masih penasaran sama tetangga baru kamu itu? " ujar Alex yang terdengar kecewa.
" Bodo amat, udah kamu pergi sana aku mau lanjut kerja. " usir Ferry lagi dan dengan terpaksa Alex bangkit dari duduknya lalu segera berlalu dari ruangan Ferry tanpa permisi.
" Dasar sahabat dedemit, datang nggak bilang-bilang pulang juga nggak permisi. " sungut Ferry lalu dia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sudah menumpuk di atas meja kerjanya.