Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya sampai di Hyatt Centric Janakpuri New Delhi
Mobil toyota warna putih tiba di depan hotel Hyatt Centric Janakpuri New Delhi yang megah.
Aminah memandang luas keluar jendela mobilnya yang memasuki area hotel.
Mobil berhenti tepat di depan hotel dan Aminah turun dari dalam mobil lalu disusul ibunya.
"Kita sudah sampai dan kita langsung saja memesan kamar", ucap ibu.
"Iya, mathair", sahut Aminah.
"Chandra, tolong kamu mencari petugas hotel untuk membantumu membawakan barang-barang kita karena kita akan menginap di Delhi !", ucap ibu.
Chandra yang berdiri di luar mobil lalu menganggukkan kepalanya.
"Biarkan Kalini ikut bersama dengan kami ke dalam, Chandra", ucap Aminah.
Chandra menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah Aminah.
Dia berdiri sambil menggandeng tangan adik perempuannya yang masih kecil.
"Kalini, ikutlah bersama Aminah, aku hendak memarkirkan mobil", ucap Chandra.
"Iya, kakak", sahut Kalini.
Chandra melepas genggaman tangan Kalini dan menyuruh gadis kecil itu berjalan ke arah Aminah dan ibunya yang berdiri di depan hotel Hyatt Centric Janakpuri New Delhi.
Kalini berjalan pelan menuju Aminah dan sesekali menoleh ke arah kakak laki-lakinya, Chandra.
"Ayo Kalini ! Kita masuk ke dalam hotel dan mencari kamar terbaik untuk kita", ucap Aminah.
Aminah menggandeng Kalini sambil tersenyum lembut.
Gadis kecil itu hanya patuh dan mengikuti Aminah.
"Kita pesan kamar untuk dua orang saja, biarkan Kalini tidur bersama kita, Aminah", ucap ibu.
"Baik, mathair", sahut Aminah.
Chandra tidak terlihat lagi di luar hotel bersama mobil toyota putih yang tadi mereka naiki.
Saat Aminah menoleh kembali ke arah luar hotel.
Ibu memesan kamar untuk mereka berempat selama dua hari di New Delhi.
"Ayo, kita masuk ke kamar untuk beristirahat, Aminah !", ucap ibu.
"Apa tidak kita tunggu Chandra kembali dari memarkirkan mobil, dia tidak tahu letak kamar yang kita pesan, mathair", sahut Aminah.
"Kita telpon saja dia karena menunggu Chandra akan melelahkan, nak", ucap ibu.
Aminah membuka tas miliknya seraya mengeluarkan sebuah iphone warna hitam miliknya.
Dia melihat iphonenya lalu mengetik pesan kepada Chandra.
"Aku sudah mengirim pesan ke Chandra jika nanti aku akan menelponnya setelah sampai di kamar", ucap Aminah.
"Iya, kalau begitu kita langsung saja ke kamar untuk beristirahat. Bagaimana Kalini kau suka pergi ke Delhi, sayangku ?", ucap ibu.
Ibu menatap gadis kecil itu sambil tersenyum ramah.
"Aku sangat suka, bibi Yasmina", jawab Kalini malu-malu.
"Hmmm... Bagaimana kalau kita pesan makanan lezat serta es krim untuk kita, Kalini ? Kau pasti menyukainya, sayangku", lanjut ibu.
"Iya, bibi", jawab Kalini.
"Ayo, Aminah ! Kita segera ke kamar karena setelah ini kita pergi ke rumah keluarga Sheikh", kata ibu.
"Tapi kita tidak memberi kabar kepada mereka, mathair ?", tanya Aminah.
"Tidak perlu, aku ingin memberi kejutan kepada mereka semua akan kedatangan kita, biarkan mereka tahu bahwa keluarga Kapoor juga memiliki martabat", sahut ibu.
Aminah terdiam dan hanya mengikuti langkah kaki ibunya yang berjalan menuju lift hotel.
Tiba-tiba terdengar suara memanggil mereka dari arah belakang.
"Bibi Yasmina, tunggu !", panggil suara itu.
Aminah menoleh ke arah suara yang memanggil ibunya.
Tampak Chandra membawa semua barang mereka tanpa bantuan petugas hotel sambil berjalan ke arah mereka bertiga.
"Chandra...", ucap ibu terkejut.
Yasmina Kapoor langsung berjalan ke arah Chandra.
"Bagaimana bisa kau membawa sendiri semua tas-tas ini, Chandra ?", ucap ibu.
Ibu menurunkan tas dari atas pundak Chandra lalu memukul lengan Chandra pelan.
"Aku sudah menyuruhmu memanggil orang lain untuk membantumu, kenapa kamu justru membawa semua tas-tas ini !?", kata ibu.
"Aku adalah pahlawanmu, bibi Yasmina... Tentu saja aku akan rela menuruti semua perintahmu", sahut Chandra.
"Dasar kau ini ! Kamu habis menyetir jauh dari Janakpur dan tentu saja kamu lelah. Apa kamu menganggap dirimu adalah Bima yang kuat ???", kata ibu.
Ibu tertawa pelan sambil membawa tas miliknya serta menyerahkan tas lainnya milik Aminah.
"Kamu tidak membawa tas berisi keperluanmu, Chandra ?", tanya Aminah.
"Tidak, bibi", sahut Chandra.
"Ya Tuhanku... Lalu bagaimana dengan Kalini, adikmu ? Bukankah dia perlu mengganti pakaiannya setelah pergi jauh, Chandra ?", ucap ibu.
"Oh..., aku tidak mengira jika kita akan menginap di Delhi karena itu aku tidak membawa perlengkapan untuk kami, bibi", kata Chandra polos.
Chandra hanya berdiri termangu saat dia menyadari bahwa dirinya melewatkan sesuatu yang penting.
"Hmm, kamu ini maka belilah perlengkapan pakaian atau yang lainnya yang kamu butuhkan dan jangan lupa untuk Kalini juga", ucap ibu.
Ibu membuka dompet lalu mengeluarkan kartu hitam miliknya dan menyuruh Aminah untuk membeli keperluan Chandra.
"Kamu belikan keperluan Chandra dan juga Kalini", ucap ibu.
"Kita pesan dari hotel saja. Bagaimana kalau kita minta tolong petugas hotel untuk membelinya karena kita tidak tahu letak toko di Delhi, mathair", sahut Aminah.
"Oh, baiklah..., aku juga berpikir akan butuh waktu lama untuk pergi keluar hotel karena setelah kita bersiap-siap, kita akan lanjut pergi ke rumah keluarga Sheikh", ucap ibu.
"Tapi... Kita tidak tahu ukuran Chandra dan Kalini...", kata Aminah.
Ibu menoleh ke arah Chandra lalu melihatnya dengan sangat serius.
"Bagaimana menurutmu, Chandra ? Apa kamu tidak lelah untuk mengemudikan mobil lagi ?", tanya ibu.
Aminah menyentuh tangan ibunya sambil berkata padanya.
"Biarkan kami pergi dengan memesan taksi umum karena aku berpikir jika Chandra sangat lelah saat ini, mathair", kata Aminah.
Yasmina Kapoor menoleh ke arah Aminah lalu mengangguk.
"Baiklah, sayangku... Pergilah dengan taksi ! Aku juga berpikiran sama denganmu kalau Chandra pasti lelah sekarang", kata ibu.
"Ayo, Kalini ! Kita pergi sekarang dan kita beli gaun cantik untukmu serta untuk kakakmu !", ucap Aminah.
"Iya, kak Aminah", sahut gadis kecil itu.
Kalini langsung berubah senang ketika Aminah mengajaknya pergi berbelanja keluar hotel Hyatt Centric Janakpuri New Delhi.
Gadis kecil itu berlari ke arah Chandra, kakaknya kemudian menggandeng tangan Chandra.
"Kau suka Kalini ?", tanya Chandra pada adik perempuannya.
"Iya, kak Chandra, Kalini sangat suka pergi ke Delhi", sahut Kalini.
Kalini sangat riang ketika Chandra menggandengnya berjalan.
"Kami pergi dulu, mathair", ucap Chandra sambil melambaikan tangannya.
"Iya..., pergilah...", sahut ibu.
Aminah berjalan dari arah belakang Chandra dan Kalini.
Mereka bertiga pergi menuju luar hotel Hyatt Centric Janakpuri New Delhi.
Aminah memesan taksi untuk mereka dengan menghubungi taksi lewat iphonenya.
"Kita tunggu taksi datang", ucap Aminah.
"Aku tidak merasa lelah mengemudi lagi. Bagaimana kalau aku ambil mobil dari tempat parkir ?", kata Chandra.
"Tidak, Chandra. Karena sebentar lagi taksi akan segera datang dan aku rasa kamu perlu beristirahat setelah menyetir mobil selama 19 jam dari Janakpur", sahut Aminah.
Chandra terdiam sedangkan Aminah berulangkali melirik jam di iphonenya memastikan jam kedatangan taksi yang baru saja dia pesan.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu