Perjodohan untuk Aleeza.
aleeza yg terpaksa menuruti kemauan sang kakek untuk menikah dg cucu sahabatnya membuat kehidupan Aleeza berubah 180° tidak ada hari tenang dan damai lagi ia harus menghadapi sang suami yang luar biasa membuat orang darah tinggi
tak hanya itu karena mereka berdua menikah karena perjodohan mereka pun menyembunyikan pernikahannya dari publik sehingga di mata publik
Aleeza dan Albian masih single atau lajang
karena hanya ke dua kelurga besarlah yg tau tentang pernikahan mereka itu pun juga syarat dari pengantin pria dan wanita.
bagaimana kisah rumah tangga yang mereka sembunyikan itu??
jangan lupa mampir di novel pertamaku
maaf jika banyak kekurangannya
jangan lupa likenm dn dukungannya ya
terima kasih😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon An ElfArmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Resepsi
Sebelum pesta resepsi.
Aleeza bersiap-siap diruang make up. Aleeza selesai memakai bajunya dan make upnya juga sudah selesai kini tinggal Albi yang belum. Albi masih ada di kamarnya.
"Wah nona kita cantik sekal.... "Ucap Anita.
"Rerima kasih kak. Kak Anita memang pandai sekali make upnya Al suka." Jawab Aleeza.
"Tinggal Albian nih. Kemana lagi tuh anak? Gak nongol-nongol."Ucap Anita.
"Biar Al panggil dulu ya Kak." Ucap Al tersenyum manis.
"Baiklah, sayang terima kasih loh Al."Ucap Anita.
"Sama-sama kakak cantik." Jawab Aleeza ramah.
Aleeza pun pergi menjemput Albi dikamarnya. Sesampai Al di depan kamar Albi langkah kakinya terhenti, pintu kamar Albi sedikit terbuka dan di dalam kamar Albian ada Johan, Albian juga ada. Tapi... dia sedang berbicara dengan seseorang dalam telpon.
"Bicara dengan siapa Albi? Kenapa wajahnya merona begitu?"Batin Al.
Karena penasaran Aleeza pun menguping pembicaraan Albi dengan seseorang itu.
...****************...
Didalam kamar Albian.
Dalam Telpon.
"Maaf aku tidak bisa jemput kamu, dan kamu bukankah sudah tau alasan aku tidak menjemputmu Sel?" Ucap Albian.
"Aku tidak percaya, apa yang Johan katakan kepadaku Bi? Aku tau kamu sangat mencintaiku. Aku tau kamu tidak akan meninggalkanku."Ucap Selia yang begitu sedih karena Albian mengakuinya. Bahwa dia benar-benar sudah menikah.
"Dari mana keyakinanmu itu datang? Semenjak kamu memutuskan untuk meninggalkanku, maka di hari itu pula cintaku kepadamu ikut pergi dari hatiku. Dan satu hal lagi apa yang Johan katakn kepada mu itu adalah keberan saat ini Selia, aku memang sudah menikah ." Jawab Albian.
"Tidak !!! Kamu boleh marah dengan ku, tapi kamu tidak boleh menikah dengan wanita lain selain aku. Bukankah aku sudah memberi tahu alasan ku pergi darimu? Aku ingin mengejar mimpiku Albian. Dan sekarang aku kembali. Aku bisa berdiri tegak dengan layak disampingmu " Ucap Selia tegas penuh kesedihan yang mendalam.
"Kamu sudah terlambat Sel. Aku tidak mencintaimu lagi, aku mencintai istriku. Aku sudah bilang, aku tidak peduli latar belakangmu seperti apa. Karena jika dimataku kamu layak maka tidak akan ada orang lain yang akan membatahnya. Tapi apa..? Kamu tidak mendengarkanku, kamu tetap pergi meninggalkan aku Sel." Ucap Albi dengan nada bergetar, wajahnya pun tampak sendu, dan matanyapun mulai berkaca-kaca.
"Aku akan datang dipernikanmu . Bisakah kamu memberitahuku dimana lokasinya Bi? Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri." Ucap wanita itu lirih dan terdengar sepertinya dia sedang menangis.
"Kamu tidak perlu datang kesini." Jawab Albia tegas.
"Apa dia menangis?"Batin Albi.
"Al, kenapa tidak masuk? °lbia ada didalam kok." Ucap Zian.
"Iya, ini kak Al mau ngetok pintunya dulu." Jawab Aleeza dengan Senyuman.
"Ngapain pakek ketok-ketok segala, lagian ketemu suami sendri Al langsung masuk aja."Ucap Zian santai.
"hehehe iya kak"jawab Al
Albi yang mendengar suara Aleeza di luar segera mengakhiri pembicaraannya dengan Selia.
"Berapa lama Al ada didepan kamar ku ya? Apa dia mendengar semua pembicaraan ku dengan Selia? Batin Albian, dalam seketika wajah Albian berubah pucat, telapak tangannya sangat dingin. dia takut jika Al mendengar pecakapannya dengan Selia. tak hanya Albian Johan pun merasakan hal yang sama dengan Albian, degup jantung Johan seperti orang yang sudah melakukan lari maraton.
Dan Zian langsung membuka pintu kamar Albian.
"Eh!! Lihat ini pintunya saja tidak tertutup rapat. Al ya udah masuk aja lah."Ucap Zian.
Zian pun masuk kedalam kamar Albi.
"Bi, kamu dicarin istrimu nih. Masak mau masuk kekamar suami aja masih ketok pintu dulu Bi. Istrimu benar-benar pemalu." Ucap Zian sambil becanda.
Aleeza mingikuti langkah kaki Zian memasuki kamar suaminya. Ada perasaan sakit di dadanya.
"Apa tadi itu mantan pacarnya? Kalau tidak salah Albi menyebut nama Selia, dia menolak manatannya dengan wajah seperti itu terlihat jelas ada rasa bersalah dan penyesalan di matanya. Dia berkata begitu ingin membohongi siapa? Bahkan aku yang tidak ada berpengalaman dalam percintaan saja sudah bisa menebaknya."Batin Aleeza.
"Al..Al..Aleezaaa."Teriak Zian didepan wajah Aleeza, sambil melambaikan tangannya
Al tersaadar kembali.
"Jya Kak, ada ap?" Tanya Aleeza.
"Eehh!! Kok malah balik tanya. Harusnya aku yang tanya, kamu kenapa bengong saja Al? Katanya mau ketemu Albi." Ucap Zian yang terheran-heran dengan sikap Aleeza.
"Eeh!! Aku sampek lupa kak." Ucap Aleeza panik.
"Eeehmmm!!" Zian jadi bingung sendiri.
"Nih anak kenapa? Tingkahnya aneh begitu."Batin Zian.
"Albi diminta kak Anita, untuk keruang make up sekarang."Ucap Aleeza.
"Iya sudah, aku ke sana dulu ya."Jawab Albi. sembari tersenyum yang dipaksakan.
...****************...
Aleeza pun mengikuti Albian keruang make up, kini tinggalah Zian dan Johan di dalam kamar Albian.
"Muka kamu kenapa tegang begitu Johan?" Tanya Zian.
"Tuan Zian, berapa lama nona Aleeza ada di depan pintu kamar tuan Albi?" Tanya Johan dengan suara yang bergetar.
"Tidak tau juga sih, tapi katanya baru sampai pas mau ketok pintu aku datang. Jadi aku deh yang buka pintunya." Jawab Zian santai.
"Oh, jadi begitu ya tuan."Ucap Johan yang sudah bekeringat dinging. Bahkan keringatnya mulai bercucuran.
"Memangnya kenapa sih? Kenapa aneh begitu? kamu, Albi juga aneh seperti ornag kepergok selingkuh saja." Ucap Zian penuh kecurigaan.
"Tadi tuan muda sedang menerima telpon dari nona Selia"Jawab Johan ketar ketir.
"Oh cuma terima telpon saja, kenapa harus ber ekspresi begitu? Berlebihan banget kalian ini." Ucap Zian tanpa sadar, apa yang di ucapkan Johan kepadanya.
Saat dia meminum wine dan sambil memikirkan kata-kata terakhir yang di ucapkan oleh Johan tiba-tiba...
"Uukkhhhh..uuukkkhhh..."Zian tersedak dengan wine yang dia minum.
"Tuan anda tidak apa-apakan?" Ucap Johan sambil menepuk-nepuk bahu Zian.
"Johan, tadi kamu bilang yang menghubungi Albi siapa?"Tanya Zian sekali lagi.
"Nona Selia, tuan." Jawab Johan.
"See...liiiiaaa mantanya Albi. Dia gila ya, kenapa dia masih menerima telpon dari wanita itu? Dan kamu Johan, kenapa tidak mencegahnya? Kamu tau kan Albian masih suka sama mantannya. Gimana jika Aleeza mengetahuinya? Bisa-bisa besok pagi Albi sudah jadi duda Johan."Ucap Zian, penuh amarah dia juga kesal terhadap Albian. Yang tidak ada prinsipnya sebagai laki-laki.
...****************...
Dan di ruang make up.
Albi sudah selesai di make up, kini dia sedang berganti pakaian di ruang ganti.
Aleeza yang setia duduk menemani sang suami, tiba-tiba Aleeza teringat ucapan Selia yang ingin melihat pernikahan Albian dengannya. Aleeza pun terbesit sebuh ide yang gila saat menatap ponsel sang suami diatas meja. Ya Aleeza mengambil nomor ponsel Selia dan mengirimkan alamat tempat mereka melaksanakan resepsi pernikahannya kepada Selia. Tapi tidak menggunakan ponsel sang suami dia menggunakan nomor ponselnya sendiri. Aleeza memilik 2 ponsel. 1 ponsel untuk nomor pribadinya dan 1 ponselnya lagi untuknya bermain-main seperti sekarang ini. Saat sudah digunakan dia akan menjual ponsel itu dan membeli yang baru.
"Anggap saja ini kado pernikahan untuk mu dari ku. Meski sakit untuk ku, tapi aku ingin tau saat kamu melihatnya nanti seperti apa raut wajah mu Bi." Batin Aleeza.
Tak lama kemudin Albi pun selesai mengganti pakainnya.
Ia pun segerah menghampiri Aleeza dan bersiap-siap memasuki ruang resepsi.
Uni dia ruang resepsi Aleeza dan Albian mereka menikah dengan sedarhan tidak ada wartawan dan tidak banyak pula tamu undangannya selain kedua keluarga besar juga ada beberapa sahabat dekat Albian dan Aleeza. Ada juga
beberapa teman pengusah dan militer dari kakek Rbin juga kakek Rama.
Pesta berjalan begitu meriah kakak dari Aleeza menyumbangkan lagu kecuali kakak pertamanya yang memang enggak untuk tampil dalam publik. Ada juga sahabat Albia juga menyumbang lagu di pesta malam ini.
Gaun resepsi yang di pakai Aleeza menjadi perhatian para tamu udangan. Gaun yang sangat cantik membuat Aleeza semakin cantik dan berkilau. Aleeza menuai banyak pujian malam ini tak hanya Al saja Albi pun juga penuh menuai banyak pujian. Malam ini para tamu yang datang memuji keserasian mereka berdua, banyak yang mendoakan pernikahan mereka langeng sampei maut memisahkan mereka berdua.
Aleeza dan Albi yang mendengar itu semua hanya tersenyum malu sesekali mereka saling memandang satu sama lain.
...****************...
Sedangkan ada wanita yang berdiri disudut kegelapan, yang menyaksikan pernikahan itu dengan tatapan penuh amarah dan juga kebencian. Tidak ada doa yang terucap di bibirnya, yang ada hanya makian dan kutukan.
"Seharusnya aku yang bersanding di sampingnya, bukan wanita rendahan itu." Ucapnya dengan kesal.
"lihat saja aku akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku milik SELIA. Kamu tidak akan tersenyum lama lihat saja."Ucap Selia penuh kebencian air matanya pun jatuh membasahi pipinya, hatinya hancur bagai tersayat-sayat pisau.
"Apa dia yang bernama Selia, wanita yang berdiri di pojok sana. Tatapan matanya benar-benar terpancar ketidak senangannya, melihat mantannya menikahi wanita lain"Batin Aleeza.
"Al kamu lihat apa?" Tanya Albin kepada istrinya.
"Lihat deh Bi, itu ada perempuan yang berdiri di pojok itu loh. Dari tadi dia ngeliatin kita."Bisik Al kepada albian. Sambil menunjuk ke arah pojok ruangan yang redup tak terkenak sinar lampu.
Benar saja saat Albi melihat kearah yang di tunjuk Aleeza, Albian langsung shock seketika. Albian terdiam 1000 bahasa dan wajahnya berubah pucat, dan juga mengeluarkan keringat dingin di tangannya.
Kennie Ardana
Kakak Aleeza Yang ke4 usianya pun tidak tepaut terlalu jauh dengan Aleeza hanya terpaut 1 tahun saja.
Ken sangat menyayangi Aleeza, dia juga termasuk kakak yang selalu memanjakan Aleeza, Ken juga termasuk kakak yang cerewet tapi jika dihadapan wanita lain dia sesorang yang kaku, cuek, mahal senyum, dan dia tidak pernah bermain - main dengan wanita ken sosok yang Alim mata kakak dan adiknya.