Mutia, Gadis Manis itu merasa Tuhan begitu menyayanginya, selain sang mama, kini ia juga di hadapkan dengan seorang Om-om mesum yang tidak lain adalah bosnya sendiri. Kedua orang tersebut bagaikan bayangan diri sendirinya, apapun yang ia lakukan pasti tidak pernah terlepaa dari pantauan mereka.
Namun semua berubah saat ia bertemu dengan Raga, pegawai baru yang tidak diragukan lagi ketampanannya.
Lantas bagaimana kisah Mutia selanjutnya? Akankah si Bos membiarkan ia dekat dengan lelaki lain?
Akan ada banyak kejahilan serta kisah seru lainnya, jangan ketinggalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erin FY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Mobil terus melaju hingga sampailah di sebuah kedai. Entah kebetulan atau memang sengaja, Denis berhenti di kedai langganan Mutia selama ini.
Mutia yang merasa sudah terbiasa dengan tempat itu segera masuk dan mencari tempat duduk. Denis hanya mengikuti gadis itu. Bibirnya tersungging, walau bukan kencan resmi, setidaknya malam ini dia berhasil jalan berdua dengan Mutia.
"Selamat malam, ini buku menunya, silahkan dilihat-lihat dulu," Seorang waiters menyerahkan buku menu kepada Mutia.
Mutia yang merasa mengenal suara itu segera mendongak dan tersenyum.
"Adam, hai! Kamu tidak mengenaliku? Kenapa formal sekali?" sapa Mutia dengan penuh semangat.
Adam yang semula kaget pun akhirnya tersenyum melihat siapa yang menyapanya. Namun, raut wajahnya berubah saat melihat Mutia tak sendiri.
"Hei, Mutia. Maaf aku kira tadi orang lain, darimana? Kok malam-malam masih keluyuran?" tanya Adam.
"Aku pulang kerja, kebetulan dapat rejeki traktiran. Rejeki anak sholehah dan cantik," ucap Mutia sumringah.
"Eheeem." Denis tiba-tiba berdehem. Dia merasa diabaikan melihat Adam dan Mutia yang begitu dekat.
"Mas, maaf. Bisa cepat, saya dari tadi sore belum minum, sekarang lagi haus banget," ucap Denis kepada Adam. Dia tidak mau waktunya yang singkat ini terganggu oleh lelaki lain.
"Oh, iya maaf. Jadi pesan apa?"
"Thai tea saja, seperti biasa. Tiga, ya." Kini giliran Mutia yang menjawab dengan semangat.
"Kok tiga?" tanya Denis heran.
"Iya, Bapak satu, aku dua. Kan katany tadi terserah aku mau minta berapa," jelas Mutia sembari nyengir.
"Ya, sudah, terserah kamu," jawab Denis pasrah.
Mutia pun menyerahkan pesanan kepada Adam.
"Kamu kok kayaknya deket sama waiters itu?" tanya Denis kepada Mutia.
"Oh, Adam. Dia bukan waiters. Dia anak yang punya kedai. Bantu-bantu kalau malem aja. Siang dia kuliah, hebat, ya? Anak kuliahan gak malu bantuin orang tuanya buka kedai," cerocos Mutia yang mendapat tatapan tak suka dari Denis.
"Tau banget tentang dia. Emang kalian sedekat apa?" tanya Denis lagi penuh selidik.
"Gak deket, cuma ini kedai, kan, langgananku sejak dari SMA. Aku sama temen aku satu geng dulu sering kesini, mangkanya kenal," jelaa Mutia.
Beberapa saat kemudian Adam datang membawa pesanan mereka. Mutia sumringah melihat dua cup thai tea di depan matanya.
"Punya kamu aku tambahin susu, kesukaan kamu kan, kental," jelas Adam yang diangguki oleh Mutia.
"Kamu emang keren, selalu hapal kesukaan aku."
"Selalu," jawab Adam lagi dengan mata berbinar.
Adam dan Mutia pun tertawa bersama. Tanpa mereka sadari Denis daritadi memandang dengan tatapan tak suka.
'Menyebalkan' batin Denis mengumpat sendiri.
"Ehem." Lagi, Denis yang diacuhkan kembali berdehem. Mutia dan Adam yang sedari tadi bercanda berhenti seketika.
Adam yang merasa Denis menatapnya tak suka memilih untuk pamit kepada Mutia.
"Kamu bisa ramah ke orang lain, kenapa sama aku jutek terus?" tanya Denis dengan menatap tajam ke arah Mutia.
"Lah emang dari awal bapak itu nyebelin. Sok kenal. Belum lagi ngaku-ngaku pacar aku, kan aku jedi ilfill," cerocos Mutia.
"Lah sebagai atasan kan aku wajib kenal pegawaiku."
"Tapi bapak lebay!"
"Berhenti panggil aku bapak! Aku gak setua itu!" bentak Denis.
"Tapi bagi aku bapak emang tua. Kita beda umur jauuuuuh." bantah Mutia.
"Iiish ... kalau gitu jadi istriku. Kita tak akan terlihat berbeda," sanggah Denis dengan menaik turunkan alis.
"Bapak sedang melamarku?"
"Tergantung jawaban kamu," balas Denis lagi dengan santainya.
"Maksudnya?"
"Ya jawab aja dulu."
"Dasar sinting!"
tolong sambung... best nie..tak sabar nak baca...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa