Gavin terpaksa harus menelan Pil pahit,ketika ia tidak bisa mewujudkan mimpinya untuk menikahi sang kekasih yang sudah dipacarinya selama 4 tahun.karna orang tua seila sang kekasih meminta mahar yang besar yang tidak bisa dipenuhi oleh Gavin.
ditengah kegalauannya orang tua Gavin malah semakin mendesak anaknya untuk menikahi anak dari sang sahabat karna merasa berhutang janji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Pagi harinya seperti biasa Yuna terlihat sibuk memasak untuk sarapan dan seperti biasa Gavin akan menikmati masakan Yuna dengan senang hati.dia tidak bisa pungkiri masakan Yuna memang enak dan selalu pas dilidahnya.tapi yang paling penting baginya ia tidak lagi harus membuang buang uangnya untuk membeli makanan diluar sana.
Hanya hening yang tercipta saat keduanya menikmati sarapan mereka.keduanya larut dalam fikiran masing masing.rasa kesal karena pertengkaran semalam masih membekas.
Hingga Gavin beranjak dari duduknya setelah menyelesaikan sarapanya tanpa kata Gavin berlalu dari hadapan Yuna setelah mengambil tas kerjanya.
" Masa."
Yuna berlari kecil mengambil tangan Gavin dan seperti biasa Yuna mencium tangan suaminya dengan takzim.membuat Gavin seketika membeku.yuna masih melakukan tugasnya sebagai seorang istri.meskipun dia mendiaminya.
Gavin berusaha menghindari desiran aneh yang tiba tiba mengentalkan hatinya,dia kembali melanjutkan langkahnya dengan wajah yang dingin.
Dikantor Gavin
Gavin terlihat sibuk dengan laptopnya.
" Apa yang kamu lakukan vin.ini sudah jam istirahat kamu masih saja sibuk dengan laptopmu."
" Aku lagi berusaha bangun perusahaan sendiri Al.aku tidak akan mungkin bisa memiliki Seila jika aku hanya mengandalkan gaji aku diperusahaan ini dan penghasilan aku dari bengkel itu semua tidak akan cukup untuk memenuhi persyaratan orang tua Seila."
Aldo mengeleng lemah.
" Vin,harus berapa kali aku peringatkan kamu,kamu itu sudah punya istri dia bisa menerima setiap kekurangan kamu,mau menemani kamu berjuang,tapi kamu malah memperjuangkan wanita lain untuk berada disisi kamu."
" Plis al.jangan ikut campur urusan aku.aku hanya mau seila."
" Ok ok baikalah aku akan pergi dari hadapan kamu sekarang juga."
Ketika Aldo terlihat menjauh dari hadapan Gavin.
Dertt. Derttt derttt
Handphone Gavin bergetar.gavin segera mengangkatnya ketika melihat nama seila tertera dilayar handphone.gavin segera mengeser tombol hijaunya.
" Hallo."
" Vin, sebentar sore kita makan dicafe biasa ya! Kamu ajak Yuna juga."
" Ngak ah ngapain ngajak ngajak Yuna."
" Plis vin.kayaknya aku nyambung deh sama yuna.ternyata dia tidak seperti apa yang kamu katakan.aku malah lihat dia adalah seorang wanita yang polos dan kamu tahu ngak kalau aku ngobrol sama dia tuh aku tuh rasanya nyambung.kamu tahu aku kan sayang.dari SMA aku tidak pernah punya teman Karan aku tidak mudah menerima orang baru dalam hidup aku.tapi sama yuna aku merasa nyambung jadi tolong ya kamu ajak dia.supaya kita semakin akrab."
" Tapi Seil..."
Tut Tut Tut
Kalimat Gavin mengantung saat mendengar sambungan telepon terputus.
Gavin menghelai nafas beratnya dan menyandarkan tubuhnya kesadaran kursi.
" Seil ...Seil .bukan Yuna yang polos tapi kamu.coba saja kami tahu Yuna bukanlah sepupuku tapi istri aku apakah kamu masih ingin tetap akrab dengannya."
\_\_\_\_\_\_\_
Sepulangnya dari kantor Gavin langsung pulang keruamh untuk menjemput yuna.dan seperi biasa Yuna selalu duduk dikursi tamu menunggunya pulang.
Minat Gavin membuka pintu.yuna langsung beranjak dari duduknya.
" Mas.kamu sudah pulang,aku aku sudah menyiapkan makanan untuk mu."
" Ngak usah kali ini kita makan diluar saja.!"
Mata indah Yuna berbinar saat mendengar kalimat itu dari mulut Gavin.
" Ini pertama kalinya mas Gavin mengajak aku makn diluar,aku harus dandan secantik mungkin agar mas Gavin senang."batinya.
" Baiklah mas tunggu aku sebentar aku akan Menganti pakaian ku."
" Hmm"
Gavin hanya menjawab dengan deheman.saat Yuna berlari kecil kearah kamarnya.saat Yuna masuk kedalam kamarnya .Gavin menoleh kearah kamar yang tertutup itu dengan tatapan yang mengrenyit.
" Kenapa aku merasa dia sangatlah antusias." Batinya.
Yuna memandang bayangan wajahnya didalam cermin,ia mengoles wajahnya dengan bedak padat yang sudah terlihat retak . semenjak dari kampung ia tidak pernah lagi membeli peralatan makeup.
Tok. Tok tok
Suara ketukan pintu terdengar begitu keras seolah mendesak Yuna agar segera keluar dari sana.
" Yuna kenapa kamu lama sekali."
" Sebentar lagi mas.aku akan segera keluar sedikit lagi."
Klekkk
Gavin masih berdiri didepan pintu kini ia menatap Yuna lebih lama dan lebih dalam ada perasaan sedikit kagum ketika melihat kecantikan Yuna.karna untuk pertama kalinya ia melihat Yuna dengan polesan makeup.tebtu saja Yuna terlihat berbeda tentu saja terlihat cantik.
Namun Gavin tetaplah Gavin ia tidak mungkin mengakui apa yang ada didalam hatinya untuk Yuna.
" Kamu kan banget sih.ayo cepetan." Dan pada akhirnya hanya perkataan dinginlah yang mampu keluar dari mulutnya.
Gavin melangkahkan kakinya dan Yuna mengekori langkahnya, tidak akan mungkin seorang Gavin akan mau berjalan sejajar dengan Yuna apalagi mengandeng tangan Yuna.
" Ayo cepetan, dandan lama sekarang jalanpun lama."
" Maaf mas." Ucap Yuna sambil menunduk.
" Ini blm kamu.pakai yang benar."
Yuna meraih helm itu dan memakainya.
Sesampainya dicafe sebuah senyuman terbit dibibir Yuna saat melihat biasa cafe yang terlihat klasik,ia tidak pernah makan dicafe sebagus ini.
Namun senyuman Yuna memudar saat melihat seila mekanbaikan tangan dari kursi pengunjung.
Gavin segera melangkahkan kaki menghampiri seila sedangkan Yuna masih diam melihat kehadiran seila.
" Aku fikir hanya aku dan mas Gavin yang akan makan dicafe ini ternyata aku salah sangka ." Batinya pilu.
Yuna mengeleng
" Berhenti berharap Yuna "
" Yuna sini" panggil seila.
Dengan langkah berat Yuna berjalan kearah Seila dan gavin.yuna duduk diantara mereka dengan Gavin dan Seila yang saling berhadapan.
" Yuna kali ini aku yang akan memesankan mu makanan! Apa kamu punya riwayat alergi."
Yuna mengeleng.
" Bagus kalau begitu.aku akan memesankan tomyan untuk mu. Kamu harus mencobanya ini salah satu makanan favorit aku."
" Pesankan makanan untuk aku juga sayang." Ucap Gavin.
" Pasti dong sayang.aku akan memesankan ya untuk mu.aku selalu tahu makanan kesukaanmu."
" Terimakasih sayang" ucap Gavin mengusap pipi seila dan tentu saja itu terjadi didepan yuna.yuna berusaha tidak melihat kemesraan mereka.
semangat thor 💪💪💪👍👍👍♥️♥️♥️
lanjut thor 👍👍👍♥️♥️♥️♥️
semangat thor 👍👍👍💪💪💪