Lebih dari 5 tahun menjalin kasih, Ugara terpaksa menikahi sepupu dari kekasih nya.
Meski sudah menerima permintaan kekasih nya namun Ugara ditinggalkan wanita yang dinikahi nya, Vania membuat pernikahan palsu dengan lelaki yang amat adik sepupu nya cintai, hanya demi membalaskan sakit hati nya.
Namun yang tak mereka kira akan identitas Ugara, hingga pada kenyataan nya, Vania istri yang dikira istri Ugara ternyata adalah istri dari calon suami mantan kekasih nya Vanila.
Bagaimana Ugara dapat menangani wanita seperti Vania?....
Apakah cinta dimasa depan dengan wanita baru atau kah dengan kisah lama yang akan berlanjut?
Yuk ikuti kisah Ugara dan lika-liku kehidupan nya mendapatkan kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RayY_n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.
"Ma, papa berangkat kerja dulu ya",ucap Bima Rahaksa kemudiaan sambil merapihkan dasi nya hendak keluar rumah namun Bima segera melirik kearah istri nya yang hanya duduk di teras sambil termenung saja.
Bima kemudian mendekat kearah istri nya lantas segera duduk untuk menepuk pundak nya.
"Ma",ucap Bima, Marina kaget karena tepukan di bahu nya.
"Eh, pa, kenapa?",tanya Marina.
"Mama sedang apa, kok ngelamun pagi-pagi begini ma?",tanya Bima suami nya yang sudah rapih dengan pakaian kantor nya itu.
"Ah nggak kok pa, ini mama hanya mau menikmati pagi saja",ucap Marina lirih.
"Baik lah, papa akan segera ke kantor",ucap Bima tak ada waktu lagi jam kantor akan segera tiba.
"Pa",lirih Marina, Bima yanng akan melangkah menuju mobil butut nya pun segera menghentikan langkah nya, lalu menoleh.
"Bagaimana dengan Vanila, kenapa belum menghubungi kita pa",ucap Marina.
"Untuk apa ma?",tanya Bima membuat Marina mengerutkan kening nya.
"Bukan kah pengantin baru harua mengunjungi kedua orang tua nya, ini sudah hampir 3 hari",ucap Marina.
"Bukan kah kita sudah tanda tangan pemutusan hubungan lantas apa lagi ma",tanya Bima.
Marina memandang kearah suami nya, mengingat dan akhir nya ingat.
"Sudah ingat bukan?",tanya Bima, Marina hanya mengangguk saja.
Sementara Ugara masih menginap di hotel dan ini hari terakhir mereka disana.
"Apa kita akan pulang?",tanya Vanila.
"Iya",ucap Ugara sedang membaca koran, Ugara malas pulang karena pasti kalau tidak honey moon akan di desak untuk bekerja.
Vanila segera mengemasi pakaian suami nya dan juga diri nya, memang kerap kali sarapan Vanila akan memasak dan merawat segala keperluan suami nya.
"Kau mau pulang kemana?",tanya Ugara acuh pada hall mata nya selalu mengawasi gerak-gerik istri nya itu.
"Kemana pun kau pulang aku ikut",ucap lirih Vanila toh diri nya tak punya rumah lagi setelah memutuskan hubungan dengan keluarga Rahaksa.
1 jam kemudian pintu penthouse milik Ugara diketuk, Vanila pun membuka nya ternyata Bram.
"Sudah siap bos?",tanya Bram, Ugara hanya mengangguk.
Bram membawa 2 koper dengan pegawai hotel lalu menuju parkiran.
"Mau kemana bos?",tanya Bram.
"Ke apartment",ucap Ugara.
Apartment sekitar 15 menuju ke perusahaan hanya 2 blok saja, jadi lebih efisien.
"Baik bos",ucap Bram, dalam hati Bram mengumpat betapa jago nya akting bos busuk nya ini.
Hanya 45 menit sampai pada hal bisa. Saja mereka tinggal di penthouse itu, lebih luas, nyaman karena berada di paling atas lantai hotel.
Namun Ugara memilih, apartment dengan 2 kamar dan satu nya di jadikan ruang kerja, menurut Bram lebih eksklusif disana meski agak jauh dari mall tapi tak terpencil juga namun pemandangan nya indah tidakk ribut di apartment.
Setelah sampai mereka langsung naik ke lantai 2 karena lantai 1 untuk teras apartment, pada hal sama 1 lantai milik Ugara semua.
Memang disini banyak tetangga nya, tempat jogging, taman, kolam renang umum, mall diseberang, pasang di ujung jalan tinggal jalan 10 menit, sekolah dan rumah sakit swasta terbesar maka nya apartment di kawasan ini agak mahal harga nya.
Vanila segera membuatkan 2 teh hangat karena belum terlalu siang.
"Silahkan diminum",ucap Vanila.
"Terimakasih",jawab Bram.
"Kau mau makan siang apa?, aku akan ke pasar dahulu",ucap Vanila.
"Tidakk usah, tunggu lah sebentar aku sudah pesan seorang pengantar untuk belanja, kau masih baru jangan keluar seenak nya",ucap Ugara tegas.
"Baik lah, maafkan aku",lirih Vanila.
Bram pun heran karena setahu nya Vanila adalah cinta pertama nya yang sangat Ugara perdulikan.
"Lihat apa, apa pekerjaan mu kurang?",,tanya Ugara.
"Tentu tidak, bahkan aku sangat sibuk bos, selamat pagi",Bram segera bergegas untuk pergi kembali ke kantor.
Benar saja tak berapa lama pintu bel berbunyi lalu Vanila membuka nya.
"Selamat siang nyonya ini pesanan nomor apartment anda",ucap nya.
"Terimakasih",ucap Vanila segera membawa belanjaan dan saat itu Ugara sedang meneguk air putih di meja dapur.
"Aku ingin sup ayam bening, sambal, nasi putih, kerupuk dan lalapan juga boleh",ucap Ugara.
"Baik lah",Vanila tersenyum mengangguk nampak tak ada ekspresi apa pun.
Saat Ugara hendak berbalik untuk kembali ke dalam kamar mereka, Vanila bersuara.
"Tuan, apa boleh aku ikut bekerja juga?",tanya Vanila, diaa meremas kedua tangan nya sedikit gemetar.
"Jadi asisten pribadi di ruangan ku, memasak harus tetap kau lakukan juga, apa kau mengerti?",tanya Ugara.
"Aku bisa",ucap Vanila mengangguk.
"Tapi jika kau hamil, kau harus diam di rumah",ucap Ugara, seketika membuat suasana hening bahkan dentang jarum jam pun terdengar nyaring.
Vanila mengerjapkan mata nya, hamil lata-kata itu membuat nya jadi malu sendiri, bahkan mereka pun belum melakukan nya bagaimana bisa lelaki berbicara demikian.
Tak lama Vanila mengolah masakan sesuai request sang raja, Vanila meski memasak terlihat rapih dan tidak berantakan, Ugara pun keluar setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan nya.
Ugara melihat istri nya nampak sibuk, ada bulir keringat di dahi istri nya, Ugara langsung menghampiri lalu memeluk nya dari belakang, Vanila nampak kaget namun terdiam.
"Aku masih masak, belum mandi",lirih Vanila, setelah Ugara membuat mereka berhadapan.
"Memang kenapa?",tanya Ugara membuat Vanila terdiam.
Ugara mengusap dahi yanng terdapat bulir keringat, lalu mendekat, menutup mata Vanila dengan tangan nya lalu mencium bibir manis Vanila.
Ugara sedikit membuka topeng nya, agar leluasa menyatukan bibir mereka, sedangkan Vanila yang kaget repleks memeluk pinggang Ugara.
Sementara ciuman lelaki itu sangat membara seperti Vanila di gigit arang panas, tak lamma Ugara mematikan kompor, lalu menggendong Vanila ke sofa ruang tamu.
Meletakkan tubuh ramping istri nya, Ugara menindih nya, membuka satu persatu kancing kemeja istri nya hingga lepas begitu saja.
Namun na'as nya pintu bel apartment nya berbunyi membuat Vanila kaget.
"Ada tamu"bisik Vanila.
"Mandi lah di kamar, jangan keluar jika tak ku panggil",ucap Ugara, Vanila mengangguk.
"Baik lah",ucap Vanila lantas segera berbalik dan berlari menuju kamar lalu mengunci nya.
Ugara menuju pintu lalu membuka nya, nampak pasangan Ryan dan Sweta di depan pintu nampak bingung.
Pasal nya mereka. Disuruh bos nya ke apartment nya namun si bos lupa malah berpakaian kusut, membuat Ryan memicingkan mata nya.
Mereka masuk begitu saja, begitu melihat sekilas Ryan paham, lelaki sebaya Ugara itu nampak tersenyum geli.
"Apakah kentang bro?",tanya nya berbisik kepada Ugara.
"Sial",ucap Ugara seraya meninju bahu sobat nya itu.
