NovelToon NovelToon
Pelakor Mencari Keadilan

Pelakor Mencari Keadilan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Masuk ke dalam novel / POV Pelakor / Transmigrasi / Healing / Chicklit
Popularitas:696
Nilai: 5
Nama Author: Aulia Z.N

Aura, seorang penulis amatir dari keluarga miskin, terjebak dalam novel ciptaannya sendiri. Ia bangun di tubuh Aurora, selingkuhan jahat dari cerita Penderitaan Seorang Wanita. Padahal, dalam draf aslinya Aurora direncanakan mati tragis karena HIV, sementara sang istri sah, Siti, hidup bahagia bersama second male lead. Kini, Aura harus memutar otak untuk melawan alur yang sudah ia tulis sendiri, atau ikut binasa di ending yang ia ciptakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia Z.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Pelakor, Anak Durhaka

"Divisi Mind Blowing, kau akhirnya terbangun dari tidur panjangmu!" seru Divisi Perencanaan Jangka Panjang, suaranya berat, penuh kelegaan namun juga kehati-hatian.

Sorot mata seluruh ruangan rapat itu langsung beralih ke satu sosok yang baru saja masuk. Langkahnya mantap, setiap hentakan sepatunya seolah menggema di ruang rapat otak yang selama ini hanya dipenuhi debat kusir antar divisi.

"Selamat datang kembali, Divisi Mind Blowing. Silakan duduk," ucap Moderator dengan nada formal, menandakan kembalinya sebuah kekuatan lama yang sudah lama hilang.

Divisi Mind Blowing menarik kursi panjang di barisan depan, lalu duduk dengan tenang. Gerakannya lambat, penuh wibawa, membuat suasana rapat berubah lebih tegang. Udara seakan menahan napasnya sendiri. Setelah sekian lama tidak pernah hadir, akhirnya ia kembali—sosok yang keberadaannya pernah dianggap mitos di antara divisi lain.

Divisi Pertanyaan Analitis mengetuk pena ke meja, sorot matanya tajam meneliti. "Divisi Mind Blowing, apa yang membuat anda kembali ke rapat ini setelah sekian lama tidak aktif? Dan apa strategi jangka panjang anda untuk membantu mengambil keputusan di dalam otak ini?"

Sejenak hening. Semua mata masih menatap ke arah sosok itu, menunggu jawabannya. Divisi Mind Blowing akhirnya menyandarkan punggungnya ke kursi, kedua tangannya terlipat, lalu berbicara dengan suara rendah namun penuh resonansi.

"Sebelumnya, alasan saya tidak pernah hadir di ruangan ini sederhana... sesuai nama saya, saya hanya akan hadir ketika ada sesuatu yang benar-benar membuat saya tercengang. Kalian tahu? Kita semua hidup seperti robot. Bekerja, pulang, makan, tidur, hanya berinteraksi dengan keluarga. Semua itu monoton. Tidak ada kejutan. Tidak ada hal yang benar-benar membuat otak ini berguncang lagi setelah sekian lama."

Kata-kata itu menggema. Beberapa divisi lain saling berpandangan, sebagian mengangguk setuju, sebagian hanya terdiam.

Divisi Pertanyaan Analitis mengetuk mejanya lagi, kali ini lebih cepat. "Jika begitu, apa yang membuat anda kembali kali ini? Apakah hanya karena seorang gadis yang merupakan pelakor dan anak pelakor itu? Hal apa yang membuat anda merasa tercengang pada gadis tersebut?"

Tatapan Divisi Mind Blowing mengeras. Dia mencondongkan tubuh ke depan, senyumnya menyeringai samar. "Saya merasa tercengang karena cara berpikir gadis itu. Dia adalah anak dari seorang pelakor, dibesarkan di lingkungan yang mengajarkan cara merebut milik orang lain. Dia dididik sejak kecil untuk menjadi pelakor handal, sama seperti ibunya. Normalnya, anak seperti itu akan tumbuh menjadi cerminan ibunya. Tapi lihatlah dia sekarang!"

Suaranya meninggi, membuat beberapa divisi refleks menegakkan badan.

"Dia malah memilih untuk membantu istri sah pacarnya agar lepas dari pria brengsek itu. Ini bukan hal biasa. Sangat jarang seorang anak bisa menghentikan lingkaran setan keluarganya. Anak yang tumbuh besar di lingkungan yang menormalisasi kebusukan, hampir mustahil bisa tahu bahwa kebusukan itu salah. Tapi dia berhasil!"

Divisi Mind Blowing mengepalkan tangan. "Dan yang lebih mencengangkan—dia tidak segan-segan menggunakan fotonya sendiri sebagai bukti perselingkuhan, meski dia tahu risiko terbesarnya adalah dirinya sendiri yang akan hancur."

Ruangan hening kembali.

Divisi Analitis bersuara lirih, namun penuh ketajaman. "Apa karena anda—lebih tepatnya, kita semua—merasakan kemiripan dengan gadis itu? Sama-sama anak yang ingin mengubah nasibnya, tidak memilih jalan hidup yang sama dengan orang tua?"

Divisi Mind Blowing terkekeh pelan, tawa rendah namun penuh makna. "Itu masuk akal. Kita tidak mengikuti ayah kita yang brengsek. Gadis itu tidak mengikuti ibunya yang pelakor. Untuk pertama kalinya, saya merasa ada seseorang di luar sana yang level kepintarannya setara dengan kita semua. Karena kebanyakan wanita... seperti ibu kita. Bodoh, mudah ditipu dengan kata cinta. Tapi gadis itu berbeda. Dia benar-benar menggunakan otaknya untuk mengubah takdirnya."

Moderator mengetukkan palu kecil di mejanya, suaranya mantap. "Baiklah, melihat dari situasi kita saat ini, kita tunda dulu pembahasan tentang gadis itu untuk sementara waktu. Fokus kita saat ini adalah menyadarkan klien agar mau bercerai. Itulah prioritas utama."

Divisi Mind Blowing bersandar, sorot matanya kini kembali dingin. Senyum tipis menyungging di bibirnya, namun ucapannya membuat udara di ruangan semakin berat.

"Sangat tidak membuatku tercengang. Dia wanita yang sama persis seperti ibu kita—bodoh."

---

"Saya tahu merebut suami orang lain adalah perbuatan salah. Tapi, saya ingin memperbaiki kesalahan saya dengan membantu menyelamatkan ibu Siti dan anak-anaknya. Karena meskipun ibu Siti mengaku bertahan demi anak, tapi tetap saja anak-anaknya yang akan menderita hidup bersama ayah yang tidak memberi mereka kasih sayang," ucap Aurora sambil tersenyum tenang, seolah yakin dengan pilihannya. Tatapannya mantap, bahkan berani menantang mata Aditya. "Karena itu, izinkan saya membantu proses perceraian ini sampai akhir!"

Aditya mencondongkan tubuh sedikit ke depan. Bibirnya bergerak perlahan, membentuk senyum miring penuh sinisme. Tatapannya menusuk, dingin seperti mata pisau. "Anda bukannya memang sengaja menggunakan diri anda sendiri sebagai bukti perselingkuhan agar sekalian anda bisa pamer pada ibumu bahwa anda berhasil membuat target anda bercerai dengan istri sahnya? Setelah itu, anda tetap akan meninggalkan target dengan alasan memiliki penyakit menular seksual dan mencari target lain. Padahal anda sebenarnya sudah tidak berniat menjadi palakor seperti ibu anda."

Aurora menghela napas kasar. Ia segera melipat kedua tangannya di dada, tubuhnya condong ke belakang. Tatapannya berubah malas, namun nada suaranya dipenuhi ketidaksabaran dan kemarahan yang ditahan. "Kau yang ayahnya hanya bisa mempersulit hidup ibumu, diam! Kau tidak perlu tahu rencana masa depanku!"

Sekejap, ruangan itu seperti kehilangan udara. Aditya membeku. Jantungnya berdetak lebih cepat, darahnya mendidih, tapi tubuhnya justru terpaku. Dunia di sekitarnya seakan berhenti bergerak. Hanya gema kata-kata Aurora yang berulang kali memukul kesadarannya. 'Bagaimana bisa dia tahu? Kenapa dia membidik titik itu?'

Aurora menyeringai. Senyum miringnya menambah luka yang tak terlihat, seolah ia dengan sengaja menusuk bagian terdalam dari ingatan Aditya. "Kasihan sekali. Anda menjadi pengacara karena ingin memisahkan orang tua anda. Sungguh anak durhaka!"

Rahang Aditya mengeras. Otot-otot di wajahnya menegang, urat di lehernya muncul, dan tangannya mengepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah melonjak, ingin meledak, ingin menghancurkan kata-kata pedas itu dengan balasan. Namun, sesuatu menahan. 'Tenang. Kendalikan dirimu. Jangan jatuh ke dalam permainannya. Dia hanya ingin menguji batasmu.'

Detik-detik berlalu seperti menit panjang. Nafasnya berat, tapi perlahan terkendali. Aditya menarik diri kembali ke posisinya semula. Ekspresinya kembali dingin, datar, tanpa celah untuk dibaca.

Dengan suara rendah namun tegas, ia berkata, "Baiklah, saya minta maaf jika obrolan ini semakin jauh. Mari kita kembali ke masalah utama kita saat ini."

1
Messan Reinafa
karma berlaku yaa ciin
Messan Reinafa
duh..duh...bau-bau pelakor ga tau diri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
jangan bilang jika istri mu yang kenal penyakit HIV 🗿
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
😭😭😭tiba tiba di tampar
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
ku kira dia tokoh benerann 😭
👑Chaotic Devil Queen👑: Selamat! Anda bukan satu-satunya orang yang kena tipu😭🤣
total 1 replies
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor,rasain emang enak🤣🤣🤣
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor
erika eka putri pradipta(ACDD)
paling benci dengan orang yang kejam seperti aurora
Oksy_K
releted bgt, ikut trend pasar tapi feel nya gak dapet, gk ikut trend duitnya yg gak dapet🥲😂
Oksy_K: sabar ya kak, kita sama🤣
total 4 replies
karena orang-orang senang liat orang susah 🤭
👑Chaotic Devil Queen👑: Lebih ke... merasa relate aja gak sih🗿

makanya kebanyakan yang bikin dan baca itu ibu rumah tangga karena relate🗿
total 1 replies
Quinnela Estesa
nama tokoh utama aja yang keren. nama tokoh lain B aja. Siti apaan deh🤣 coba namanya lebih bagus lagi
👑Chaotic Devil Queen👑: Kan disesuaikan sama gennya zheyenk😭🤣

Siti dan yang lainnya itu gen milenial ke atas. Mereka di usia bapak-bapak, ibu-ibu. Yang gen-Z cuma MC doang. Makanya namanya estetik sendiri😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Jir, kena plot twist ane, ku kira dia tokoh beneran. Ternyata cuma karakter novel yg MC bikin /Facepalm/
👑Chaotic Devil Queen👑: Wah siapa sangka😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Tipikal wanita yang tidak aku sukai, berharap agar kita gak pernah bertemu dengan orang semacam ini di kehidupan nyata 😤
👑Chaotic Devil Queen👑: Iya gess... semoga dipertemukan wanita baik-baik yang mau menemani saat susah, gak cuma senengnya doang😭🙏
total 1 replies
Adifa
kok bisa di katakan wanita bodoh??😭
👑Chaotic Devil Queen👑: NPD juga bisa atau DPD. Dia terlalu percaya diri dan gak mandiri 🗿
total 3 replies
Jhony Can Cook
bagus kok
👑Chaotic Devil Queen👑: Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!