NovelToon NovelToon
Berandal Sekolah Kesayangan Ketos

Berandal Sekolah Kesayangan Ketos

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Ketos / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: LiaBlue

Senja Ociana, ketua OSIS cantik itu harus menjadi galak demi menertibkan pacar sekaligus tunangannya sendiri yang nakal bin bandel.
Langit Sadewa, badboy tampan berwajah dingin, ketua geng motor Berandal, sukanya bolos dan adu otot. Meski tiap hari dijewer sama Senja, Langit tak kunjung jera, justru semakin bandel. Mereka udah dijodohin bahkan sedari dalam perut emak masing-masing.

Adu bacot sering, adu otot juga sering, tapi kadang kala suka manja-manjaan satu sama lain. Kira-kira gimana kisah Langit dan Senja yang punya kepribadian dan sifat bertolak belakang? Apa hubungan pertunangan mereka masih bisa bertahan atau justru diterpa konflik ketidaksesuaian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiaBlue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Perkara Ikat Pinggang

“Ja.”

“Hem?” Senja menoleh ketika Duri kembali memanggilnya.

Duri tersenyum menatap pergerakan para pemuda di lapangan basket. “Neo makin ganteng, ya.”

Senja tertawa mendengar itu. “Inget, tembok kalian gede,” candanya.

Duri menghembuskan napas lesu. “Hah, susah banget kalo udah gini. Suka sama cowok, malah beda Tuhan.”

Senja kembali tertawa mendengar itu. “Cari yang seiman aja. Ace, tuh, sama-sama Islam.”

Duri ikut tertawa. “Seakan gue bakal disukain sama mereka aja. Kalo gue dikasih Rance, mah, gue mau. Orang dia tampan, lemah lembut pula, mana murah senyum, perhatian. Tapi gue juga sadar diri, mana mau Rance sama gue, ha-ha-ha!”

Senja pun tertawa kecil. “Mana tau, ‘kan? Terus kenapa lo malah selalu berharap sama Neo?”

“Namanya hati, Ja. Kita gak tau ‘kan? Dua sahabat lo itu ganteng-ganteng, sumpah. Tapi damage-nya Neo tu lain, dia itu gayanya cool, tapi hangat dan humoris. Kalo gue nilai, dia tipe cowok yang bakal sweet dan perhatian super kalo sama cewek yang dia suka. Nah, beda kalo Rance, dia itu terlalu baik dan terlalu lemah-lembut ke semua cewek. Jadi agak waswas aja kalo jadi ceweknya, mana perhatian ke semua cewek juga, ‘kan agak gimana gitu, Ja.”

Senja tertawa lebar mendengar itu, tetapi kalimat Duri ada benarnya. “Iya, sih. Ace emang gitu orangnya, mungkin karna gak ada pacar kali. Sampe dikira orang-orang kalo dia itu playboy, pfftt.”

“Itu, ‘lah. Makanya agak gimana aja. Yah, intinya mah, Neo ataupun Rance, gue cuma bisa mengagumi mereka. Mana ada cowok kayak mereka mau sama cewek cupu berkacamata kayak gue, ‘kan? Yang ada gue dibuli satu sekolahan, cukup deket sama lo aja, gue udah diliatin sinis mulu sama orang-orang,” celoteh Duri membuat Senja terkekeh kecil.

“Santai aja, gak usah dengerin kata orang-orang,” ucap Senja menepuk pelan lengan Duri.

Duri adalah teman sebangku Senja sedari kelas 1. Yah, beruntung saja sedari kelas 1 mereka selalu satu kelas, sebab Duri juga termasuk siswi pintar. Duri cukup cantik, ia kutu buku atau gila belajar, pakai kacamata dan penampilannya itu membuat ia disebut culun.

Duri cukup dekat dengan Senja, tapi seperti sahabat. Mereka berteman seadanya, dan kedekatan mereka yang cukup baik itu membuat orang-orang mencibir Duri, menganggap gadis itu hanya ingin numpang tenar melalui nama Senja.

“Sayang.”

Senja menoleh ketika mendengar suara manja seseorang. Tak perlu dilihat pun Senja juga sudah tahu siapa si pemanggil. Tentu saja Langit, berandalan sekolah itu memang akan berubah manja jika bersama Senja.

“Hauus.”

Neo dan Rance menatap geli ke arah Langit yang kembali berucap manja.

“Geli, anying!” ucap Neo memukul lengan Langit.

“Gue mual,” sambung Rance membuat Neo dan Rance tertawa.

“Kalo Ace udah ngomong gitu, pasti dia bicara dari kejujuran hati paling dalem,” kata Neo di sela tawanya.

Langit hanya tersenyum mengejek kedua sahabatnya. “Kalian aja yang iri, jomblo biasanya suka panas sendiri liat orang sama pacar,” ejeknya sinis.

Neo mendengkus mendengar itu. “Sorry, ye! Gue gak iri dan gak panas samseek! Mending jadi jomblo, enak ke mana-mana gak ada yang larang, mau ngapain aja gak ada yang marah. Beeuh, nikmatnya jadi jomblo!” celoteh Neo membuat Senja memukul lengannya.

“Lo nyindir gue, ya?”

Neo mengusap lengannya yang perih ditabok tangan galak Senja. “Gue gak nyindir, Ja. Tapi kalo lo ngerasa, ya, itu bukan salah anee.”

Senja mendengkus kesal. “Gak jadi gue kasih air lo, beli sendiri.”

Neo melotot melihat Senja menyembunyikan botol air mineral yang harusnya diberikan kepadanya. Langit malah tertawa mengejek, sedangkan Rance tenang di tempatnya sembari mengelap keringat.

“Gue dehidrasi, Ja. Jaa, gue dehidrasi!” Tiba-tiba Neo duduk di lapangan sembari berdrama bak orang bodoh, bahkan ia sampai berbaring.

“Ekhm, ini, gue ada minum yang belum dibuka, kok.” Duri mengulurkan sebotol air mineral kepada Neo.

Pria itu menatap Duri dengan posisi masih berbaring di lantai lapangan. Perlahan Neo duduk dan tersenyum singkat ke arah gadis berkacamata itu.

“Thanks, ya. Harusnya lo yang jadi sahabat gue, bukan yang ono, pelit!” Neo melirik Senja kesal, sedangkan Senja yang menjulurkan lidahnya sinis.

“Tapi gue gak mau jadi sahabat lo. Ah, tapi gak papa, deh. Sahabatan sama Neo juga kayaknya hal yang sulit,” jawab Duri di dalam hati.

“Ja.”

Senja menoleh ke arah Rance yang baru saja memanggilnya. Melihat Rance memanggil Senja, Langit mulai waswas, takut-takut jika rahasianya dibongkar. Neo pun terkekeh geli melihat ekspresi waswas Langit kepada Rance.

Rance ikut menatap Langit dengan wajah tenangnya. “Gue manggil Senja, kenapa lo yang nengok? Tenang aja, gue gak bakal bocorin rahasia lo kalo lo tadi nyuri mangga, kok.”

Langit mendengkus gemas, sedangkan Neo langsung terbahak hampir tersedak karena tengah minum.

Senja malah menghembuskan napas lelah. Ia menoleh ke arah Langit yang menggeleng cepat.

“Aku kali ini gak nyuri, Ja, beneran, deh.” Langit mengangkat dua jarinya membentuk peace, tampak serius dan jujur. “Lo jangan suka fitnah! Gue tadi dikasih sama orang yang punya mangga itu.”

“Iya, yang satu biji emang dikasih sama orang yang punya pohonnya. Itu pun karna orangnya kasian, soalnya lo liatin mereka ambil mangga kayak anak monyet liatin pisang, menyedihkan,” celetuk Neo membuat Rance tertawa sedangkan Langit mengumpat kesal.

“Bener, tapi lo bilang gak cukup satu biji, jadi lo ambil satu lagi padahal orangnya gak tau. Berarti yang satu itu hasil nyuri ‘kan, Ja?” Rance menoleh polos ke arah Senja yang sudah mengusap wajahnya.

“Iya, itu nyuri,” sahut Senja lelah. “Duri, lo ada Panadol?”

“Ada di kelas, Ja. Kepala lo nyut-nyutan lagi, ya?”

“Iya, serasa mau pecah!” Senja menatap tajam Langit sembari menekan kalimat terakhirnya.

Langit menggaruk kepalanya sembari cengengesan, sedangkan Neo masih terbahak di tempat. Setiap harinya ada saja tingkah nakal Langit yang membuat Senja sakit kepala.

Terkadang Senja berpikir, ia ingin sehari saja tidak tahu hal nakal apa yang dilakukan tunangan bandelnya itu. Namun, kenyataan selalu berada di pihaknya, Rance terlalu jujur untuk membuat rahasia Langit terpendam.

“Lain kali gak usah ikut gue lo,” gerutu Langit kepada Rance.

“Gak bisa, kita udah dari orok bareng, gak bisa jauh. Harus nempel terus, dong,” jawab Rance tanpa beban.

“Geli, bangke!”

“Ngit, ikat pinggang Pak Jenggot tadi masih lo umpetin, ya?” celetuk Rance membuat Langit menoleh cepet.

“Lah, gue lupa, masih di kelas,” jawab Langit terkejut.

“Bangsul, pasti puyeng Pak Jenggot nyariin,” sambung Neo.

“Kalian bikin ulah apa lagi sama Pak Jenggot? Kalian isengin lagi, ya?” Senja menatap tajam tiga pria tampan itu.

“Tadi Langit ambil iket pinggang Pak Jenggot waktu di toilet, Ja. Lupa balikin,” jawab Rance membuat Senja menghembuskan napas lelah.

“Udah berapa kali gue bilang, kalian jangan usilin Pak Jenggot. Itu gak sopan, kasian pula. Balikin lagi iket pinggangnya!” geram Senja semakin butuh Panadol.

“Kita gak sengaja, tadi Pak Jenggot minta kita jagain iket pinggangnya. Tapi kita harus ke lapangan buat latihan puteran kedua,” jelas Neo diangguki Langit dan Rance.

“Tapi tiba-tiba Langit punya ide jahil buat umpetin iket pinggang itu,” sambung Rance membuat Langit melotot.

“Gak usah dikasih tau juga, bangke,” gerutu Langit kesal. “Lagian kalian juga mendukung tadi.”

Senja menghembuskan napas frustasi. “Udahlah, sekarang balikin iket pinggangnya. Setelah ini siap-siap aja dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Gue udah lelah, angkat tangan masalah ini, kalia—”

“Langiiit! Neeeo! Ranceee! Mana ikaat pinggang sayaaaa!”

Kalimat Senja terputus karena suara melengking seseorang. Mereka semua menoleh dan melotot melihat Pak Jenggot berlari sembari memegang celananya yang terus melorot karena tak pakai ikat pinggang.

“Mati kita, kabur, woi!” ucap Langit sebelum kabur bersama Neo dan Rance.

“Maaf, Paak! Kita ambilin dulu iket pinggangnya!” teriak Neo di sela larinya.

“Ke sini kaliaaan!”

“Tapi janji jangan ditempeleng, ya, Paak!” balas Rance membuat ia malah dapat tempeleng dari Langit dan Neo.

“Lari aja, ogeeb! Malah nawaar!”

1
Saya Kaya
rance selalu bikin gue ngakak😭🤣
Saya Kaya
lanjuut kak
Nova Silvia
neo ma ace pst ngakak
Nova Silvia
LDR itu susah thorrr
pi klo kelen percaya satu sama lain pst bisa
Nova Silvia
jan bilang selingkuhan ayh,,ibu ny nja
Nova Silvia
iiihhh jd slabrut olangan ni thor
Saya Kaya
lanjut thor
Saya Kaya
ada niat ngegatel gak ini?🤨
Saya Kaya
ya Allah, saat gue ikutan nangis, eh langsung ngakak sama tingkah rance😭😭
Saya Kaya
gue gemes sama selingkuhan itu. anjng kan🤧
Nova Silvia
kan bilang ee suka ma ja
Nova Silvia
hubungan yg gek²s
klo ada ulet jg pst senja bantai
Nova Silvia
bab satu aku suka
kita lanjut nanti yaaahhhhh
Saya Kaya
pertemanan mereka bikin iri🤧😂
Saya Kaya
waduuh, digantung🤧😭
Saya Kaya
lanjuut tor
@vee_
lucu ka..
Saya Kaya
semangat langit. ikut sedih🥺
Saya Kaya
sumpah, cerianya mood 😭🤣
Saya Kaya
huaa tor, cepet update. seru bnget ini🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!