Alexander "Lion" Kennedy, mantan komandan pasukan elite terhebat Amerika, sedang menikmati masa pensiunnya yang damai di pedalaman hutan. Namun sebuah kunjungan tak terduga dari Gedung Putih memaksanya kembali ke dunia yang ditinggalkannya - dunia operasi rahasia, konspirasi, dan bahaya yang tak terlihat.
Dengan masa lalu yang penuh luka dan dendam yang belum terselesaikan, Lion harus memimpin misi penyusupan paling berbahaya dalam kariernya. Didampingi oleh Tanikawa, sahabat lamanya yang jenius teknologi, perjalanan mereka segera berubah menjadi permainan kucing dan tikus yang mematikan di jalanan Moskow.
Ketika misi resmi berubah menjadi urusan pribadi, Lion menemukan dirinya terjebak dalam jaringan konspirasi dimana tidak ada yang bisa dipercaya. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam labirin pengkhianatan, sementara masa kelamnya terus membayangi setiap keputusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR. IRA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Mereka Menjadi Buronan
"Ini lantai dua, kalau kami lompat. Bisa saja akan langsung mati!!" pikir Lion saat mendengar langkah kaki yang semakin dekat.
"Buka pintunya!!" seru agen diluar.
Lion berbalik, melemparkan tasnya lewat jendela. Dia langsung memegangi tangan Tanikawa, dan langsung melompat ke bawah lewat jendela "Tiar!!" suara jendela pecah.
Para agen itu langsung masuk dengan mendobrak pintu "Dimana?!" tanya salah satu agen.
"Di bawah!!" ucap agen lainnya saat melihat ke jendela.
Kedua agen itu melihat Lion dan Tanikawa tergeletak di tanah "Mana mungkin!!" ucap agen 86 yang heran. Kedua agen itu kemudian turun ke bawah, sementara Lion dan Tanikawa. Mereka bangun, Lion mengambil tasnya lalu mereka pergi ke motor Lion dengan jalan yang cukup tertatih-tatih.
"Ayo cepat!!" ucap Lion sambil berjalan ke motornya. Tanikawa mengikuti dari belakang, kepalanya agak pusing karena benturan itu.
"Hei, berhenti!!" teriak agen 87.
Lion langsung menancap gas, mereka pergi meninggalkan kedua agen itu. Para agen juga langsung mengejar Lion dengan van hitam mereka "Tanikawa, pegangan!!" ujar Lion sambil mengemudikan motornya.
Tanikawa mengambil senjata yang ada di dalam tas Lion "MP5? Lumayan!!" batin Tanikawa. Tanikawa menoleh ke belakang, melihat van hitam itu terus mengejar mereka dengan kecepatan penuh "Komandan, apa aku harus menembak?!" tanya Tanikawa.
"Iya!!" jawab Lion dengan cukup kencang. Tanikawa tanpa menggunakan scope senjata, dia langsung menembak ke arah Van. Peluru demi peluru diluncurkan, sebagian dari peluru itu berhasil mengenai van, sementara sebagiannya lagi mengenai pengendara dan pejalan kaki yang tidak bersalah.
"Aku harus berpikir, kalau terus begini. Kami akan menjadi buronan internasional, bukan hanya APM, aku akan membawa ke tempat sepi!!" pikir Lion. Dia langsung membelokkan motornya ke sebuah gang kecil, motor mereka berhasil masuk. Sementara van APM, mereka berhenti tepat di depan gang "Sial!!" ucap agen 87 dengan frustasi. Sudah dipastikan mereka akan kehilangan jejak Lion dan Tanikawa.
Motor Lion terus malaju di gang sempit dan gelap itu, Tanikawa langsung memasukkan MP5-nya kembali ke dalam tas Lion "Komandan sangat pintar!!" ucap Tanikawa dengan kagum.
Motor keluar dari gang, mereka menepi terlebih dahulu ke sebuah kafe di dekat mereka "Kita bersembunyi di sini dahulu," ujar Lion sambil berjalan masuk ke kafe. Pakaian Lion dan Tanikawa lusuh, kotor, dan agak sobek karena kejadian lompat dari lantai dua dan gang tadi.
Mereka duduk berhadapan di satu meja, jauh dari pandangan orang-orang yang sedang berkunjung "Ada yang bisa saya bantu, Pak?!" tanya pegawai yang bekerja di sana.
"Kami pesan Americano dua!!" ucap Lion.
"Baik, Pak. Pesanan kalian akan kami buat secepatnya," ujar pegawainya.
Lion menghela napas panjang, Tanikawa masih terlihat kaget, sedih, dan marah dengan APM "Aku sekarang sudah tidak memiliki siapa-siapa, komandan!!" ucap Tanikawa dengan suara pelan.
"Kalau aku pulang, pertanyannya pulang kemana? Aku sekarang tidak memiliki siapapun. Aku akan terus membantu misimu, sekaligus membunuh para hewan biadab itu!!" ucap Tanikawa dengan sedikit marah.
Lion sedikit tersenyum "Mereka hewan buas yang harus dibungkam, aku memiliki dendam dengan mereka. Kematian presiden yang sepertinya ulah APM, dan kematian semua orang di rumahmu. Sekarang, aku tidak memperdulikan misi yang dibebankan ke pundakku lagi, tujuan utama kita sekarang adalah membunuh para babi sialan itu!!!" ujar Lion dengan nada tinggi.
"Kopinya, Pak!!" seru pelayanan kafe dengan meletakkan dua cangkir Americano.
"Terimakasih," seru Lion.
Pelayan itu pergi, namun. Dia membicarakan tentang Lion dan Tanikawa ke teman-temannya "Lu lihat itu, aneh!!" celetuk pelayan ke temannya.
"Mereka kayak gelandangan, dengan luka dan baju yang agak robek. Ah, sudah lah. Yang penting mereka bukan orang jahat!!" jawab temannya.
Lion meminum kopinya diikuti Tanikawa. Mereka menghabiskan beberapa menit di kafe itu untuk beristirahat sejenak, namun dari televisi yang terpajang di kafe. Memperlihatkan berita soal kejar-kejaran Lion dengan APM itu "Pada jam 11.09 tadi di jalanan Moskow, terjadi adegan kejar-kejaran dan juga penembakan. Karena tembakan dari seseorang yang menaiki sepeda motor bersama temannya itu, melukai 4 orang pejalan kaki dengan 2 orang yang tewas. Polisi sedang memburu para kriminal itu, diharapkan para warga...." suara dari televisi yang terpajang di kafe itu.
Lion berhenti meminum kopinya, dia lalu berbisik ke Tanikawa "Lihat, kita jadi buronan di Rusia. Daripada membuang-buang waktu, lebih baik kita sekarang mencari Nadachi!!" bisik Lion.
"Baik," jawab Tanikawa. Mereka kemudian pergi meninggalkan kafe itu, dengan kecurigaan yang datang dari para pegawai kafe.
"Aku sudah pernah menjadi buronan di Irlandia Utara, sekarang ganti di Rusia!!" batin Lion sambil menggelengkan kepalanya.
Mereka pergi dari kafe itu, dengan tujuan langsung ke Disneyland.
Bersambung...