'Bagai pungguk yang merindukan bulan' atau 'Hanya sebuah mimpi belaka'.
Itu lah kata-kata yang tepat untuk Eriska seorang gadis gendut yang berusia 18 tahun dengan latar belakang seorang yatim piatu miskin yang nekat mencintai pria bertitel seorang tentara.
Bagaimana jalan kehidupan Eriska untuk mendapatkan cinta dari seorang Narendra Hadinata seorang tentara dari keluarga berada yang taat aturan keluarga nya.
"aku mencintaimu Narendra Hadinata".
"bermimpi lah Eriska, kau dan aku bagaikan langit dan bumi".
.
.
.
.
cerita ini hanya fiktif belaka. tidak terlalu ikut dengan kenyataan yang ada.
dan di sini menceritakan perjuangan hidup seseorang yang sudah tersakiti.
.
.
.
bantu like,vote dan komen yang membangun ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HELLO 12. SOK KENAL
Pagi ini Eriska kini sudah memakai jas putih nya dan akan segera bekerja untuk membantu para pengungsi yang sekarang terkena beberapa penyakit pernafasan dan juga kulit. Dia harus bersemangat hari ini dan dia harus tetap profesional dalam pekerjaan nya kali ini
Wajah Eriska saat ini terlihat lebih segar dan terlihat tanpa beban apalagi tadi malam dia sudah berbicara dengan tunangan nya. Jadi dia akan berusaha untuk tetap tenang untuk hari ini.
Di luar Eriska kini melihat kepulan abu vulkanik yang terlihat cukup jelas dari tempat nya saat ini. Akibat abu itu banyak warga keracunan gas dan juga kena bronkitis.
Eriska berjalan ke arah posko kesehatan dan akan memeriksa serta memberikan pertolongan pertama pada warga yang keracunan gas sulfur.
Eriska dengan cekatan kini memeriksa satu persatu korban bencana.
Hingga Eriska memeriksa satu pasien anak kecil yang terkena gejala awal bronkitis di usia muda nya. Gadis kecil itu tersenyum lembut ke arah Eriska.
"dokter cantik.. Apakah Kanya akan mati??". Tanya gadis kecil itu dengan polos nya ke arah Eriska yang kini sedang menulis diagnosis pada gadis bernama Kanya itu.
Eriska kini melihat ke arah Kanya dengan senyuman manis lalu mengelus lembut kepala nya.
"Kanya tenang saja dokter pasti akan menyembuhkan kamu. Jadi jangan bicara seperti itu lagi ya". Ucap Eriska dengan lembut pada anak perempuan itu.
"tapi dokter cantik,, ibu Kanya juga sesak nafas dan sampai sekarang ibu belum bangun juga". Ujar Kanya dengan sangat pelan.
"Kanya harus kuat ibu Kanya pasti akan sembuh. Dokter Eriska pasti akan menyembuhkan nya".
Tiba-tiba suara Narendra yang berasal dari arah belakang Eriska terdengar menjawab perkataan yang Kanya ucapkan. Dan hal itu membuat Eriska yang tadi nya bersemangat menjadi malas untuk melanjutkan tugas nya.
Entah kenapa pria itu dengan tidak tau malu nya berdiri di sebelah Eriska dengan senyuman manis ke arah Kanya.
"om tentara!!!".
Dan hal yang membuat Eriska semakin tak bersemangat ternyata Kanya malah girang melihat pria itu. Tapi karena tidak ingin melibatkan masalah pribadi di dalam pekerjaan nya dan juga tidak ingin bersikap kasar di depan anak kecil Eriska hanya melanjutkan kembali apa yang di lakukan tadi.
"Kanya tau.. Dokter Eriska adalah dokter yang hebat. Jadi Kanya tidak perlu khawatir. Yang terpenting Kanya harus semangat untuk sembuh ya". Ujar Narendra lagi yang merasa bahagia karena Eriska tidak menolak nya kali ini.
"Kanya tau kok om.. Dokter cantik juga udah kasih obat sama Kanya dan Kanya merasa lebih baik saat ini". Balas Kanya dengan polos nya tanpa tau jika Eriska saat ini sedang menahan diri.
Dan sebelum Narendra menanggapi ucapan Kanya. Eriska terlebih dahulu menanggapi nya.
"Kanya harus istirahat ya. dokter akan pergi memeriksa keadaan pasien yang lain nya". Ucap Eriska yang kini sudah bersiap pergi dari sana.
Karena jika dia tetap berada di sana maka tensi darah nya akan naik dan hal yang tidak di inginkan pasti akan terjadi. Eriska tidak ingin bersikap seperti itu ketika di depan banyak orang karena itu akan terlihat berlebihan dan akan mempermalukan diri nya sendiri.
Dengan lembut Kanya mengangguk mengerti dan merebahkan tubuhnya yang kini sudah dalam pengaruh obat yang membuat nya mengantuk.
Setelah itu Eriska pergi dari sana dan mengabaikan Narendra yang masih terdiam di tempat nya berdiri saat ini. Narendra melihat kepergian Eriska kembali yang mengabaikan nya.
"aku tidak akan menyerah Ris. Seberapa banyak kau menolak dan mengabaikan ku maka semakin banyak langkah yang akan ku ambil untuk mendekati mu dan mendapatkan senyuman mu yang dulu lagi". Gumam Narendra yang terus menatap punggung Eriska menjauh dan keluar dari ruangan penyembuhan anak-anak.
"om tentara suka dokter cantik ya?". Tanya Kanya dengan lemah yang saat ini sudah sangat mengantuk.
Narendra menoleh ke arah Kanya dan tersenyum pada anak perempuan itu.
"terlihat jelas ya Kanya??". Narendra malah kembali memberikan pertanyaan pada Kanya.
"tentu saja.. Om tentara terus melihat ke arah dokter cantik sejak tadi hingga dia pergi".
Narendra terkekeh kecil ke arah Kanya dan kemudian mengeluarkan kepala gadis kecil itu dengan lembut.
"doakan saja ya semoga om sama dokter cantik bisa bersama".
Dengan percaya diri nya Narendra malah meminta sebuah doa dari seorang anak kecil yang tidak tau apa-apa tentang masa lalu yang sudah pernah terjadi antara Narendra dan juga Eriska.
"tentu saja Om Kanya pasti akan mendoakan om sama dokter cantik". Setelah mengatakan hal itu Kanya kemudian tertidur.
Sementara Narendra mendapatkan semangat yang lebih tinggi setelah mendapat kan doa dari anak kecil itu.
"yah Kanya om pasti akan mendapatkan maaf dari dokter cantik". Gumam Narendra yang kini segera pergi keluar dari ruangan itu dengan sebuah semangat untuk menggapai Eriska kembali.
Setelah menangani dua puluh orang pasien siang ini Eriska terlihat sangat lelah. Dia pergi ke belakang posko kesehatan untuk beristirahat sejenak. Ada sebuah tempat istirahat yang sudah di bangun oleh beberapa tentara sebelum ini.
Di tempat itu hanya ada Eriska seorang. Dan teman-teman yang lain nya pasti sedang makan siang. Hari ini Eriska sungguh tidak ada berselera untuk makan. Apalagi setelah melihat wajah Narendra tadi. Benar-benar membuat nya sangat muak.
Eriska pikir dia dapat menenangkan pikiran nya di tempat itu tapi ternyata dia salah. Narendra di sana sudah membawa dua kotak nasi yang dia bawa dari kantin barak militer. Dan tak lupa dua jus yang di pegang nya kali ini.
Eriska yang belum menyadari kedatangan pria itu hanya meluruskan kaki nya yang terasa sedikit pegal hari ini.
"Ris..". Panggil Narendra lagi agar wanita ini melihat kedatangan nya. Narendra meletakan makan siang yang dia bawa untuk Eriska di atas meja dan juga jus tersebut di atas meja.
Eriska yang mendapat ganguan tersebut kembali menghelakan nafas nya dan akan berdiri dari tempat itu lalu pergi. Namun Narendra menghalangi jalan Eriska dengan menggenggam tangan wanita itu. Ini pertama kali nya Narendra menyentuh tangan Eriska.
Tangan lembut dan juga hangat itu lah hal yang pertama kali di rasakan saat tangan Eriska dalam genggaman nya.
"Eriska.. Tunggu". Ucap Narendra seraya enggan melepas tangan Eriska. Tapi hal itu tak bertahan lama dengan sangat kasar Eriska melepaskan tangan Narendra dari tangan nya.
"anda sungguh lancang tuan letnan kolonel Narendra!! Atas ijin siapa anda berani menyentuh saya!!". Geram Eriska yang menatap nyalang ke arah pria yang kini menatap nya dengan sendu. Seolah-olah dia adalah pria yang tersakiti di mata Eriska.
"mas hanya ingin berbicara dengan mu Eris.. Mas...".
Dan lagi Eriska memotong kalimat dari pria itu. Yang tadi nya dia ingin mengabaikan saja namun pria ini memaksa nya untuk berkata kasar.
"jangan sok akrab anda.. Saya sama sekali tidak mengenal anda jadi berhenti bersikap seolah-olah anda mengenal saya!! Itu sangat memuakkan!!".
Setelah mengeluarkan kalimat kasar tersebut Eriska pergi dari hadapan Narendra dan kembali Narendra terpaku dengan ucapan wanita itu yang sekarang bahkan berpura-pura tidak mengenal nya.
"Ris!!! aku tidak akan menyerah!!".
Dan kejadian itu tak sengaja di saksikan oleh Diana dan Arfan yang sedang lewat. Kedua orang itu terlihat sangat penasaran dengan hubungan antara letnan kolonel Narendra dan juga dokter Eriska teman mereka.