NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU

SELAMANYA KAMU MILIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Romansa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Ketika dendam dan cinta datang di waktu yang sama, pernikahan bak surga itu terasa bagai di neraka.

“Lima tahun, waktu yang aku berikan untuk melampiaskan semua dendamku.”_ Sean Gelano Aznand.

“Bagiku menikah hanya satu kali, aku akan bertahan sampai batas waktu itu datang.”_ Sonia Alodie Eliezza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Orderan Itu Dari Sean

...🌼...

...•...

...•...

Rapat berjalan lancar, kerja sama antara perusahaan Sean dan Vanno terjalin dengan baik. Bisnis ini saling menguntungkan kedua belah pihak tentunya.

Vanno mengajak Sean berbincang terlebih dahulu di ruangannya sebelum Sean kembali ke Jakarta. Vanno sangat tahu bahwa Sean bukan orang yang gampang diajak bekerja sama.

"Saya berharap hubungan bisnis ini semakin baik dan saling menguntungkan bagi kita," harap Vanno dengan balasan anggukan oleh Sean.

"Iya, saya juga berharap demikian," jawab Sean singkat.

Sonia memasuki ruangan Vanno yang sebelumnya sudah diberi izin untuk masuk. Pandangan Sean terkunci pada Sonia, seakan menaut rindu yang telah lama tidak bisa dia lepaskan.

"Permisi, Pak. Ini berkas dan file yang Bapak minta tadi," ujar Sonia sambil menyerahkan dokumen yang ia pegang kepada Vanno.

"Oke, kamu boleh kembali bekerja. Semua sudah lengkap di sini. Terima kasih, Sonia," ucap Vanno setelah memeriksa dokumen yang diberikan Sonia.

"Iya, Pak. Saya permisi," jawab Sonia tanpa menoleh ke arah Sean sama sekali.

Sonia meninggalkan ruangan bosnya itu dan kembali berkutat dengan pekerjaannya secara profesional.

Tak terasa, kini sudah pukul 5 sore dan Sonia bersiap untuk pulang, ia harus menyelesaikan pesanan kue dari pelanggannya yang akan diambil nanti malam.

Sonia bergegas menuju area parkiran motor karyawan, ia menghembuskan napas kasar saat melihat ban motornya kempes.

"Kenapa harus sekarang sih kempesnya? Kan bisa nanti aja pas di rumah. Ah ... nyari masalah banget sih motor ini, pesanan banyak lagi buat nanti malam," gerutu Sonia melihat motornya. Ia harus membawa motor itu ke bengkel terlebih dahulu, yang pastinya akan membuang banyak waktu.

"Mari saya antar pulang. Motormu bisa diantar oleh orang suruhan saya nanti," terdengar suara tegas di belakangnya. Sonia menoleh dengan ragu karena sangat kenal dengan pemilik suara tersebut.

Ia terdiam saat melihat Sean berdiri di depannya dengan jarak yang sangat dekat, namun Sean hanya menunjukkan ekspresi datar dan dingin.

"Nggak usah, Pak. Saya bisa kok pulang dengan ojek nanti," tolak Sonia dengan lembut, ada kesedihan dalam nada bicaranya tapi dia tahan sebisa mungkin.

"Saya tidak suka ditolak. Kamu tau itu. Mari ikut saya."

“Tapi—”

“Ikut saja, saya hanya ingin mengantarmu pulang,” tegas Sean lagi ketika melihat keraguan dari Sonia.

Sonia mengangguk lalu mengikuti Sean karena ia tahu Sean adalah orang yang suka memerintah dan tidak bisa ditolak begitu saja.

Sean membuka pintu mobil untuk Sonia. Dengan perasaan tak biasa, Sonia masuk ke dalam mobil hitam tersebut. Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada sepasang mata yang mengamati dengan tatapan cemburu.

"Kenapa Sonia mau pergi dengan Sean? Sedangkan setiap kali aku mengajaknya pulang bersama, dia tidak pernah mau," gumam Vanno saat rasa cemburu mulai menggerogoti hatinya.

Semua karyawan di perusahaan itu menatap Sonia dengan tatapan yang beragam ketika ia memasuki mobil.

"Beruntung banget Sonia, bisa semobil sama Pak Sean," kata salah seorang perempuan yang bekerja di Green House.

"Pasti di-booking sama Pak Sean. Dia kan selalu deketin bos-bos besar, contohnya direktur kita tuh," sahut yang lain dengan nada julid.

"Iri banget liat Sonia."

Di dalam mobil, jelas ada ketegangan di antara mereka berdua.

“Tidak perlu tegang begitu, Sonia. Jangan bersikap seolah kita berdua tidak pernah menjalin hubungan saja. Atau memang di hatimu sudah tidak ada aku lagi?” kata Sean yang tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan.

Sonia tidak menjawab, dia hanya menghela napas dan menatap ke arah luar jendela mobil.

“Kenapa diam? Apa perkataanku tidak berharga untuk kamu jawab lagi sekarang?” tanya Sean kembali dan kali ini Sonia menoleh.

“Aku tidak punya jawaban untuk pertanyaan kamu, Sean.” Sean tertawa kecil dan melirik Sonia sebentar sebelum kembali menatap jalanan.

“Sampai detik ini, aku masih diliputi satu pertanyaan Sonia. Kenapa kamu meninggalkan aku begitu saja?”

“Jangan bertanya lagi, aku gak ada jawaban untuk itu.”

“Oke. Terserah kamu.”

Mobil berhenti tepat di depan rumah Sonia. Dia tinggal di kompleks perumahan yang cukup bagus, Sean menahan lengan Sonia saat hendak turun.

“Ada apa? Kalau mau menanyakan masa lalu, kamu tidak akan dapat jawaban apapun, Sean.”

“Aku tidak meminta jawaban, hanya ingin mengatakan padamu kalau aku rindu, Sonia. Apa tidak ada pelukan seperti dulu untukku?” Sonia terdiam mendengar permintaan mantan kekasihnya itu.

“Apa kamu benar-benar sudah melupakan aku, Sonia?” Karena tidak ingin ditanya lagi, Sonia memeluk Sean dengan membenamkan wajahnya di ceruk leher pria itu.

Sean membalas pelukan tersebut sembari memejamkan mata. Sangat rindu ia dengan sentuhan dan pelukan Sonia. Sean merasakan area lehernya basah dan mengalir hingga ke dada. Ia tahu kalau saat ini Sonia tengah menangis.

“Aku tidak pernah melupakan kamu, Sean. Aku juga rindu tapi aku terlalu malu untuk menemui kamu lagi,” tangisnya pada Sean.

“Kenapa malu? Harusnya saat hatimu ingin aku, temui saja aku. Aku selalu berdiri menanti kamu.” Tangisan Sonia semakin menjadi mendengar perkataan Sean.

Sean menangkup wajah gadisnya itu dan mengecup kedua mata Sonia yang basah. “Tidak perlu malu, Sonia. Selama lima tahun, aku selalu menunggu kamu kembali.”

“Maaf Sean.” Kembali pria itu memeluk Sonia hingga tangis Sonia reda.

“Sana masuk, kamu perlu istirahat yang cukup agar tidak kelelahan.”

“Iya, aku masuk dulu, kamu hati-hati.” Sean mengangguk.

Sonia melambaikan tangan saat turun dari mobil Sean lalu memasuki rumah dan membersihkan diri. Ia langsung menunaikan ibadah shalat Maghrib, setelah itu mulai berkutat dengan pekerjaan sampingannya.

Sonia disibukkan dengan membuat kue pesanan pelanggan setianya. Selama empat jam, akhirnya semua kue selesai dibuat. Kini sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Buat apa ya kue malam-malam begini? Apa dia lagi ngadain pesta? Mana pesanan dia banyak," pikir Sonia sendiri, karena biasanya pelanggan memesan kue untuk pagi atau siang hari, tapi berbeda dengan pelanggan ini, yang selalu memesan kue untuk malam hari.

Sonia menghubungi orang yang memesan, karena orang tersebut ingin menjemputnya sendiri. Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa ruang tamu, merasa sangat kelelahan.

Tak lama, ada yang mengetuk pintu rumah, segera saja dia membukanya dan terlihat seorang pria berbadan tegap dan tampan tersenyum padanya.

"Saya mau ambil pesanan atas nama Rani," kata pria itu.

"Oh, baik, tunggu sebentar," jawab Sonia lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil pesanan kue yang sudah ia kemas dengan rapi dan memberikannya pada pria itu.

Setelah memberikan uang, pria tersebut pergi meninggalkan rumah Sonia. Sonia pun merasa lega dan merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur. Pekerjaannya hari itu sudah selesai dan menutup hari dengan tidur nyenyak.

"Buat apa kau kue sebanyak ini, Sean?" tanya Kenzo yang baru saja memasuki mobil. Mobil Sean diparkir agak jauh dari rumah Sonia, jadi gadis itu tidak tahu kalau yang memesan kue selama ini adalah Sean.

"Kuenya sangat enak, cobalah!" jawab Sean. Kenzo mencoba buatan Sonia, memang sangat enak dan nikmat.

"Jadi selama ini kau order atas nama si Rani?"

"Iya, aku selalu menyuruh Rani yang mengambilnya." Kenzo geleng-geleng kepala dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Menyusahkan si Rani saja kau ini. Dasar pengecut."

"Memang apalagi tugas pembantu kalau bukan untuk aku susahkan." Mereka berdua tertawa sambil menyantap kue-kue itu.

1
Annissa Riani
Kalau aku jadi si Anna sih malu ya udah diperlakukan begitu sama Seab🤣
Annissa Riani
Saingan Sean ternyata si Andre🤣 dan Sonia malah si Anna🤣🤣🤣
Rina Meylina
Udah berani pegang2 ya sekarang🤭
Rina Meylina
Iyalah soalnya di hati sean udh penuh ama sonia doang
Anita Lare
Perbuatan kamu dulu emang sangat terkutuk loh Sean
Anita Lare
Nah saling ungkapin dan saling paham begini kan enak, gak perlu rahasia2an kan, kalau merasa apapun itu ya bilang
Anita Lare
Aduh aduh abang meleleh aku bg😍
Anita Lare
Amarah sean benar2 ngeri ya
Veer Kuy
Penyesalan selalu datang diakhir ya sean
Veer Kuy
Gak tau malu banget mereka berdua ini, gak inget umur
Veer Kuy
Ide bagus daripada minta jawaban si Bram, lagian udh dibunuh duluan sama sean
Veer Kuy
Sean benar2 mengerikan kalau udah menyentuh ranah pribadi dia ya
Lira Cantika
Dia gak pake neko2 buat balas dendam ya
Lira Cantika
Si kenzo ini seru juga orangnya😄
Natasha
Sana jadikan Sonia sepenuhnya istri, jangan sampai terlambat loh kamu
Natasha
Ya elah yg modelan kalian ini bakalan hancurin rumah tangga sean sonia? Gak mempan deh kayaknya, soalnya mereka saling cinta dan Sean juga posesif akut, bandar narkoboy aja dia bikin metong dengan mudah
Natasha
Bikin metong aja soalnya Sonia ampe digituin dia trauma loh itu
Natasha
Gini gini dia cuma punya satu wanita dlm hidupnya
Syifa Mahira
Makanya sean abis ini istrimu ya dijaga ya
Syifa Mahira
Udh icip2 mending nikahin aja si Anna, ngapain juga masih ngincar sonia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!