Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Galang menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Bersama istrinya, Celine, Arjuna melawan kejahatan bersama-sama dan mencapai keberhasilan bersama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
"Kenapa diam? Kalian harus mencari pencurinya" ujar Celine lagi, menatap semua orang yang terlihat diam membeku.
Celine melangkah mendekati Arjuna, sementara Arjuna masih menatap Celine dalam diam.
"Anton, cepat ambil Leptop. Disini, ditempat ini kita akan melihat cctv hari ini dan kita akan melihat siapa pencuri yang sebenarnya" titah Celine, masih dengan wajah yang tegas.
Anton segera melaksanakan perintah disaat yang lainnya hanya diam dengan wajah cemas.
"Untuk apa mengambil rekaman cctv. Sudah jelas dia pencurinya di rumah ini." Sera membuka suara. Celine langsung menoleh dengan tatapan tajam.
"Apa buktinya?" tanya Celine.
"Dia yang bertugas membersihkan rumah hari ini. Lalu siapa lagi kalau bukan Arjuna"
"Tapi aku tidak mencuri, Ma" sanggah Arjuna membela diri.
Sera menatap tajam, "Jangan panggil aku mama, menantu rendahan. Tidak ada yang akan percaya kepada menantu miskin dan tidak berguna seperti kamu Arjuna. Dirumah ini, hanya kamu yang tidak memiliki apa-apa. Kenapa kami tidak boleh mencurigaimu?" Sentak Sera.
"Kalau begitu, tidak salah kan jika kita melihat rekaman cctvnya?" tanya Celine balik yang membuat Sera langsung terdiam.
"Nona. Ini rekaman selama satu hari ini. Saya sudah memeriksanya, dan.... " Anton nampak menggantung ucapannya ragu.
Celine yang mengerti langsung menarik leptop di tangan Anton, lalu melihat rekamannya secara langsung.
"Jadi ini pencurinya?" Celine tersenyum tipis membuat semua orang penasaran dan langsung ikut melihat isi rekaman itu.
"Laura..... Jadi kamu?" Bagas nampak terkejut.
Laura terlihat salah tingkah. Sedangkan semua orang menatapnya tak percaya.
"Sera, kenapa anakmu menjadi seorang pencuri?" William berkata dengan wajah yang juga tak menyangka ternyata anaknya lah yang mencuri di rumahnya sendiri.
"Sama persis seperti ibunya. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya" Celine sengaja menyindir.
Tatapan Sera mulai tajam setelah mendengar perkataan Celine, "Laura tidak mencuri. Dia pasti hanya salah mengambil barang" Sera membela anaknya.
"Benar. Aku tidak ingat telah mengambil jam tangan mahal kak Bagas. Seingatku, aku sedang mengambil gelangku yang ketinggalan di sana" Tambah Laura.
"Benarkah?" Celine tersenyum miring.
"Gelang yang ketinggalan? Di kamar Bagas?" tanya Celine lagi.
"Berhenti mengintimidasi, adikmu, Celine" Sentak Sera.
"Kenapa?" Celine tersenyum lagi.
"Bukankah tadi katamu seorang pencuri itu harus di masukan ke penjara? Kita sudah menemukan pencurinya. Seharusnya kalian senang dan segera memberi pelajaran kepada pencuri ini" tegas Celine yang seketika membuat Laura menangis ketakutan.
"Ketika kalian menuduh Arjuna tanpa bukti, kalian dengan penuh keberanian ingin membawa Arjuna ke kantor polisi"
"Sekarang, aku sudah menemukan pencurinya, kenapa kalian diam? Bawa pencurinya ke kantor polisi! Buktinya sudah ada di depan mata, apa kalian akan diam saja?" tanya Celine lagi.
"Mama. Aku tidak mau di penjara. Aku gak mencuri, Jam tangannya ada di kamar Laura. Laura akan mengambilnya untuk kak Bagas" ucap Laura cepat.
"Oh.. Jadi kamu mengakuinya jika kamu memang sengaja mengambil jam tangan kakakmu sendiri?" tanya Celine lagi.
"Maksud kamu?" Tanya Sera balik dengan raut wajah tak suka.
"Apa kalian tuli? Dia bahkan sadar dimana di menyimpan jam tangan itu. Apa kalian masih berpikir kalau dia salah ambil barang?" jawab Celine dengan mengajukan pertanyaan.
"Tunggu apa lagi? Anton cepat bawa dia ke kantor polisi" titahnya yang seketika membuat semua orang panik.
"Celine. Kamu sungguh keren. Dimasa depan, kamu adalah wanita yang akan aku cintai dan aku lindungi seumur hidup ku" batin Arjuna, menatap kagum keberanian istrinya dalam membelanya dirinya.
Anton segera melaksanakan perintah Celine.
"Mama,tolong! Kak Celine! jangan bawa aku ke kantor polisi. Maafkan aku, Aku tidak akan mengulanginya. Ampun, kak. Mama tolong Laura!" Laura nampak menangis dan memohon pengampunan.
Sera tidak tega, segera membentak Celine "Celine! hentikan Anton! Laura adalah adikmu. Lagipula dia sudah akan mengembalikan jam tangan itu. Semua ini sudah selesai. Jika kamu berani membawa Laura ke kantor polisi, kamu tidak pantas menjadi kakaknya"
Celine balik menatap dengan tajam, "Lalu, apa kalian pantas di sebut orang tua? Kalian menuduh orang yang sama sekali tidak mencuri. lalu kalian menghinanya dan bahkan ingin menjebloskan dia ke penjara. Kenapa setelah mengetahui siapa pencurinya kalian menjadi timpang? Apa karena dia anak kalian? Lalu dia boleh mencuri? seteleh dia meminta maaf, kalian akan memaafkannya begitu saja tanpa memberi konpensasi dan efek jera?"
"Anton, bawa dia!" titah Celine tanpa ampun. Lalu meninggalkan ruangan bersama Arjuna.
"William. Kenapa kamu diam saja? Anakmu dibawa ke kantor polisi. Apa kamu akan membiarkan Celine membawanya. Cepat! Lakukan sesuatu!" Desak Sera kepada suaminya.
"Apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu diam?" Sera terus mendesak William.
PLAKKKKK.....
Sera terdiam, terkejut ketika sebuah tamparan mendarat sempurna di pipinya.
.
.
.
Bersambung.