NovelToon NovelToon
CEO AND ME

CEO AND ME

Status: tamat
Genre:Perjodohan
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Mutia

Seorang wanita bernama Tania dijodohkan dengan teman masa kecilnya bernama Ikrar Abraham. Mereka berdua sama - sama saling mencintai. Namun, mereka mulai terpisah saat Ikrar melanjutkan pendidikannya di luar negri.

Saudara tiri Tania yang menginginkan semua milik Tania termasuk Ikrar, lelaki yang dijodohkan Tania, berusaha memisahkan mereka berdua. Bahkan demi melancarkan niat jahatnya itu. Ia dan ibunya mengusir Tania dari Rumah besarnya.

Saat Ikrar kembali untuk menikahi Tania, ia sudah tidak mendapatkan Tania di rumah besar keluarga Tania. Demi perjodohan antar keluarga, Ikrar harus bertunangan dengan Belinda, saudara tiri Tania.

Sementara Tania kini hidup sebagai wanita miskin yang tidak punya apa - apa.

Untuk mendapatkan uang biaya hidupnya, ia harus bekerja apa saja bahkan ia rela mengubah penampilannya menjadi wanita culun saat mulai bekerja sebagai asisten Ikrar. Tidak sampai disitu saja, Ikrar bahkan sering menghina dirinya sebagai wanita bodoh, pengganggu dan wanita penggoda.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Tania sampai ia harus menyembunyikan jati dirinya dari semua orang?

Apa yang akan dilakukan Ikrar saat ia tahu kalau wanita yang sering ia hina adalah wanita yang sangat ia cintai?

Simak yuk.

IG: @dewimutiawitular922

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12 Aku salah apa sih

Pukul 13:00 siang

Ruangan CEO terlihat sunyi. Jam dinding yang letaknya ada di depan Tania, bahkan bisa terdengar jelas di telinga Tania menandakan kalau tempatnya itu benar – benar sunyi. Hanya ada ia di sana yang di temani dokumen – dokumen di depannya. Sementara karyawan yang lain sedang makan siang di kantin perusahaan, tepatnya di lantai paling bawah.

Dokumen – dokumen kantornya yang membuat Tania tidak bisa meninggalkan tempatnya itu untuk sejenak makan siang, bahkan ia menahan rasa hausnya agar ia bisa menyelesaikan semuanya sebelum Ikrar selesai rapat.

Tania memang baru saja mendapat informasi tadi kalau ia harus menyelesaikan itu semua sebelum Ikrar datang.

Sementara Belinda yang tadi ingin bertemu dengan Ikrar masih berada di dalam Ruangan Ikrar. Ia sudah menunggu Ikrar di dalam selama tiga puluh menit.

Jarum jam menunjukkan pukul 13:20 siang.

Terdengar pintu lift CEO terbuka. Ikrar keluar dari pintu lift di dampingi Manda. Ia baru saja selesai rapat di lantai bawah bersama Manda dan karyawan lainnya.

Terdengar langkah kakiIkrar yang sangat jelas menuju ruangannya, membuat Tania yang menyadari hal itu. Ia langsung menghentikan kesibukannya, kemudian terdiam sejenak untuk mendengar jelas langkah kaki tegas Ikrar.

“Kak Ikrar sudah datang. Untung saja aku sudah menyelesaikannya tepat waktu!” gumam Tania.

Ia segera merapikan dokumen yang kebetulan baru selesai ia kerjakan, kemudian berdiri dari tempat duduknya untuk menyambut kedatangan Ikrar dan Manda.

Dan saat Ikrar sudah berjalan mendekati mejanya, Tania langsung membungkuk hormat di depan Ikrar, kemudian menyapa: “Selamat siang Tuan Muda!”

Ikrar sama sekali tidak membalas sapaan Tania, bahkan ia tidak menoleh melihat Tania. Seperti biasa, ia hanya menunjukkan wajah dinginnya sambil berjalan melewati Tania dan masuk ke dalam ruangannya.

Sementara Manda yang mengikuti Ikrar tadi berhenti di depan meja Tania, kemudian berjalan menuju meja kerjanya yang letaknya berdampingan dengan meja kerja Tania.

“Kau tidak pergi makan siang Tania?” tanya Manda yang berdiri di dekat kursinya sambil melihat Tania yang masih berdiri di tempatnya tadi.

Saat itu, Manda meletakkan dokumen yang di bawanya tepat di atas mejanya ketika mengajak Tania mengobrol.

Tania menoleh, kemudian  menjawab: “Tidak mbak. Tadi Mbak Raya bilang kalau semua dokumen ini harus saya selesaikan sebelum Tuan Muda datang.”

“Jadi sampai sekarang kau belum makan siang ya?” tanya Manda kembali yang terlihat khawatir dengan Tania.

Tania tersenyum paksa di depan Manda, lalu menjawab: “Belum mbak. Nanti saya makan kok.”

“Ayo kita pergi makan siang sekarang. Kalau Galang sampai tahu kamu lupa makan siang, bagaimana? Kau itu punya penyakit maag loh, Tania! Kalau kambuh bisa bahaya. Galang pasti akan menyalahkanku, karena tidak menjagamu!” kata Manda.

“Saya serahkan dokumennya dulu pada Tuan Muda, mbak. Baru setelah itu saya akan makan!” kata Tania sambil tersenyum.

“Tapi Tan-

Terdengar suara telfon dari meja Tania yang membuat Manda seketika menghentikan ucapannya.

Tania mengangkat alat komunikasi yang menghubungkannya langsung dengan Ruangan CEO.

“Halo Tuan!” sapa Tania.

“Bawakan dokumen yang sudah kau periksa itu!” perintah Ikrar di balik alat komunikasinya.

“Baik tuan. Akan segera saya bawakan,” balas Tania dengan suara pelannya.

Tania pun buru – buru mengambil dokumen yang selesai ia periksa tadi untuk ia berikan pada Ikrar, kemudian menoleh ke samping melihat Manda.

“Mbak Manda, saya masuk dulu ya. Tuan Ikrar menyuruh saya memberikan dokumennya!” pamitnya sambil tersenyum.

“Oke. Masuklah!” balas Manda.

Tania segera meninggalkan meja kerjanya menuju ruangan CEO. Terlihat sekali kalau ia

kerepotan dengan berkas – berkas yang ia bawa.

Tania mengetuk pintu ruangan Ikrar. Dan ia masuk ke dalam setelah mendengar suara tegas dari bosnya itu. Ia berjalan pelan menghampiri Ikrar yang kini duduk di meja kerjanya dengan kepala menunduk, sibuk dengan dokumen yang ia tandatangani.

Saat Tania melangkah menghampiri Ikrar, ia sesekali melirik Belinda yang tengah duduk di sofa menunggu Ikrar selesai bekerja. Tampak di wajah Belinda kalau ia terlihat kesal duduk sendiri di sana, namun ia tidak berani mengeluh di depan Ikrar.

Rencana mengejutkan Ikrar tadi sama sekali tidak berhasil. Ikrar tampak biasa saja melihat kedatangannya, bahkan Belinda tidak di sambut dengan baik oleh Ikrar. Hanya tatapan dingin yang Ikrar tunjukkan di depan Belinda.

“Ada apa dengan wajahnya? Harusnya dia bahagia, kan!” dalam hati Tania yang melirik Belinda.

Saat itu, ia sudah berdiri di depan meja kerja Ikrar menunggunya selesai dengan pekerjaannya. Setelah itu, baru ia akan memberikan semua dokumen yang ia pegang.

Ikrar pun mengangkat kepalanya, mengerutkan keningnya melihat Tania, kemudian berkata: “Hei, apa yang kau lakukan disitu? Cepat bawa dokumennya kemari!” perintah Ikrar yang seketika mengagetkan Tania.

Dengan sigap, Tania berjalan dua langkah, kemudian berkata: “Ini tuan!”

Ia meletakkan semua berkasnya di atas meja, tepat di depan Ikrar.

Ikrar kembali menatap Tania dengan tatapan tajamnya. “Apa ini?” Tatapan Ikrar terlihat heran.

“Itu semua berkas yang Tuan Muda perintahkan untuk saya periksa tadi. Katanya Anda akan memeriksa semuanya setelah rapat,” jawab Tania dengan sopan.

“Kau menyuruhku periksa semua berkas ini. Kau pikir, aku bisa memeriksa semua berkas ini dalam hitungan menit!” kata Ikrar kesal.

“Bukan begitu tuan. Saya hanya menjalankan apa yang Anda perintahkan tadi? Dan seperti Anda bilang saya sudah menyelesaikan semuanya!” balas Tania dengan wajahnya yang seketika panik karena melihat Ikrar marah padanya.

“Aku tidak membutuhkan semua berkas ini. Ini semua berkas bulan lalu. Aku membutuhkan berkas bulan ini! Apa kau bodoh?” kata Ikrar.

“Lalu untuk apa saya mengerjakan semuanya kalau Anda tidak membutuhkannya, Tuan?” tanya Tania

“Itu terserah aku sebagai bosmu. Kalau kau tidak sanggup menuruti semua perintahku. Pergi saja dari sini!” tegas Ikrar dengan marah.

Tania seketika menundukkan kepalanya di depan Ikrar saat mendengar ucapan Ikrar, kemudian berkata: “Tidak sama sekali tuan. Saya sanggup melakukan semua perintah dari Tuan Muda. Maafkan saya!”

Tampak di wajah Tania kalau ia sekarang tengah menahan rasa kesalnya di depan Ikrar.

“Dasar asisten tidak becus!” umpat Ikrar.

Sementara Belinda yang menyaksikan obrolan mereka terlihat bingung harus mengatakan apa? Ia duduk seperti orang bodoh di tempatnya itu. Seakan dirinya tidak terlihat oleh mereka.

Belinda pun berdiri dari tempat duduknya dengan anggun, kemudian tersenyum menatap Ikrar.

“Sayang, bagaimana kalau kau makan siang dulu. Aku sejak tadi duduk disini menunggumu makan siang? Biarkan asistenmu pergi dulu! Dia juga pasti mau makan siang!” kata Belinda.

Ikrar langsung menoleh melihat Belinda. “Kau masih disini?” tanya Ikrar.

Haa ... Belinda memasang wajah tidak percayanya melihat Ikrar yang sama sekali tidak menyadari kehadirannya sejak tadi. Itu membuat ia tidak bisa mengatakan apa – apa lagi? Dan ia kembali menunjukkan ekspresi kesalnya di depan Ikrar.

Ikrar kembali melihat Tania yang ada di depannya.

“Letakkan berkas proyek bulan ini, dan yang lainnya kau bawa!” perintah Ikrar.

“Baik tuan!” balas Tania.

“Keluarlah!” perintah Ikrar.

“Baik,” balas Tania.

Tania kembali meraih dokumen kantornya dan hanya menyisakan satu dokumen untuk Ikrar periksa.

“Kalau begitu, saya permisi tuan!” pamit Tania sambil membungkukkan setengah badannya.

“Eem!” Ikrar tidak terlalu peduli dengan Tania saat itu.

Tania pun meninggalkan ruangan Ikrar dengan perasaan kesal yang memenuhi dirinya.

Ia berjalan menuju meja kerjanya, kemudian langsung meletakkan dokumennya di atas meja dengan keras sampai Manda dan Raya terkejut.

“Ada apa Tan?” tanya Manda penasaran.

Tania menoleh, kemudian berkata: “Aku salah apa sih mbak? Aku sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun, tapi Tuan Muda malah menyuruhku mengerjakan semua pekerjaan yang sama sekali tidak dia

butuhkan!” Tania mengeluhkan semua isi hatinya ketika ia berada di dalam ruangan Ikrar.

Manda terlihat serius. "Memangnya apa yang dilakukan Tuan Muda?" tanya Manda.

"Tuan Muda menyuruhku mengerjakan semua dokumen bulan lalu, tapi saat didalam dia bilang hanya memerlukan berkas proyek bulan ini, berarti semua yang kukerjakan tadi sia - sia saja!" kata Tania.

Manda sedikit terkejut mendengar keluhan Tania, kemudian berkata: “Kau ingat – ingat lagi deh. Tuan Muda tidak mungkin mendisiplinkanmu kalau kau tidak punya salah!”

Tania menunjuk dirinya. “Aku. Punya salah sama Tuan Muda!” kata Tania dengan ekspresi bingungnya melihat Manda.

“Iya ... kau pasti punya kesalahan padanya,” jawab Manda.

Tania memiringkan kepalanya, berusaha mengingat semua kejadian di kantor, mengingat dimana letak kesalahannya?

Tapi biarpun ia sekuat tenaga berpikir, ia sama sekali tidak bisa menemukan letak kesalahannya?

Bagaimana Tania tidak tahu, karena kekesalan Ikrar padanya sama sekali tidak berhubungan dengan masalah pekerjaan.

Melainkan kesal dengan keramahan Tania yang Tania tunjukkan pada semua karyawan saat Tania membagikan bahan rapatnya tadi.

Entah kenapa, Ikrar begitu tak suka dengan senyuman Tania yang mirip sekali dengan An an.

Bagaimana bisa perempuan bodoh seperti asistennya bisa sangat mirip dengan Tanianya?

.

.

.

Bersambung

.

.

1
iren thezer
alur cerita bagus
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya apalagi ada visual gambarnya tambah mantap aj thor 👍👍👍
DewMutt: mampir ya ke novel baruku. istriku Pelayanku 🤗
total 1 replies
Imronah Iim
saya suka karna cerita langsung ke intinya
Sany harum
Kecewa
Bzaa
kerennnnn cerita nya,
Mega Zeen
dasar lemot
Sumarni
ihhhhhh dasar ibu tiri gila harta
anong
ceritanya👍
Siti Fatimah
Makanya elu ceritain apa yg terjadi Oneng biar kesalahpahaman bisa selesai... elu menutupi terus apa yg terjadi gmn c ikrar nggak salah paham hadeuuhhh ribet amat...
Siti Fatimah
Hadeuuhhh gimana mslh mau selesai elunya aja diem Bae...Lo pikir ikrar paranormal yg bisa baca pikiran Lo..
Siti Fatimah
Karena elo Oneng 🤣🤣🤣
Siti Fatimah
Selain lembek cowoknya Oneng 🤣🤣🤣 gampang banget di bodohi ...dia kan CEO ya punya banyak uang kenapa bisa percaya gitu aja dengan semua cerita c Mak Lampir wkwkwk...
Siti Fatimah
Teman tapi saat Tania di hina Lo cuma diem aja wkwkwk...jadi temen macam apa 😅😅
Siti Fatimah
Terkadang kita harus menjadi wanita yg kuat dan berani jangan lembek karena kita tidak bisa terus mengandalkan orang lain apalagi saat yg membela kita nggak ada di sisi kita..jadilah wanita yg strong dan berani jangan menya menye ya jelas harga diri Lo di injak2 terus klo Lo lembek..
Siti Fatimah
Payaahh karakter ceweknya lembek banget dan cowoknya lagi cuma bisa bengong aja 😅😅,,,klo gue dah gue gampar tuch c Mak Lampir...
Hilman damara
bagus banget ceritanya aku suka
Yoga Yoga
aq mampir ngge
Elmiah
cinta memang aneh tahu mencari pasangan yg kita cintai walaupun wajah berubah tapi hati tetap saling rindu
Juan Sastra
mendrama terus...hadeeehh
Sky Blue
Masih mnunggu klanjutn sterusnya😔😔😔👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!