Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Tidak Percaya
Amanda kaget ketika melihat ada Lia bersama seorang dokter karena wanita yang bersamanya memakai seragam dokternya. Dia tidak tau apa yang lia lakukan hingga membawa dokter tersebut ke dalam kamarnya.
"Ada apa ini Lia?" tanya Amanda ketika melihat Lia yang datang bersama dokter ke kamarnya.
"Kami di perintahkan tuan Arthur untuk memeriksa keadaan nona," jawab Lia karena memang seperti itu yang Arthur perintahkan pada mereka.
Amanda sendiri merasa kaget karena rasanya dia belum terlalu lama di dalam kamar mandi, lalu di ruang ganti merapikan pakaiannya lagi karena basah terkena cipratan air di kamar mandi tadi. Tapi, saat dia keluar dari ruangan ganti sudah ada Lia di sana.
"Tapi untuk apa?" tanya Amanda yang masih tidak mengerti dengan apa yang Lia maksud.
"Untuk memeriksa tangan nona yang terkena sup panas. Tuan Arthur bilang kami harus melihat luka di tangan Nona," jelasnya lagi hingga membuat Amanda paham jika Arthur yang menyuruh mereka.
Di dalam hatinya, Amanda berpikir apakah Arthur perhatian padanya? tapi apa mungkin?
"Silahkan Nona," dokter tersebut mulai memeriksa luka Amanda yang menurutnya cukup parah.
Dia melakukan pekerjaannya dengan sangat hati-hati bahkan dia takut jika dia melakukan sebuah kesalahan maka Arthur akan marah padanya.
Apa yang para wanita itu lakukan di dalam kamarnya di lihat langsung oleh Arthur dari ruangan kerjanya. Dia terus saja memperhatikan Amanda yang sedang di obati dan dia juga melihat jika tangan wanita itu di perban.
Saat dia sedang memperhatikan Amanda dari laptopnya, tiba-tiba saja ponsel Arthur bergetar dan itu panggilan masuk dari Roy.
"Katakan!" titah Arthur saat dia menjawab panggilan dari asisten pribadinya.
"Malam ini ada acara lelang dan kabarnya ada barang langka yang baru di temukan."
"Lalu?" tanya Arthur dia yakin bahwa ada hal lainnya lagi yang ingin Roy sampaikan padanya. Tidak mungkin hanya berita itu saja.
"Lenco akan datang menghadiri acara lelang tersebut dan kabarnya, dia juga akan ikut menghadiri acara pertemuan tahunan bersama para pengusaha lainnya, termasuk anda tuan," jelas Roy lagi karena dia ingin Arthur mengetahui tentang semua ini.
"Atur semua jadwalnya. Aku akan datang ke acara yang tersebut dan persiapkan semuanya dengan matang, karena aku juga akan datang bersama Amanda untuk acara pertemuan tersebut. Pastikan keamanan Amanda benar-benar tertib dan terjaga. Jangan sampai terjadi kesalahan sedikitpun karena aku tidak ingin adanya kesalahan. Soal pesta pernikahanku dengan Amanda persiapkan secepat mungkin. Aku ingin seluruh dunia mengetahui bahwa hanya aku yang bisa mendapatkan wanita itu dan tidak ada siapapun yang bisa merebut apa yang telah aku miliki. Aku ingin mereka tau jika Amanda itu istriku!" jelas Arthur pada Roy yang membuat asistennya itu langsung menyanggupi perintah dari tuannya.
"Baik, tuan." jawab Roy.
Sambungan telepon berakhir, dan tatapan Arthur lurus ke depan karena dia ingin membalaskan dendamnya terhadap Lenco yang telah berani menyabotase perusahaannya waktu itu hingga hampir jatuh beberapa tahun yang lalu dan kini mereka paling bersaing untuk merebutkan posisi teratas.
"Jika kok bisa mengalahkanku maka tidak dengan kali ini. Akan aku buktikan padamu bahwa aku bisa lebih baik dari mu dan aku jauh lebih di atasmu lagi. Kau akan tah siapa aku yang sebenarnya Lenco!" kedua tangan Arthur terkepal erat.
Dia benar-benar siap untuk menunjukkan pada pria itu bahwa dia memiliki Amanda yang jauh lebih baik darinya.
***