Alika adalah seorang janda..
Alika menceraikan suaminya yang kasar dan tempramen.
Setelah sah menjadi seorang janda alika begitu sangat bahagia karena dirinya kembali merasakan kebebasan dan lepas dari siksaan tajudin yang sekarang sudah menjadi mantan suaminya.
Namun siapa sangka setelah menjadi janda yang seharusnya dirinya bahagia justru selalu menelan pahit karena beberapa kali saat akan menikah justru gagal sampai tiga kali hingga alika mengalami depresi sampai masuk rumah sakit jiwa.
Bagaimana kehidupan alika selanjutnya?
Apakah alika akan kembali sehat seperti sedia kala? atau justru selamanya berada di balik besi rumah sakit jiwa?
Simak terus kisah nya di Novel *Janda Berkarat*
*Kisah ini diambil dari kisah nyata*
Nama dan gambar disamarkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.INI ANAKKU!
"Sekali lagi maafkan aku bu!" Ucap yuda yang masih dirundung rasa bersalah.
"Gak perlu minta maaf! Karena ini semua bukan kesalahan kamu! Kamu hanya menuruti apa yang ibumu mau!" Sahut ema dengan nada bijaksana.
"Sabar mas! Ambil hikmah dari kejadian ini!" Ucap alika mengusap lengan yuda yang duduk disebelah nya.
Yuda menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan menatap ema juga alika secara bergantian. Yuda tersenyum hambar seakan sorot matanya benar benar menyesali semua yang sudah terjadi.
Setelah saling maaf maafan mereka mengobrol sebentar lalu Yuda berpamitan untuk pulang kerumah nya karena takut keluarganya khawatir jika ia tidak pulang. Yuda menyetir motornya di jam 1 dini hari dengan kecepatan tinggi karena jalanan sudah sepi. Sementara itu alika dan ema yang sudah masuk ke kamar masing masing membuat alika tidak bisa memejamkan matanya. Alika memikirkan Yuda yang harus menelan pahit akibat ulah orangtuanya.
Tak berselang lama yuda sudah sampai dirumah nya tapi sudah mulai sepi orang karena semuanya sudah tidur. Hanya fitri yang masih berjaga dengan setia duduk ditepi ranjang nya menunggu yuda pulang. Saat fitri mendengar pintu kamar nya dibuka dirinya langsung beranjak dan menghampiri Yuda.
"Mas Yuda dari mana aja?" Tanya fitri namun tak digubris oleh yuda.
Yuda memasuki kamar mandi dan berganti pakaian agar tidak gatal karena habis keluar dari rumah. Yuda keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan dirinya dikasur tanpa menghiraukan fitri yang sudah setia menunggunya.
"Mas Yuda maafin aku!" Ucap fitri yang duduk ditepi ranjang setengah menghadap ke arah yuda membuat yuda membuka mata nya tapi tetap pada posisinya tanpa bergerak. "Apa mas Yuda tidak ingin meminta hak nya malam ini?" Tanya fitri dengan nada perlahan takut yuda akan kembali marah padanya.
Yuda yang mendengar pertanyaan fitri langsung bangkit dari tidurnya dengan posisi duduk diatas kasur yuda langsung menatap fitri tajam.
"Apa kamu bilang? Meminta hakku padamu?" Tanya Yuda dengan tatapan tajam namun hanya diangguki oleh fitri. "Dengar aku baik baik ya! Sampai aku mati aku gak akan pernah menyentuhmu! Dan aku juga gak akan pernah menceraikan mu! Dan jangan pernah meminta kepuasan dariku! Mintalah kepuasan pada pria yang sudah meniduri mu selama ini! Dengar itu!" Pekik yuda membuat fitri mengangkat kedua bahunya karena terkejut dengan bentakan yuda yang bicara di dekat telinga fitri.
Yuda tak menunggu jawaban fitri dan dia langsung membalikan badan nya untuk kembali tidur membelakangi fitri. Fitri yang mendengar ucapan yuda hanya terisak menangis tanpa suara. Fitri tau perbuatan nya tak bisa dimaafkan apapun alasan nya. Fitri akan menerima semua perlakuan yuda asalkan dirinya tak diceraikan olehnya dalam waktu dekat. Jika harus diceraikan setelah berganti tahun mungkin fitri akan menerimanya asalkan tidak dalam waktu dekat. Dirinya takut akan mendapatkan gunjingan yang memalukan dari semua orang jika dirinya diceraikan oleh yuda dalam waktu dekat.
Beberapa hari setelah pernikahan yuda kini alika kembali dikejutkan dengan kedatangan seorang pria yang tak ingin dilihat nya lagi. Tajudin datang kerumah alika sendirian menggunakan motornya. Dengan penampilan necis nya tajudin menggunakan celana levis berwana navi longgar kaos santai nya dan ditambah dengan jaket levis beserta kacamata dan rambut gondrong nya yang selalu setia berada dikepala tajudin. Alika keluar dengan santai karena mendengar suara salam dari luar lalu menghampiri sumber suara sembari menggendong si kecil dipikirnya ada pelanggan laundry yang akan mengambil pakaian nya. Namun langkah alika terhenti saat melihat sosok yang berdiri didepan pintu dengan gagahnya tinggi putih berambut panjang yang sangat ia kenal. Alika sudah 2 tahun lebih tak melihat sosok tajudin dan kini harus melihatnya lagi membuat alika mengingat luka lama yang sudah ia lupakan.
"Assalamualaikum alika..!" Ucap tajudin saat melihat alika yang menghentikan langkahnya setelah melihat dirinya.
"Wa..Waalaikumsalam!" Sahut alika yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.
Alika kemudian melangkah perlahan menghampiri tajudin yang masih berdiri didepan pintu. Alika tak bisa mengucapkan kata apapun seakan bibirnya kaku untuk bicara. Setelah sampai dihadapan tajudin lalu tajudin basa basi menanyakan kabar.
"Bagaimana kabarmu dan anak kita?" Tanya tajudin dengan senyum lebarnya yang memperlihatkan gigi gingsul nya.
"Apa? Anak kita? Ini anakku bukan anak kita!" Ketus alika yang sudah berani mengeluarkan katanya.
"Tapi kamu gak akan bisa hamil jika bukan aku yang menghamilinya?" Ujar tajudin dengan pd nya masih mengumbar senyumnya yang lebar.
"Aku..!" "Sudah jangan diteruskan! Aku kesini hanya ingin berdamai! Bukan ingin berantem dihadapan anak kita!" Ucap lagi tajudin memotong ucapan alika begitu saja membuat alika terdiam.
"Ada apa kamu datang kesini!" Tanya alika masih dengan nada ketus nya.
"Aku kesini pertama ingin melihat anakku yang cantik ini! Dan yang kedua ingin menanyakan alamat pengadilan agama untuk mengambil akta ceraiku yang masih ada disana!" Sahut tajudin dengan santai nya sambil mencubit kecil pipi lala karena gemas.
"Di depan terminal ada bangunan besar yang bertuliskan pengadilan agama! Kesana aja sendiri aku gak bisa mengantar!" Ujar alika melirik tajudin sinis.
"Oooh di depan terminal tempat pertama kali kita ketemu itu yaa?" Tanya tajudin antusias ingin menjahili alika yang masih saja cemberut dengan kedatangan nya.
Alika yang mendengar ucapan tajudin akhirnya kembali mengingat kenangan saat pertama dirinya menjemput tajudin menggunakan motornya diterminal untuk datang kerumahnya. Alika terdiam tak menjawab ucapan tajudin yang baginya tak perlu dijawab. Alika juga tak mempersilahkan tajudin untuk duduk hanya dibiarkan berdiri didepan pintu begitu juga dirinya. Tajudin yang sudah berusaha mencairkan suasana namun tak membuat alika luluh juga akhirnya tajudin memutuskan untuk kembali pergi menuju terminal.
"Yaa sudah kalau kamu gak suka dengan kedatanganku! Aku pamit pulang yaa? Ini ada sedikit untuk jajan anak kita! Mohon diterima!" Ucap tajudin membuat alika menatap amplop putih yang diserahkan pada dirinya.
"Simpan saja uangmu untuk ibumu! Aku masih bisa memberikan anakku uang jajan!" Sahut alika ketus tak mau menerima uang dari tajudin.
Alika takut jika terus menerima uang darinya akan jadi senjata untuk dirinya sendiri dan membuat tajudin akan lebih mudah mengambil hak asuh lala jatuh ditangan nya. Alika tidak mau itu semua terjadi jadi lebih baik alika tidak akan pernah menerima uang tajudin sepeserpun.
"Aku ikhlas memberikan ini! Ini sengaja aku tabung untuk uang jajan anak kita alika!" Ujar lagi tajudin membuat alika semakin kesal.
"Aku gak mau! Jangan paksa aku untuk menerima uangmu! Dia anakku bukan anak kita!" Pekik alika membuat ema yang mendengar berlari menghampiri alika yang sedari tadi diluar tak kunjung masuk ke dalam.
"Ada apa alika?" Tanya ema yang melihat dirinya berdiri di tengah pintu menghadap tajudin.
Alika menoleh ke belakang dan mengadu pada ema agar segera mengusir tajudin saat ini juga.
"Ada apa lagi kamu kesini tajudin?" Tanya ema yang melangkah menghadap tajudin.
"Aku hanya ingin menengok anakku bu! Dan aku hanya ingin memberi uang jajan untuk anakku eeeh malah alika marah marah gak jelas!" Sahut tajudin yang sedikit merasa kesal.
"Sekarang kamu lebih baik pergi! Sebelum alika kembali histeris terus melihat kamu yang cukup dalam memberi luka padanya!" Usir ema pada mantan menantunya dengan nada sedikit tinggi.
"Yaa sudah! Maaf jika kedatanganku membuat kalian jadi emosi!" Sahut tajudin dan membalikan badan nya melangkah keluar gerbang menuju pengadilan untuk mengambil akta cerainya.
Alika melihat tajudin sudah pergi menggunakan motornya akhirnya bisa bernafas lega. Alika takut jika anaknya direbut oleh tajudin selalu memeluk erat si kecil agar tak terlepas begitu saja. Alika selalu berfikiran buruk jika melihat tajudin didepan matanya. Karena alika tau siapa tajudin sebenarnya. Tajudin tak akan tinggal diam jika dirinya sudah menginginkan sesuatu pasti akan menghalalkan segara cara meskipun harus merebut lala dari alika tanpa belas kasihan.
...****************...
BERSAMBUNG
aku kira bisnis online hehe😆😆
emaknya gk mikir dulu kalo mau nikah
ibu2 nikah sama bujangan apa gk takut ada apa apa🗿🗿