tentang Gueen, wanita 18 tahun yang terpaksa harus tinggal dengan kakak tirinya karena sebuah alasan.
hidup Gueen di penuhi dengan lika-liku yang menyakitkan. Dia berpikir tinggal dengan Kalindra yang tak lain Kakak tirinya akan membuat hidupnya jauh lebih baik, tapi ternyata tidak.
Kalindra malah membencinya. Setiap hari dilalui Gueen dengan makian-makian dan makian. Karena KaIindra sangat membenci Gueen, karena dulu Ibu Gueen merebut ayahnya hingga sekarang dia melampiaskan amarah dan kekesalannya pada adik tirinya.
Berbeda dengan Kalindra yang membenci Gueen, Gueen malah mempunyai perasaan yang aneh pada kakanya sendiri. Bukan perasaan semacam sayang adik pada kakanya tapi perasaan yang lain, seperti perasaan Cinta pada lawan jenis. Tapi, di sisi lain Gueen pun sadar Kalindra adalah kakanya.
Tanpa mereka duga ada rahasia di balik kisah keluarga mereka. Mampukan Gueen bertahan bersama adik Kalindra di tengah kebencian Kalindra padanya. Ataukan Gueen akan pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Gengs maaf baru update soalnya komen sebelumnya kurang dari 100 komen. Yuk bisa yu tembusin like 600 komen 100 nanti kalau tembus 100 komen malem update dua bab lagi
“Joseph Bagaimana mungkin kau mengatakan seperti itu pada adikmu? Ucap Helmia yang tidak terima Joseph berkata seperti itu pada Soraya.
“Kita bahas di rumah nanti. Tapi tolong jangan membuat keributan, lagi pula aku melihat buku ini akan di ambil terlebih dahulu oleh Gueen, dan kau Soraya tolong jangan diperpanjang, masih banyak buku yang lain. Kau mengerti, kan, maksud kaka.”
“Ia, ia, Maafkan aku. Aku mengerti," jawab Soraya. tiba-tiba dia meminta maaf karena tatapan kakaknya bgitu mengintimidasi. Saat ini, dia sama sekali tidak berani melawan Joseph. Sebab dia yakin Joseph sudah tahu bahwa dia bukan keluarga kandung dari keluarganya, karena tentu saja Soraya menemukan itu adalah di kamar Josep, berarti kakanya sudah tahu terlebih dahulu, dan karena tidak ingin membuat Josep marah Soraya terpaksa harus berpura-pura meminta maaf. Bisa bahaya jika Joseph emosi dan mengatakan semua pada kedua orang tuanya.
Jika ditanya apakah Soraya terkejut, tentu saja ya Soraya sangat terkejut, dia tidak menyangka bahwa selama ini di bukan anak kandung kedua orang tuanya, tapi Soraya yakin orang kedua orang tuanya belum menyadari bahwa dia bukan anak kandung mereka. Sebab semua data-data dari Soraya lahir, soraya bayi sampai surat-surat masih tersimpan lengkap itu berarti kedua orang tuanya benar-benar belum mengetahui yang sebenarnya Dan sungguh suaranya tidak akan siap jika harus berpisah dari kedua orang tuanya, dia tidak peduli dia anak siapa yang terpenting dia hanya ingin tetap bersama keluarganya.
“Gueen silahkan!” kata Joseph, hingga Gueen pun mengangguk. Lalu setelah itu Gueen langsung berbalik meninggalkan Joseph dan Soraya serta Helmia.
Helmia menatap tak suka pada Joseph. “Joseph, tega sekali kau mempermalukan Soraya," kata Helmia membuta Joseph menoleh.
“Cukup, Mom. Kita bahas ini di rumah. Lagian Soraya juga tidak masalah, benar, kan Soraya?” tanya Joseph.
“I-ia, aku tidak masalah. Mommy Ayo kita cari buku yang lain.” Dengan cepat, Soraya langsung mengapit tangan ibunya kemudian berjalan ke arah lain meninggalkan Joseph..
***
Setelah Mendapat beberapa buku yang dia cari, akhirnya Gueen pun memutuskan untuk langsung pulang. Entah kenapa dia mendadak tidak nyaman Padahal tadi hasratnya untuk berjalan-jalan menggebu-gebu, tapi setelah dimarahi oleh Helmia Gueen merasa aneh, dia merasa tidak bersemangat itu sebabnya dia memutuskan untuk pulang.
Dan sekarang di sinilah Gueen berada, dia sudah berada di depan tower apartemen miliknya, berencana untuk masuk. Wanita itu langsung berjalan dengan pelan karena dia memakai tongkat. Saat Gueen akan masuk ke lobi, tiba-tiba Gueen berteriak ketika dia terjatuh, Rupanya dia menabrak seseorang hingga Gueen langsung terjaduh ke lantai.
“ Apa kau tidak punya mata!” teriak orang yang ditabrak oleh Gueen. Jantung Gueen berdebar dua kali lebih cepat ketika mendengar Siapa orang yang berteriak padanya, dia mengenal betul suara itu, itu adalah suara Jessica dan ketika dia tau itu Jesica, dia langsung teringat Kalindra.
Seketika Gueen melihat ke arah atas, dan benar saja Feelingnya, Jessica sedang bersama Kalindra. Dan ketika melihat Kalindra, tiba-tiba tubuh Gueen bergetar dia langsung ketakutan. Bahkan sekarang, Gueen langsung tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Kalindra menekuk kakinya, menyetarakan diri dengan Gueen, membuat Gueen refleks mengakay tangannya ke atas kepala karena takut Kalindra melukainya lagi.
Seketika semua kenangan yang terjadi saat Kalindra menghajarnya kangsung menubruk otak Gueen, wajahnya langsung memucat apalagi sekarang Kalindra menyeringai seolah puas dengan reaksi Gueen.
Sampai saat ini, Kalindra masih merasa dendam pada wanita yang berada di depannya ini, yang tak lain ada adik tirinya. Sebab, kedua orang tuanya serta Alona sudah tidak lagi menghubunginya bahkan Alona terang-terangan memakinya karena apa yang dia lakukan pada Gueen.
Anehnya, Kalindra bukannya sadar dia malah semakin menyalahkan Gueen. Dan entah kebetulan atau tidak, ternyata apartemen Jesica berada di tower yang sama. Hingga sekaran mereka bisa bertemu. Dan ketika melihat Gueen seperti ini, Kalindra merasa berada di atas awan, dia tidak perlu menggunakan kekerasan fisik untuk memberi pelajaran kepada Gueen, karena Kalindra yakin, melihat keberadaannya saja adiknya pasti tertekan begitulah pikir kalindra.
Seketika Kalindra menekuk kakinya, menyetarakan diri dengan Gueen. “Kau tidak punya mata?" tanya Kalindra. Suara Kalindra bagaikan irama yang menakutkan di telinga Gueen.
Dan ketika Kalindra sudah berada di depannya, secara refleks Gueen menyimpan tangannya di atas kepala karena dia takut Kalindra melukainya lagi. "Pe-pergi," ucap Gueen dengan terbata, dia masih belum berani menurunkan tangannya membuat Kalindra semakin puas. Keadaaan sedang sepi, apalagi posisi mereka berada di lorong di mana tidak ada satu pun orang lewat di sana, dan itu semakin menambah ketakutan Gueen.
Ketika melihat Gueen seperti ini, Kalindra langsung menggerakkan tangannya kemudian dia menarik lengan Gueen yang sedang melingkar di atas kepala wanita itu.
"Ah!" Tiba-Tiba, Gueen berteriak dengan kencang ketika Kalindra menekan pergelangan tangannya yang sampai sekarang masih terasa nyeri, sedangkan Jessica yang berdiri, cukup terkejut saat mendengar teriakan wanita itu.
"Pakai matamu ketika kau berjalan," ucap Kalindra ketika sudah menurunkan tangan Gueen, sedangkan Gueen sama sekali tidak menjawab karena tangannya merasakan nyeri, apalagi Kalindra menekan di bagian pergelangan tangannya yang dulu di injak-injak oleh Kalindra.
Setelah melihat Gueen seperti ini, Kalindra langsung menegakkan tubuhnya.
"Ayo, Sayang." Kalindra mengajak Jessica untuk pergi, dan ketika Kalindra pergi, Gueen langsung terbatuk-batuk, karena barusan ketika Kalindra di dekatnya Gueen merasa tidak bisa bernafas.
Gueen kemudian berusaha untuk bangkit, tapi tidak bisa, dia mendadak tidak bisa menggerakkan kakinya. Selama ini membayangkan Kalindra saja Gueen selalu merasakan ketakutan, dan barusan dia bertemu secara langsung dengan lelaki yang pernah menyiksanya, tentu saja itu berdampak pada tubuh Gueen.
"Gueen." Tiba-Tiba, terdengar suara Jena. Jena yang baru saja akan pergi ke arah lift untuk naik ke apartemen langsung berteriak memanggil nama sahabatnya. Ini pertama kalinya lagi Jena mengunjungi sahabatnya karena dia sibuk dengan kuliahnya, apalagi jarak dari rumahnya ke apartemen Gueen cukup jauh.
“Guen, apa yang terjadi?” tanya Jena yang sudah menghampiri Gueen
"Tolong aku," ucap Gueen, dia langsung meraih tangan Jena, menggenggamnya dengan erat.
"Kenapa? Ada apa?" Jena dengan cepat langsung membantu Gueen untuk berdiri. Dia langsung mengambil tongkat Gueen, lalu memberikannya pada sahabatnya.
"Ayo kita masuk ke apartemenku. Cepat, Jena." Gueen berucap dengan panik, wanita cantik itu bahkan berjalan mendahului Jena. Kekuatan Gueen mendadak bangkit hingga dia berjalan dengan cepat karena takut Kalindra, membuat Jena kebingungan. Jena pun langsung menyusul langkah Gueen.,
Setelah masuk ke dalam apartemen, Gueen langsung berjalan ke arah kamar membuat pelayan kebingungan, begitupun dengan Jena.
"Maaf, ada apa dengan Nona Gueen?" tanya salah satu pelayan.
"Aku juga tidak tahu. Sebentar, aku akan menyusulnya." Jena dengan cepat langsung menyusul langkah Gueen, dan ketika masuk ke dalam kamar, Jena terkejut ketika Gueen duduk di ranjang sambil menutup sekujur tubuhnya dengan selimut. Tubuh Gueen bergetar di balik selimut, dia juga menangis merasakan rasa sakit yang luar biasa di area tangannya Akibat Kalindra tadi.
“Gueen!" Jena langsung naik ke ranjang kemudian mengelus punggung Jena.
“Jena, seluruh tubuhku terasa nyeri,” lirih Gueen dengan nada yang putus asa. Walaupun tidak ada yang terjadi tapi Gueen merasa seluruh tubuhnya remuk. Hingga dengan cepat, Jena langsung memeluk Gueen dengan erat.
***
“Kau kenapa, Sayang?” tanya Zico ketika melihat Helmia masuk kedalam kamar dengan bersungut-sungut.
“Dad, kau tau. Joseph sudah berani memperlakukan Soraya dengan buruk,” ucap Helmia.
“Maksudmu, Sayang?”
Helmia pun menceritakan semuanya yang terjadi di toko buku tadi. Termasuk saat tadi Joseph memperlakukan Soraya dengan buruk. Bahkan sekarang, Soraya juga merasa kesal pada Gueen, yang tanpa dia sadari adalah putri kandungnya sendiri. Ya, karena faktanya Gueen lah anak kandung Helmia, bukan Soraya. Seharusnya Gueen lah yang menikmati kemewahan dari keluarga Helmia.
Rupanya 18 tahun lalu ....
ranjang adlh tmpt penyelesaian masalah suami istri 🤭