NovelToon NovelToon
Perjalanan Cinta Rinjani

Perjalanan Cinta Rinjani

Status: tamat
Genre:Romantis / Pelakor / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Yunus

Disarankan untuk membaca ternyata aku Istri Kedua terlebih dahulu

"Aku benar-benar tidak bisa"

Pemuda itu segera berlari, menyambar apapun yang bisa digunakan menutup tubuhnya.

Sampai dikamar mandi Pemuda menguyur tubuh nya dengan air dingin.

Ini lali pertama mereka mencoba mendekat, mereka dua orang yang saling menyayangi tetapi dalam hal yang berbeda.

Si wanita dulunya adalah Kaka iparnya, mereka menikah demi dua anak yang sama-sama mereka sayangi.

" Aku merindukan mu Kak" Wanita itupun meremas selimut yang menutupi tubuhnya, belum terjadi apapun diantara mereka, bayangan masalalu tak bisa mereka tinggalkan begitu saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa suamimu?

" Ada tamu!" Ansel membenahi jubah tidur Rinjani

" Aku buka pintu dulu!"

Ansel juga mengikat ulang jubah tidurnya dan merapikan rambutnya sebelum melangkah keluar untuk melihat tamu yang datang.

" Oh__ aku melupakan ponsel milik ku, aku sangat menyesal sudah menganggu tidur kalian"

Setelah Ansel membuka pintu serangkaian kata-kata langsung menyambutnya, Ibu Maria langsung mencium pipi Ansel.

" Akan ku ambil, sepertinya aku meninggalkannya di samping jendela" Wanita paruh baya itu melangkah cepat dan bergerak mencari telpon genggamnya, Beberapa saat Ibu Maria datang dengan senyum indahnya, dan akan segera meninggalkan rumah mereka.

" Apa kau baik-baik saja??" Ibu Maria melihat mata Ansel yang tampak sembab dan turut memperhatikan hidung mancung Ansel yang merah.

" Sepertinya aku mau flu sehingga tidak berhenti bersin" kilah Ansel, menampik kecurigaan Ibu Maria, sengaja Ansel melebarkan senyum agar wanita yang sudah seperti Ibu untuk nya itu percaya.

" Oh baiklah, apa Rinjani sudah tidur??"

" Dia sedang berada di kamar mandi, saat bel berbunyi"

" Oh baiklah, kembalilah tidur, aku akan segera pergi"

" Hati-hati" Ansel melihat mobil yang membawa Ibu Maria menjauh dari rumah mereka.

Setelah menutup pintu kembali, Ansel menatap nanar tangga yang mengarah ke kamarnya bersama Rinjani

Haruskah dia kembali masuk kesana?

Bagaimana jika Rinjani sudah menunggu nya dan Akan meluapkan sakit hati nya??

Sanggup kah dirinya masih menatap wajah Rinjani??

Ansel meremas rambutnya frustasi, tetapi kaki pemuda itu tetap mengayun untuk menaiki tangga.

Ansel tertegun saat membuka pintu kamarnya dan mendapati sang istri yang duduk di atas ranjang dengan senyum manis di bibirnya

" Apa itu tadi Bi Mary??" Tanya Rinjani dengan senyum menatap Ansel.

Ansel sendiri sedang mencerna keadaan, mungkinkah Rinjani tak marah atas ungkapan nya? terapi itu sangat mustahil, mengingat betapa cintanya Rinjani pada Kaka nya.

Ansel belum beranjak dari tempatnya saat Rinjani sudah mendekatinya dan kembali menyandarkan kepalanya di atas dada bidangnya.

" Kenapa belum tidur??" Ansel sedang sangatlah bersyukur saat Rinjani tak kembali membahas masalah mereka tadi, tetapi dirinya juga was-was kalau Rinjani akan kembali bertanya

" Aku menunggumu" Jawaban itu lolos seperti tanpa beban dari bibir istri nya

Oh tolong lah jika ini mimpi Ansel sedang tak ingin terbangun.

" Kau tak marah pada ku Rinjani??" Tanya Ansel setelah cukup lama Rinjani memeluknya

" Marah soal apa??"

Ansel menelan ludahnya yang tiba-tiba terasa pahit, tak perlu dijelaskan jelas Rinjani tau maksud dari ucapan Ansel.

" Soal perasaan ku pada mu" akhirnya Ansel memilih bicara, karena menurutnya Diam akan memperpanjang masalah.

Rinjani menggeleng pelan

" Sudah terlambat Ansel"

Kini giliran Ansel yang menggeleng

" Aku akan tetap membebaskan mu jika kau ingin pergi, kau masih muda dan mungkin aku bukanlah pria yang kau inginkan, aku tidak akan mengikatmu dengan status kita Rinjani"

Kini tangan Ansel membalas pelukan Rinjani, sesak memang untuk Ansel mengatakannya, tetapi Rinjani harus tau bahwa dia tidak akan memaksakan kehendaknya

" Aku akan tetap menjamin hidup kalian, kau jangan khawatir, doakan saja aku selalu sehat dan panjang umur dan jangan kau halangi aku jika ingin bertemu dengan anak-anak, kejarlah apapun yang kau inginkan Rinjani, kamu berhak bahagia" Meski hati Ansel hancur dan terasa pedih, tetapi sekali lagi dia masih bisa mengorbankan kebahagiaan nya demi Rinjani, Ansel tidak apa-apa, asalkan dia bisa melihat Rinjani bahagia itu sudah cukup untuk nya.

Dada Rinjani terasa sesak, seperti ada benda yang sengaja menariknya dan mengoyaknya dengan kejam, tentu Rinjani tidak mau hubungan mereka berakhir seperti ini, suami istri berhak untuk saling melengkapi, untuk saling mencintai dan membahagiakan, jika Ansel bisa melakukan apa saja untuk kebahagiaan nya, lantas apakah Rinjani tidak bisakah mengorbankan sedikit perasaan nya untuk orang luar biasa seperti Ansel?

Rinjani mengecup punggung tangan Ansel dengan tarikan napas yang sangat dalam, sebelum Rinjani kembali menengadah untuk menatap wajah Ansel

" Apa kau tak ingin memberiku kesempatan untuk menjadi istri yang baik untuk mu Ansel??" Lirih Rinjani dengan tangan yang mengusap lembut pipi Ansel yang tegas, Ansel menangkap tangan Rinjani dan mengecup ya berulang kali, wajahnya juga di gesekkan di tangan Rinjani seperti sedang bermanja dan Rinjani menyambutnya dengan suka cita.

" Kenapa hanya telapak tangan ku? apa bibir ku tak layak untuk mendapatkan ciuman mu??" Rinjani dapat melihat keterkejutan pemuda itu tetapi tak lama, karena Ansel berhasil mendorong lembut tubuh Rinjani ke atas ranjang mereka.

Ansel menatap wajah Rinjani yang menerbitkan senyum saat di baringkan di atas ranjang, mereka berdua adalah orang yang sudah sama-sama dewasa, sudah pernah mencicipi berbagai rasa dari kehidupan

Di hadapkan dengan keintiman seperti ini jelas keduanya saling bertukar tatapan, mencari tau dari balik mata masing-masing untuk menyelami hati lawannya

Rinjani mengangguk mengizinkan, Ansel menyapu bibir Rinjani dengan ibu jarinya, berusaha untuk menenangkan.

" Tolong maafkan aku" ucap Ansel sebelum

benar-benar melabuhkan bibirnya pada bibir merah jambu Rinjani, mencium lembut dengan ritme yang ringan, Ansel luar biasa bahagia saat ciumannya di balas oleh Rinjani, bahkan tangan Rinjani melingkar di belakang kepalanya, Ansel melepas ciuman mereka setelah sama-sama kehabisan napas.

Ansel dan Rinjani sama-sama tersenyum, sebelum Ansel kembali menarik Rinjani kedalam pelukannya.

" Kita tidur, besok aku ada janji bawa anak-anak kepantai, kau mau ikut??" Ansel menyelipkan anak rambut yang menutupi kening Rinjani

Rinjani mengangguk. " Aku akan ikut kemanapun kau membawaku"

Ansel tertawa, sampai dada pemuda itu bergetar.

" Terimakasih atas cinta mu" Rinjani mengelus dada pemuda yang saat ini tepat berada di hadapannya.

" Kau tidak marah?" Ansel tampak gelisah.

" Tidak! Karena aku tau di waktu yang tepat, justru aku akan sangat marah jika aku mengetahui suamiku mencintai wanita lain!".

"who is your husband??" Tanya Ansel yang tiba-tiba sudah menaungi tubuh Rinjani.

" Emmmmmmmmmmmm_____

Rinjani tampak berpikir, hingga tak hayal membuat ansel sangat gemas sampai memutar bola matanya.

Rinjani tertawa karena melihat wajah Ansel yang kesal.

" Ini dia suami ku"

" Cup'

Rinjani mengecup kilat bibir Ansel yang membuat pipi pemuda itu merona

Ansel segera menggulingkan tubuh mereka ke samping membuat keduanya berguling di atas ranjang

" Ansel ampun_____!!!!"

Rinjani tak mampu menahan tawanya saat Ansel menggelitik pinggangnya,

Ansel sendiri masih terus menyerang Rinjani hingga wanita itu terengah-engah dan mengangkat tangan nya untuk kode menyerah

" Ansel aku kehabisan napas" Rinjani mengeluh lirih sembari mengatur debaran dadanya, sudah lama dia tak tertawa lepas membuat Rinjani merasa seperti mendapatkan semangat hidup baru.

Rinjani akan belajar untuk membuka hati untuk Ansel seluas-luasnya, seperti cinta yang pemuda itu berikan untuk nya, luas dan luar biasa.

" Kemari lah" Ansel meraih pinggang Rinjani untuk di peluknya dengan lembut, Rinjani sendiri sempat tertegun dengan kelembutan Ansel. Ansel juga meraih saklar lampu dan menggantinya dengan menyalakan lampu tidur

Ansel kembali mencium kening Rinjani sebelum membenarkan posisi tidurnya dan menarik kain untuk menutupi tubuh mereka, sebelum pemuda itu benar-benar jatuh tertidur, menyisakan Rinjani dengan perasaan yang mengharu-biru.

Tinggalkan jejak cintanya untuk author ya pembaca

Happy reading ❤️❤️❤️❤️

1
glade🌊
ko bisa ansel se sabar dan se ikhlas itu😭😭
glade🌊
terharu dehh,,,
glade🌊
ansel idaman sekali🤗
Batriani
melebar ke dunia mafia.....
Mahfudlon 5758
jujur nangis q kak......./Sob//Sob/
bisakah ada cerita lagi tentang mereka di kehidupan ke2 kak nurry sama istri pertamanya dan rinjani sama ansel....
Rustan Sinaga
keren thor...
semangat terus dlm berkarya
Rustan Sinaga
Ansel juara deh
Rustan Sinaga
masih ada stock laki² model Ansel thor?
nitip satu dong buat mantu yah...
Rustan Sinaga
sekarang aja ngemis belas kasihan you marry and jeselyn... rasakno ngono kui
Rustan Sinaga
yg memulai duluan siapa zeust Marry and zeust Jeslyn...?
Rustan Sinaga
wah, ditawarin jadi tangan kanan mafia Sel, keren tuh
Rustan Sinaga
keren Ansel
Rustan Sinaga
mantan anak buah Nurry pada kemana thor...?
kok bisa kecolongan sama tante sendiri...?
Rustan Sinaga
ada aja musibahnya
Rustan Sinaga
Ben mau belajar romantis...???
Rustan Sinaga
dah thor, tamatin ajalah, jadi ikut emosi jiwa baca ceritanya
Rustan Sinaga
keknya author dendam ke Rinjani krn cintanya ditolak yaaaa...?
Rustan Sinaga
mulai kembali ke setelan pabrik ya kak Ansel...???
Rustan Sinaga
duka lama terkuak lagi, bikin Rinjani down lagi
tetap semangatin Sel...
Rustan Sinaga
jadwal ya thor, bukan jatwal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!