USAI

Sebulan sudah Reza dan Aira menjalin kedekatan, tak jarang saat akhir pekan Reza mengunjungi Aira dan juga Chelsee di toko bunga milik Aira.

Drrrrt... drrrrt...

Getar handphone di atas meja membuat Aira terbangun dari tidurnya, masih dengan mata tertutup, tangan Aira meraba-raba meja yang berada samping tempat tidurnya.

"Hallo" jawab Aira.

"Kamu sudah tidur ya Ai?" Tanya Reza dari seberang telephone.

"Mmmm... Ada apa A'Reza?" tanya Aira sambil mengucek-ngucek matanya.

"Maaf ya Ai malam-malam begini mengganggumu, saat ini aku sedang berada di depan rumahmu." Ucap Reza.

"HAH?!!" rasa kantuk Aira seketika menghilang ketika wanita itu mendengar Reza berada di depan rumahnya, ia melihat jam di handphoenya menunjukan pukul 01.30 dini hari.

Aira beranjak dari tempat tidurnya kemudian ia mengintip Reza dari balik gorden kamarnya, ia melihat pria itu duduk di atas kap mobilnya sambil melambaikan tangannya, meminta Aira untuk keluar.

"Mau apa tengah malam begini ia ke rumah?" Aira pun berlari keluar dari kamarnya menghampiri Reza yang berada di depan rumahnya.

Langkah Aira terhenti di teras rumahnya ketika melihat Reza mulai memtik sebuah gitar di tangannya, Reza mebawakan lagu officially missing you, yang di populerkan oleh penyanyi Tamia.

...Officially Missing You | Tamia...

...All I hear is raindrops...

...Falling on the rooftop...

...Oh baby, tell me why'd you have to go...

...'Cause this pain I feel it won't go away...

...And today I'm officially missin you...

Reza berjalan mendekat ke arah Aira, Aira pun membuka pintu pagar rumahnya, mempersilahkan Reza yang masih terus bernyayi masuk.

...I thought that from this heartache, I could escape...

...But I've fronted long enough to know...

...There ain't no way...

...And today, I'm officially missing you...

...CHORUS...

...Ooh......

...Can't nobody do it like you...

...Said every little thing you do, hey, baby...

...Said it stays on my mind...

...And I'm officially missing you....

" Since I found you, I never stopped thinking about you. Well you wanna be my girlfriend?" Ucap Reza sambil berlutut di hadapan Aira.

Aira terdiam terpaku karena sebenarnya ia belum sepenuhnya yakin kepada Reza, selain itu rasa trauma akan kegagalannya di masa lalu masih sering membayangi dirinya, belum lagi di tambah ia masih belum sepenuhnya melupakan Raditya, Aira sendiri tidak mengerti, mengapa sangat sulit baginya untuk melupakan Raditya.

Reza kembali berdiri, kemudian menggenggam tangan Aira.

"Ai, dari awal aku mengenalmu, aku memiliki niatan untuk menjalani hubungan yang serius. Aku ingin mengenalmu lebih jauh, dan aku juga ingin belajar lebih memahami Chelsee sebelum nantinya kita memiliki ikatan yang resmi." ucap Reza menatap mata Aira dalam-dalam.

Mendengar ucapan Reza, hati Aira pun luluh, wanita itu menerima Reza sebagai kekasihnya.

"Thank you ya byy." Reza memeluk Aira dengan hangat.

"Byy, aku bawain mainan untuk Chelsee, aku ambil sebentar ya." Reza kembali ke mobilnya untuk mengambil mainan sekaligus menaruh gitarnya.

"Titip buat Chelsee ya, tadinya aku mau memberikan bunga tapi di rumahmu sudah banyak bunga, jadi untukmu coklat saja ya" Reza memberikan beberapa mainan edukasi dan juga sekotak coklat kepada Aira.

"Terima kasih ya, duduk dulu yuk" Aira mengajak Reza untuk duduk di teras depan rumahnya, namun Reza menolaknya.

"Enggak deh byy udah malam, aku balik ke kostan lagi ya, besok pagi aku harus ke kantor." Reza teringat jika besok pagi dirinya harus bekerja.

"A'Reza baru sadar jika ini sudah tengah malam? udah jam 02.00 loh ini" Aira memperlihatkan jam di handphonenya.

"Aku tidak bisa tidur byy, kangen banget sama kamu. Makanya aku bela-belain dari Menteng (Jakarta Pusat) ke Bintaro tengah malem begini cuma mau ketemu kamu." Reza mengelus kepala Aira.

"Tapi perjuanganku tidak sia-sia, aku berhasil mendapatkan hatimu." Reza kembali menggenggam tangan Aira.

"Ya sudah ku pulang dulu ya byy, bye." Reza masuk ke dalam mobilnya, kemudian ia menurunkan kaca jendela mobilnya, ia melambaikan tangannya ke arah Aira.

"Hati-hati ya byy, kasih kabar jika sudah sampai." Aira melambaikan tangannya, setelah Reza pergi barulah ia kembali masuk ke dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian Aira bersama Winda, mendatangi clientnya yang bernama Pak Gunawan disebuah perusahaan manufaktur yang cukup besar diwilayah Tangerang Selatan.

Perusahan tersebut hendak menjalin kerja sama dengan Aira di event company anniversary, Pak Gunawan mempercayakan C&A Florist untuk mendekor pada event tersebut.

Setelah menyepakati nilai dan menyanggupi konsep yang di berikan Pak Gunawan, Aira menandatangi kontrak kerja sama tersebut.

"Terima kasih atas kepercayaannya pada kami, kami pasti akan memberikan yang terbaik untuk event ini." Aira mengulurkan tangannya

"Sama-sama Bu Aira." Pak gunawan menerima jabatan tangan Aira.

"Kalau begitu saya permisi dulu Pak Gunawan, selamat sore."

"Tunggu dulu Bu Aira, saya ingin bertanya. Apa Bu Aira punya rekomendasi catering yang terbaik, setelah ini saya akan meeting bersama beberapa pemilik catering yang telah mengajukan penawaran. Jika Bu Aira tidak keberatan, saya mau minta tolong Bu Aira untuk ikut memberikan masukan." Pak Gunawan memberikan beberapa berkas penawaran kepada Aira.

"Tentu saja saya tidak keberatan Pak." Aira menerima dan membaca berkas tersebut.

Aira sedikit terkejut melihat dokumen penawaran milik Aruna Catering Service "Apakah ini Aruna, adiknya Bang Radit?" Gumam Aira.

Aira pun langsung membukanya, ia melihat nama dan tanda tangan Titania Aruna Sinaga pada dokumen penawaran tersebut, Aira hafal betul nama Aruna karena mereka berteman di sosial media.

"Jika Pak Gunawan tidak keberatan, Bapak bisa mempertimbangkan untuk menggunakan jasa catering yang ini." Aira memberikan dokumen penawaran milik Aruna.

"Oke, terima kasih Bu Aira atas masukannya."

"Sama-sama Pak Gunawa, kalau begitu saya permisi dulu, selamat sore." Aira dan Winda beranjak dari tempat duduknya kemudian keluar dari ruang meeting.

Tiba di lobby kantor, Aira berpapasan dengan Aruna. Aira tersenyum kepada Aruna meskipun Aruna membuang mukanya seolah tak melihat Aira.

"Bu Aira kenal dengan wanita itu? Sepertinya sombong sekali." Ucap Winda.

"Sssst.. Tidak boleh seperti itu, yuk kita pulang." Aira menggandeng Winda menuju parkiran kantor, kali ini Aira membawa mobil yang biasa di gunakan karyawannya untuk mengirim pesanan. Namun karena hari itu tidak ada pesanan, sehingga Aira membawanya untuk meeting.

Tiba di rumah, Aira di sambut oleh Reza yang tengah bermain bersama putri kecilnya.

"Bagaimana meetingnya? Lancar?" Tanya Reza sambil mencium pipi kanan dan kiri Aira.

"Kok tumben jam segini sudah pulang?" Aira melihat jam di tangannya masih menujukan pukul 16.00.

"Aku lagi enggak enak badan" jawab Reza dengan nada maja.

"Enggak enak badan kok malah ke sini, kan lumayan jauh byy, kalau ada apa-apa di jalan bagaimana?"

"Aku meriang, merindukan kasih sayang kalian" Reza menyandarkan kepalanya di bahu Aira.

"Gombal ih.." Aira memukul lengan Reza.

"Serius, kangen banget aku sama kamu dan Chelsee" Reza mentap mata Aira dalam-dalam, membuat pipi Aira memerah dan salah tingkah.