USAI

USAI

Episode 1

^^^"Mom, saya dengar Chelsee mengalami speech delay. Tetangga di kampung saya ada juga loh yang seperti itu, sebaiknya mommy sering-sering mengajak Chelsee berbincang, agar lancar bicaranya" ucap salah satu orang tua wali murid yang sama-sama sedang menjemput putrinya.^^^

"Terima kasih atas perhatian dan masukannya, tapi perlu mommy ketahui, putri saya selain terapi dasar di rumah bersama saya, ia juga rutin mengikuti terapi wicara dan terapi sensori integrasi bersama terapis profesional. Sekali lagi terima kasih, permisi." Aira pergi meninggalkan wanita tersebut, ia berjalan mendekat kearah putrinya yang berlari menghampirinya.

Kriiing... Kriiing...

Deringan telephone di mejanya membuyarkan lamunannya, sesaat Aira menggelengkan kepalanya untuk memulihkan kesadarannya kemudian ia segera mengangkat telephone yang sedari tadi berdering.

"Aira, cepat ke ruangan saya sekarang juga!" belum sempat ia menjawabnya, telepon sudah di tutup oleh atasan tempatnya bekerja.

Tanpa berfikir panjang Aira bergegas turun ke lantai dua menuju ruang kerja Pak Alex.

Tok... Tok... Tok...

Aira mengetuk pintu ruangan Direktur perusahaan tempatnya bekerja, secara perlahan kemudian ia membuka pintu ruangan. Pak Alex pun mempersilahkan Aira untuk masuk dan duduk di hadapannya.

"Aira, mengapa laporan cost control project PT. X minggu ini tidak lengkap? Bukankah kemarin saya meminta laporan tersebut untuk di rinci secara detail. Itu salah project terbesar di perusahaan ini, jadi kita harus mengontrol pengeluarannya dengan ketat."

"Ma.. maaf pak, hingga saat ini saya belum menerima data dari bagian finance staff sehingga ada biaya yang belum saya masukan," Aira mencoba membela diri.

"Alasan..." Alex mengulurkan tangannya, mengambil telepon di atas meja kerjanya kemudian ia menelepon salah satu finance staff dan memintanya untuk datang ke ruangannya.

Kurang dari dua menit Nita pun sudah berada di ruang kerja Alex, tanpa basa-basi pria dingin itu langsung mengkonfirmasi mengenai data yang belum Nita berikan kepada Aira.

"Mengapa kamu belum memberikan data pengeluaran mingguan project PT.X kepada Aira?" tanyanya sambil menatap tajam ke arah Nita.

Sesaat Nita melirik sinis ke arah Aira "Maaf Pak Alex, sebenarnya saya sudah mengirimkan semua datanya kepada Aira via email, mungkin Aira belum mengeceknya"

"Tidak Pak Alex, dari kemarin hingga pagi ini saya sudah mengecek email yang masuk namun tidak ada email dari Nita" bantah Aira.

"Sudahlah, ini kamu kerjakan kembali laporannya. Saya tunggu sebelum jam makan siang laporan ini sudah ada di meja kerja saya, kalian silahkan kembali bekerja" Alex menyuruh keduanya untuk keluar dari ruangannya.

Saat hendak keluar dari ruangan, Alex kembali memanggil Aira.

"Aira, profesionallah dalam bekerja, saya sering melihatmu dari CCTV jika kamu sering sekali melamun, bahkan akhir-akhir ini saya sering mendapat laporan jika banyak pekerjaanmu yang tidak beres. Diluaran sana banyak yang mengantri untuk dapat bekerja disini, jika kamu terus seperti ini mereka akan menggantikan posisimu di sini" ucap Alex dengan tegas.

"Baik pak." Aira menundukan kepalanya.

"Keluarlah, kerjakan laporanmu sekarang." Perintah Pak Alex.

Aira pun keluar dari ruangan Pak Alex menuju ruangannya, saat hendak menaiki tangga dari kejauhan Nita menyunggingkan senyum sinis ke arah Aira. Aira sama sekali tidak memperdulikannya, ia mempercepat langkahnya menuju ruangannya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Sesampainya di meja kerjanya Aira segera memeriksa email, ia mencari email masuk dari Nita.

'Ah.. sial'Gumam Aira dalam hati, rupanya Nita baru mengirimkan email kepadanya pada saat Aira menuju ruangan Pak Alex.

Ingin sekali rasanya Aira marah terhadap Nita namun ia tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal itu, ia lebih memilih untuk menyelesaikan laporannya.

Kriiing... Kriiing...

Ditengah kesibukannya menyelesaikan laporannya telephone di meja kerja Aira kembali berdering.

"Hallo" Aira mengangkat telephone kemudian ia memiringkan kepalanya sambil menaruh telepon tersebut di pundaknya, Aira menjawab telephone sambil mengetik laporannya.

"Hallo, Aira hari ini Icha tidak masuk. Jadi siang ini kamu yang menggantikan meeting dengan Pak Kristof dari Bank ABC mengenai perpanjangan pinjaman perusahaan, berkas-berkasnya bisa kamu ambil di ruangan saya untuk kamu pelajari sebelum meeting." Ucap Santi

"Baik Mba Santi, nanti saya akan ambil berkasnya." Jawab Aira sambil mengerutkan keningnya.

"Yang ini saja belum selesai." Gerutu Aira dalam hati

"Terima kasih Aira." Santi menutup telephone.

"Huuuft... Ayo semangat Aira." Aira menyemangati dirinya sendiri, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya menuju ruangan Santi untuk mengambil berkas materi meetingnya siang nanti.

Sesampainya di ruangan Santi, Aira menyimak penjelasan Santi dengan seksama, Aira juga mencatat beberapa point-point penting penjelasan santi.

"Mba, mengapa aku yang menggantikan Icha meeting hari ini? aku sama sekali tidak paham mengenai pinjaman perusahan"

"Aira, aku percaya jika kamu bisa dengan cepat mempelajarinya"

"Huffft" Aira hanya dapat menghela nafas panjang, ia hanya bisa pasrah dengan perintah atasannya.

Setelah selesai mendengar semua penjelasan Santi, Aira mengambil berkas-berkas yang akan ia gunakan untuk meeting dan kembali ke ruangannya. Lagi-lagi Nita melihat Aira dengan tatapan sinis saat Aira melewati meja kerja Nita.

"Jika bukan karena aku butuh uang untuk biaya terapi Chelsee, mungkin aku sudah resign dari tempat ini" Gumam Aira dalam hati.

Tepat pukul 12.00 WIB Aira telah menyelesaikan laporan cost control project PT. X, Aira kembali ke ruangan direkturnya untuk menyerahkan laporannya. Selesai menyerahkan laporannya Aira kembali ke ruangannya untuk mempelajari materi meetingnya.

Ditengah keseriusannya membaca berkas-berkas materi, beberapa teman Aira mengajaknya ke luar kantor untuk makan siang namun Aira menolaknya dengan halus.

"Kalian duluan saja, gue masih banyak kerjaan" Ucap Aira.

"Ya sudah deh, kami duluan ya. Semangat Aira...." Ucap Wina salah satu teman Aira.

Selepas kepergian ketiga temannya, Aira kembali fokus pada berkas materi meetingnya. Tak lama kemudian datang seorang pria, membawakan sepotong roti dan segelas jus untuk Aira.

"Makanlah, agar kamu tidak jatuh sakit." Ucap Raditya, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan Aira.

"Bang Radit, terima kasih ya..."

Raditya hanya tersenyum simpul kemudian ia melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan Aira, ia tidak ingin mengganggu Aira.

Meskipun Aira telah berkali-kali membaca ulang materi meetingnya namun tetap saja masih banyak yang ia belum pahami, hal ini membuat Aira frustasi.

"Aduh bagaimana ini?" Aira mulai panik, ia melihat jam di dinding telah menujukan pukul 13.00 WIB.

Aira bangkit dari ruangannya menuju mushola untuk melaksanakan Shalat Dzuhur, sembari berdoa agar langakahnya di permudah.

"Aira, dari tadi aku menelephone mu tapi tidak di angkat rupanya kamu berada di sini."

"Ia Mba Santi, aku baru saja Shalat Dzuhur." Ucap Aira sambil melipat kembali mukena yang telah ia kenakan.

"Tadi Pak Kristof menghubungiku jika meetingnya di tunda esok hari karena ia sedang sibuk, mudah-mudahan besok Icha sudah masuk kembali jadi kamu tidak perlu ikut meeting." Ucap Santi.

"Alhamdulillah." Gumam Aira dalam hati, ia senang dan lega mendengarnya.

Aira permisi meninggalkan Santi untuk kembali ke ruangannya melanjutkan pekerjaannya hingga jam pulang kantor.

Pukul 17.00 WIB Aira bersiap untuk pulang kantor, sesampainya di rumah ia langsung masuk ke dalam kamar putri semata wayangnya, ia menempelkan telapak tangannya di dahi Chelsee. Aira merasa demam di tubuh Chelsee masih sama ketika pagi hari ia meninggalkan anaknya ke kantor.

"Apa Chelsee sudah di minumi obat?" Tanya Aira kepada baby sitter Chelsee.

"Sudah Bu, hanya saja belum ada perubahan."

Aira langsung memutuskan untuk membawa Chelsee berobat ke rumah sakit, saat mengantri pendaftaran Aira tidak sengaja bertemu dengan Raditya, Raditya yang kebetulan sedang ingin check up mata, menukar nomor antriannya dengan nomor antrian Aira.

"Pakailah punyaku, agar lebih cepat."

"Tapi Bang Radit..."

"Sudah pakailah, itu nomornya sudah di panggil, cepat sana daftar." Raditya menarik tangan Aira menuju meja pendaftaran.

Selesai mendaftar Aira menghampiri Raditya untuk mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama, sudah sana cepat bawa Chelsee ke poli anak." Ucap Raditya.

"Ia Bang Radit, aku duluan ya." Aira menghampiri Chelsee yang sedang di gendong oleh baby sitternya kemudian membawa chelsee menuju poli anak.

Selesai melakukan peneriksaan dan melihat hasil cek darah, dokter mendiagnosa Chelsee terkena DBD sehingga Chelsee harus di rawat beberapa hari di rumah sakit agar Chelsee mendapatkan perawatan yang tepat.

Hati Aira sangat sedih ketika ia melihat putrinya yang berusia tiga setengah tahun itu harus mengenakan infus di lengan tangannya, ia pun tak dapat menahan tangisannya, begitu Chelsee terlelap tidur di ruang perawatan Aira keluar dari ruangan, ia menangis sejadi-jadinya.

"Huuu..." Tangis Aira.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengelus pundak Aira, seketika Aira menoleh sambil mengusap air matanya.

"Menangislah, jika itu bisa melegakan hatimu. Aku akan menemanimu malam ini menjaga Chelsee." Raditya memberikan pundaknya sebagai tempat Aira menangis

"Tapi besok Bang Radit harus ke kantor, aku tidak ingin merepotkan Bang Radit." Jawab Aira sambil sesegukan.

"Besok kita berangkat ke kantor sama-sama, kamu suruh saja baby sitter Chelsee untuk pulang membereskan barang-barang Chelsee dan kembali lagi besok subuh sambil membawa pakaian kantormu."

"Lalu bagaimana dengan pakaian kantor Bang Radit?"

"Aku akan menyuruh asisten rumah tanggaku untuk membawanya kemari sekalian membawa makanan untuk makan malam kita. kamu pasti belum makan kan?" Tanya Raditya

Aira hanya menggelengkan kepalanya yang masih tertunduk agar Raditya tidak melihat wajah sembabnya.

Terpopuler

Comments

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧

aku mampir kak di karyamu

2022-07-02

0

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

semangat aira kamu pasti bisa💪💪

2022-04-24

0

niktut ugis

niktut ugis

kuat ya Aira walaupun kamu single parents

2022-04-19

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 84 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!