NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Balas dendam pengganti / Reinkarnasi
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11.Membuka cabang.

Kereta berhias giok dan sutra putih itu perlahan berhenti di depan sebuah rumah besar di distrik barat ibu kota, rumah kosong yang dulunya milik seorang bangsawan tua yang telah lama wafat. Cat merah di gerbangnya mulai pudar, tapi pondasi batu dan ukiran naga di pilar-pilarnya masih menunjukkan bahwa tempat itu dulunya megah dan terhormat.

Di sepanjang jalan, warga ibu kota berkerumun, berbisik-bisik penuh rasa ingin tahu. Mereka jarang melihat kereta dengan lambang bunga bulan perak dengan simbol Yue zhi yang terkenal karena keindahan dan keanggunan para wanitanya.

“Lihat itu, rumah bordil Yue zhi akan membuka cabang di ibu kota?” bisik seorang pedagang kain.

“Bukan sembarang rumah bordil,” sahut temannya dengan nada rendah, “katanya pemiliknya wanita yang disebut Nyonya Heng, orang yang bahkan para pejabat tinggi pun harus menunduk hormat bila bertemu.”

Suara roda kereta berhenti. Tirai sutra terangkat perlahan.

Dari dalam, Nyonya Heng turun lebih dulu. Wanita paruh baya itu mengenakan jubah sutra ungu tua dengan bordir bunga bulan, rambutnya disanggul tinggi dihiasi giok putih. Tatapan matanya tenang, tapi setiap langkahnya mengandung wibawa seorang wanita yang terbiasa memerintah, bukan sekadar pemilik rumah hiburan melainkan penguasa dunia bawah yang tahu segalanya tentang rahasia manusia.

Di belakangnya, Chen xi melangkah turun. Gaunnya sederhana tapi anggun, selendang putih membingkai wajahnya yang lembut. Seketika, kerumunan di jalan menjadi hening. Bahkan burung yang beterbangan di atas atap seolah berhenti mengepakkan sayapnya.

Cahaya matahari pagi jatuh di wajahnya, memantulkan kilau lembut dari matanya yang jernih mata yang dulu pernah menangis dalam kesunyian Han yue, dan kini kembali menatap ibu kota yang sama dengan hati yang berbeda.

Lian menyusul turun, membawa kotak kecil berisi dokumen dan segel Yue zhi.

Seorang pria berpakaian rapi segera melangkah maju dari depan gerbang rumah. Ia menunduk hormat dalam-dalam. Wajahnya sedikit tirus, tapi matanya tajam seperti orang yang terbiasa mengamati setiap gerak orang lain.

“Selamat datang di ibu kota, Nyonya Heng,” ucapnya penuh hormat. “Saya, Zhao Qi, agen rumah yang diperintahkan untuk mengurus tempat tinggal Anda. Rumah ini sudah dibersihkan dan diperbaiki sesuai petunjuk dari Yue zhi. Semua perabot telah tiba kemarin malam.”

Nyonya Heng mengangguk pelan. “Kau bekerja cepat, Tuan Zhao. Yue zhi tidak menyukai keterlambatan.”

Zhao Qi segera menunduk lebih dalam. “Tentu, Nyonya.”

Ia kemudian melirik sekilas ke arah Chen xi, lalu cepat-cepat menunduk lagi tapi tidak cukup cepat untuk menyembunyikan keterkejutannya. Ada sesuatu di tatapannya, campuran antara kekaguman dan... pengakuan samar.

Wajah Chen xi tetap tenang, tapi jemarinya di bawah selendang sedikit menegang. Ia bisa merasakan sorotan mata orang-orang yang menilai, memuja, sekaligus berbisik di belakang.

“Bersihkan jalan di depan,” perintah Nyonya Heng datar. “Aku tidak suka keramaian.”

Para penjaga pribadi Yue zhi segera bergerak. Dalam sekejap, kerumunan bubar, menyisakan keheningan yang hanya diisi oleh suara lembut kain sutra yang berdesir.

Nyonya Heng menatap rumah kosong itu lama. “Tempat ini tenang,” ujarnya akhirnya. “Tidak terlalu dekat dengan istana, tapi cukup strategis untuk mendengar kabar dari sana.”

Chen xi menatap ke arah atap rumah, lalu pada pepohonan tua di halaman depan. “Tenang, tapi menyimpan banyak cerita lama,” gumamnya. “Udara di sini... terasa seperti masa lalu.”rasanya aku dekat dengan istana, pikir Xu yuan.

Nyonya Heng menoleh padanya, tersenyum samar, melihat kearah Chen xi dengan tatapan rasa bersalah.Chen xi, gadis berbakat seperti mu tidak harus menjadi putriku. sudah saatnya kamu mengenal keluarga mu sebenarnya.

Chen xi lalu mengarahkan pandangan nya kearah nyonya Heng,“Ada apa bu?. ”

“Tidak nak. Bagaimana rumah ini? apa cocok untuk tempat tinggal kita?.”

“Rumah ini cukup dekat dengan rumah bordil Yue zhi, menurutku lumayan bagus dan luas bu. ”

“Ibu juga setuju, rumah ini sangat cocok untuk kita dan para penghibur lainnya. ”sambil tersenyum tapi dibalik senyum nya nyonya Heng sengaja memilih tempat itu agar Chen xi dekat dengan keluarga Shen.

Lian yang berdiri di belakang sedikit menunduk, pura-pura tidak mendengar. Tapi jantungnya berdetak cepat. Ia bersemangat dan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh nya dengan nonanya disana.

Nyonya Heng melangkah ke dalam rumah. Zhao Qi segera mengikuti dari belakang, menjelaskan tentang perbaikan, ruang tamu, dan taman di belakang rumah yang kini sudah ditanami bunga bulan putih sesuai permintaan Nyonya Heng.

Namun Chen xi tidak langsung masuk. Ia berhenti di ambang gerbang, menatap ke arah jalan utama yang masih dipenuhi debu lembut dari roda kereta mereka.

Di kejauhan, menara istana tampak menjulang megah. Cahaya matahari keemasan memantul di atapnya, seperti cahaya surga yang dingin dan jauh dari jangkauan manusia biasa.

“Suatu hari nanti,” bisiknya lirih, “aku mungkin aku akan bertemu kalian keluarga ku.”

Lian mendekat perlahan. “Nona, kita harus masuk. Nyonya Heng menunggu.”

Chen xi menatap sekali lagi ke arah istana, lalu mengangguk. Ia melangkah masuk melewati gerbang, dan ketika bayangannya hilang di balik dinding batu, angin pagi berembus lembut, membawa suara samar dari kejauhan.

Kereta Xiao long berjalan kearah istana dengan melewati rumah kosong yang dilihat oleh Chen xi, karena hari ini keluarga istana mengundang Xiao long untuk masuk kedalam istana.

Langit ibu kota tampak cerah pagi itu, namun suasana di dalam istana justru dipenuhi hawa tegang yang nyaris tak kasat mata. Jalan batu marmer di depan gerbang istana kekaisaran dipenuhi pasukan penjaga berzirah perak. Derap langkah serentak mereka bergema, menandai kedatangan tamu yang tidak sembarangan.

Kereta hitam berhias naga perak berhenti perlahan di depan aula utama. Tirai kereta terbuka, memperlihatkan sosok pria muda berwajah tenang namun memancarkan wibawa dingin dia adalah Xiao Long.

Ia turun dengan langkah mantap, mengenakan jubah biru tua bersulam benang emas. Sorot matanya tajam, tetapi di balik ketenangan itu tersimpan kelelahan yang tak diucapkan. Ia menatap sebentar ke arah gerbang istana yang megah dimana tempat yang dulu terasa asing baginya, tapi kini harus ia masuki lagi sebagai “adik” kaisar.

Di dalam aula besar, Kaisar Lou yan sudah menunggu. Ia duduk di atas singgasana berlapis emas, wajahnya anggun dan tenang, berbeda dari banyak penguasa lain. Di sisi kanan duduk Permaisuri Ning, tampak lembut dan menawan. Namun di sisi kiri, sedikit lebih tinggi tempat duduknya, duduk Ibu Suri, wanita tua dengan wajah penuh wibawa dan mata tajam yang tak pernah meleset dalam menilai seseorang.

Begitu Xiao long melangkah masuk, suara pengawal mengumumkan:

“Yang Mulia Pangeran Xiao long, Jenderal Besar dari Selatan, tiba menghadap Kaisar.”

Kaisar tersenyum tipis dan berdiri dari singgasananya. “Adikku, sudah lama sekali.Bagaimana perjalanan mu adikku?”

Xiao long menunduk hormat, satu lutut menyentuh lantai. “Yang Mulia, perjalanan lancar berkat perlindungan langit dan kemurahan hati Baginda.”

Kaisar segera memberi isyarat agar ia berdiri. “Sudahlah, tak perlu banyak basa-basi. Di sini kau bukan jenderal yang membawa pedang, tapi saudara yang kembali ke rumah.”

Nada lembut itu membuat beberapa pejabat istana saling berpandangan. Mereka tahu, meski darah Xiao long keturunan kekaisaran, Kaisar Lou yan memperlakukannya seperti saudara saudara kandung. Hal itu, tentu saja, tidak disukai semua pihak.

Ibu Suri membuka kipasnya perlahan. Suara lipatan sutra yang bergesek seolah lebih tajam dari pedang.

“Rumah?” suaranya dingin dan tajam. “Seingatku, darah kekaisaran hanya mengalir pada anak yang lahir dari garis resmi. Bukankah Jenderal Xiao sudah diangkat anak oleh keluarga Zhao?”

Kata-kata itu membuat udara di aula seolah membeku. Beberapa pejabat menunduk lebih dalam, tak berani bernapas terlalu keras.

Namun Kaisar Lou yan menoleh tenang ke arah ibunya. “Ibu,bagaimana pun juga Xiao long keturunan langsung kaisar terdahulu,walaupun ia hanya putra selir rendahan bukan seperti aku dan putri Lan?”

Tatapan Ibu Suri beradu dengan tatapan putranya. “Siapa yang meragukan asal usul Xiao long,ibu hanya tidak mau kamu terlalu dekat dengan keluarga Zhao.bagaimanapun juga dia hanya keluarga pejabat dari tingkat rendah?.”

Kata terakhir diucapkannya pelan, tapi tajam.

Xiao long tetap berdiri tegap. Ia menunduk sedikit, nada suaranya datar tapi berisi hormat.

“Ibu Suri benar. Saya tidak layak kembali kesini,tapi saya hanya memenuhi perintah Kaisar bukan sebagai perintah saudara pada adiknya tapi lebih seperti atasan dan bawahan.”

Kata-kata itu diucapkannya dengan tenang, tapi semua orang bisa merasakan ketegasan di balik suaranya. Bahkan Kaisar menatapnya dengan rasa bangga yang tak disembunyikan.

Permaisuri Ning, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara dengan lembut, mencoba meredakan ketegangan.

“Yang Mulia Ibu Suri, biarlah hari ini menjadi hari pertemuan keluarga, bukan perdebatan. Lagipula, kehadiran Pangeran Xiao long di istana adalah tanda kesetiaan, bukan ancaman untuk kaisar.”

Ibu Suri memejamkan matanya sejenak, lalu membuka kipasnya lagi. “Baiklah,” ujarnya dingin. “Tapi ingatlah, tidak semua bunga yang mekar di taman istana pantas dipetik oleh tangan luar.”

Kalimat itu membuat mata Xiao long sedikit menyipit samar, tapi cukup bagi Kaisar untuk melihatnya. Ia tahu ibunya sedang menyindir kemungkinan lain tujuan Xiao long kembali ke istana.

Namun Xiao long tidak membalas. Ia menunduk hormat dan berkata pelan,

“Saya mengerti, Yang Mulia Ibu Suri.”

Kaisar Lou Yan menepuk bahunya dengan hangat. “Istirahatlah dulu di kediaman keluarga Zhao. Aku ingin berbicara denganmu malam ini. Banyak hal yang perlu kita bicarakan tentang perbatasan dan... juga tentang masa depan.”

Xiao long menatapnya sejenak, lalu mengangguk. “Baik, Yang Mulia.”

Ia berbalik, berjalan perlahan keluar dari aula megah itu. Dari kejauhan, sinar matahari sore menembus jendela kaca berwarna, jatuh di punggungnya yang tegap.

Saat berada di luar Han menunggu dirinya, dan Xiao long berdiri menatap sekeliling depan istana.

“Apa terjadi sesuatu tuan? ”

“Seperti biasa Han, harus mendengar ucapan sindiran ibu suri setelah masuk istana”

Namun jauh di luar gerbang istana, di sebuah rumah besar yang baru ditempati Nyonya Heng, Chen xi berdiri di halaman belakang, menatap arah istana yang sama. Angin membawa gema samar dari lonceng istana yang baru saja berdentang pertanda ada tamu kehormatan yang datang.

1
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!