Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Bertemu Mantan Istri
Hari berikutnya selesai jam kantor Shaina tidak langsung pulang. Dia harus mempersiapkan diri untuk ikut meeting bersama Sagara dan sekertaris Jo. Iya, selama Fandi manager keuangan masih libur kerja karena sakit demam berdarah, maka Shaina yang akan menjadi perwakilan dari divisi keuangan.
Hari ini Shaina membawa baju ganti untuk meeting malam ini yang akan diadakan di hotel berbintang lima bersama para penanam saham di perusahaan Putra Mandala Sentosa untuk membahas perkembangan kerja sama mereka, dan juga perencanaan ke depan.
Setelah sampai di lobby hotel, Sagara , sekertaris Jo dan juga Shaina langung naik ke lantai delapan menuju meeting room. Sampai di sana jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Dan meeting akan di mulai pukul delapan. Sambil menunggu waktu, mereka pun mempersiapkan berkas- berkas apa saja yang akan dibahas dalam meeting nanti.
Begitu juga dengan Shaina yang sibuk dengan mempersiapkan semuanya. Setelah persiapan selesai Shaina ijin pergi ke toilet karena kebelet ingin pipis. Setelah itu dia bergegas untuk kembali ke meeting rom. Namun ketika sedang berjalan menuju meeting room tiba- tiba dia menabrak seseorang.
"Brukkk..."
"Ma...maaf..maaf...sa...saya tidak sengaja..." ucap Shaina.
Iya, itulah kecerobohan Shaina, dia selalu berjalan terburu- buru tanpa melihat ke depan dan akhirnya menabrak orang lain.
Seseorang yang dia tabrak lalu membalikkan badannya ke arah Shaina. Dia adalah seorang perempuan berumur sekitar lima puluh tahunan.
Melihat wajah perempuan tua itu Shaina langsung membeku. Iya, Shaina merasa tidak asing dengan wajah itu. Begitu juga dengan perempuan itu yang terus menatap wajah Shaina.
"I..ibu...." gumam Shaina.
Iya melihat wajah perempuan tua itu Shaina jadi teringat dengan wajah ibunya.
"Kau tidak apa- apa nak...?'' tanya perempuan itu dengan lembut.
Shaina terus menatap wajah perempuan tua itu tanpa menjawab pertanyaan darinya.
"Nyonya Davit... Dicari sama tuan..." ucap seorang perempuan berusian tiga puluh tahunan. Sepertinya dia asisten perempuan itu.
"Mari nak.." perempuan tua itu mengaggukan kepalanya pada Shaina lalu dia pergi dari hadapan Shaina.
"Hei gadis berandal... sedang apa kamu di situ...? Sebentar lagi meeting akan segera dimulai..." ucap Sagara mengagetkan Shaina.
"I...iya tuan..." Shaina segera menghampiri Sagara.
"Ayo..." ucap Sagara lalu berjalan ke meeting room.
Sambil berjalan mengikuti Sagara, Shaina menoleh ke arah belakang di mana perempuan itu juga sedang menoleh ke arahnya. Shaina menghela nafas.
"Kenapa bisa mirip...?'' ucap Shaina dalam hati.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Para peserta meeting dari berbagai perusahaan sudah siap duduk di kursi masing- masing. Ada lima perusahaan yang bergabung salam kerja sama ini. Para CEO bersama perwakilan pegawai hadir dalam acara tersebut. Hanya tinggal satu yang belum datang, yaitu tuan Robert dari perusahaan Sukses Bumantara yang tak lain adalah perusahaan milik mantan mertua Sagara.
Shaina duduk di samping sekertaris Jo, sedangkan di sebelah sekertaris Jo ada Sagara.
Shaina kembali dibuat mematung saat melihat perempuan tua yang dia tabrak beberapa waktu lalu menggandeng lelaki tua berumur sekitar enampuluh tahunan.
"Sekertaris Jo... Me...mereka siapa...?'' tanya Shaina setengah berbisik sambil menunjuk dua pasangan paruh baya yang sedang berjalan ke arah kursi mereka. Mereka berdua pun duduk di kursi paling ujung.
"Mereka tuan dan nyonya David..." jawab sekertaris Jo.
"Apa mereka punya perusahaan besar seperti tuan Sagara...?'' tanya Shaina.
"Ya tentu saja..." jawab sekertaris Jo.
"Oh... Mungkin dia hanya mirip saja..." gumam Shaina.
"Kau bilang apa tadi...?'' tanya sekertaris Jo.
"Oh..ti..tidak..." jawab Shaina.
"Kalian berdua jangan ngobrol terus..." ucap Sagara sambil melirik ke arah sekertaris Jo dan shaina.
"Iya tuan...." jawab sekertaris Jo dan Shaina.
Tak lama kemudian tuan Robert dan beberapa pegawainya datang. Namun kali ini ada yang berbeda. Iya, yang biasanya tuan Robert selalu datang didampingi oleh istri tercinta yaitu nyonya Robert, tapi kali ini tidak.
Tuan Robert datang didampingi oleh putrinya yaitu Thania, mantan istri Sagara. Tuan Robert berjalan menggandeng putri cantiknya. Semua mata tertuju pada keduanya. Mereka tentu merasa heran kenapa Thania tidak datang mendampingi Sagara tapi justru datang bersama papanya.
Sagara yang melihat mantan istrinya pertama kali sejak mereka berpisah pun langsung membeku. Tatapannya terus tertuju pada mantan istrinya tersebut.
"Selamat datang tuan Robert..." ucap semua orang yang duduk di sana menyambut kedatangan tuan Robert.
"Tuan... Kenapa Thania datang bersama tuan, tidak datang bersama suaminya...?'' tanya tuan Davit sambil menoleh ke arah Sagara yang mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil menghela nafas.
Tuan Robert tersenyum. Iya, tentu saja tuan Robert tidak terkejut mendapat pertanyaan seperti itu. Dia pun sudah menyiapkan jawabannya.
"Iya... tidak papa kan saya sebagai papanya ingin didampingi oleh putri kesayangan saya. Soalnya istri saya sedang tidak enak badan. Jadi saya meminta putri saya menemani saya..." jawab tuan Robert.
"Iya tidak apa- apa tuan. Seorang anak biarpun sudah menikah tapi masih ada kewajiban untuk menemani orang tuanya. Tentunya atas ijin suami. Saya yakin tuan Sagara juga pasti tidak keberatan kan...?'' sahut tuan Robby sambil menoleh ke arah Sagara.
"Iya betul... Tuan Sagara jangan cemburu ya, istrimu sedang berbakti sama papah mertuamu..." sahut tuan David.
Sagara hanya tersenyum tipis. Sedangkan Thania menoleh sekilas ke arah Sagara kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain .
Dan masih banyak lagi obrolan santai mereka tentang Sagara dan Thania. Mereka sesekali menggoda pasangan suami istri tersebut. Iya, mereka tidak saja kalau hubungan Sagara dan Thania sudah kandas tepat di malam pertama mereka.
Iya, sampai detik ini memang tidak ada yang mencium aroma perpisahan antara Sagara dan Thania, karena mereka masih menutup rapat- rapat. Mereka hanya tahu jika Thania masih melanjutkan kuliahnya meski sudah menjadi nyonya Sagara.
"Sekertaris Jo... Jadi perempuan cantik itu istrinya tuan Sagara...?'' bisik Shaina.
Sekertaris Jo menoleh ke arah Shaina lalu mengangguk.
"Wah... Benar- benar perempuan yang sangat cantik. Sempurna..." Shaina takjub melihat kecantikan Thania.
Tepat jam delapan lewat lima belas, meeting pun dimulai. CEO dari masing- masing perusahaan memberikan masukan- masukan akan keberlanjutan kerja sama mereka. Sedangkan sekertaris Jo dan Shaina mencatat poin- poin penting dari keseluruhan pembahasan.
Sekitar dua jam meeting berlangsung, kini di lanjutkan acara jamuan makan. Semua orang sibuk memilih makanan yang berjejer di meja makan termasuk Sagara, sekertaris Jo dan Shaina.
"Apa kabar ..?" tanya Sagara yang tanpa sengaja bertemu Thania di meja makan.
"Baik...kak Sagara sendiri...?'' sahut Sagara.
"Saya juga baik..." jawab Sagara.
" Permisi... " ucap Thania tersenyum lalu dia berlalu dari hadapan Sagara sambil membawa piring berisi makanan.
Thania lalu duduk bersama sang papa. Sedangkan Sagara duduk bersama sekertaris Jo dan Shaina. Shaina merasa heran melihat Sagara dan Thania seperti orang asing.
"Sekertaris Jo... Kenapa tuan tidak duduk bersama istrinya...?'' bisik Shaina. Sekertaris Jo mengelengkan kepalanya.
"Apa mereka sedang bertengkar...?'' bisik Shaina lagi.
Kali ini sekertaris Jon menempelkan telunjuknya di bibir menandakan agar Shaina diam. Shaina memanyunkan bibirnya kemudian dia melanjutkan makan.
Sedangkan Sagara terlihat tidak berselera makan. Dia hanya makan beberapa suap saja lalu meletakkan makanannya di atas meja.
Sagara lalu bangun dari duduknya kemudian menuju ke meja di mana di sana berjejer banyak minuman. Dari mulai air mineral hingga jus semua ada.
Sagara mengambil satu gelas air mineral dan meminumnya hingga habis. Sagara lalu menoleh ke arah Thania yang sudah menyelesaikan makannya. Thania terlihat sedang ngobrol bersama nyonya David. Sagara menghela nafas kemudian mengusap wajahnya.
Entah apa yang ada dalam pikiran Sagara, yang jelas dia merasa tidak nyaman dalam situasi ini. Dia seperti gelisah menahan sesuatu di dalam dadanya. Dan sesekali dia nampak melirik ke arah Thania yang sama sekali tidak memperdulikannya dan nampak asik ngobrol dengan nyonya David.
"Tuan Sagara... Ayo kita minum...'' ajak tuan Robby sambil memberikan segelas minuman beralkohol pada Sagara.
Iya, setelah makan malam selesai biasanya mereka minum alkohol sambil berbincang santai. Biasanya acara minum- minum tersebut berlangsung hingga larut malam.
"Maaf, saya tidak biasa minum..." sahut Sagara yang memang tidak pernah minum alkohol.
Tuan Robby terkekeh.
"Ayolah tuan Sagara, coba sedikit saja. Setelah mencobanya, pasti tuan akan ketagihan. karena alkohol ini bisa membuat pikiran kita jadi lebih tenang. Beban yang ada di otak kita pun langsung hilang..." ucap tuan Robby.
Sagara menghela nafas. Iya, dia merasa malam ini hatinya tidak baik- baik saja setelah melihat mantan istrinya. Dadanya terasa sesak mengingat malam pertamanya yang berakhir dengan kekecewaan. Ditambah lagi malam ini setelah Sagara melihat mantan istrinya, dia justru terlihat cuek.
Sagara berjalan menghampiri tuan Robby lalu menggambil minuman yang ada di tangannya. Dengan sedikit ragu, Sagara mendekatkan gelas berisi minuman beralkohol tersebut ke bibirnya. Kemudian dia meminum minuman tersebut hingga habis walaupun dia merasa aneh dengan minuman yang sama sekali tidak pernah dia minum sebelumnya.
Tuan Robby kembali terkekeh.
"Nah begitu dong tuan..." tuan Robby menepuk pundak Sagara.
Tak hanya tuan Robby dan Sagara yang minum minuman beralkohol. Para CEO dari perusahaan lain dan juga bawahannya pun ikut minum. Hanya beberapa saja yang tidak ikut minum karena mereka tidak terbiasa.
Sagara nampak mengambil satu gelas lagi dan kembali meminumnya. Setelah minum Sagara menoleh ke arah Thania yang kebetulan sedang menoleh ke arahnya. Thania terkejut melihat Sagara minum. Karena yang dia dengar Sagara tidak pernah minum alkohol. Thania nampak cemas sambil menatap ke arah Sagara yang berdiri sekitar sepuluh meter darinya.
Sementara di meja makan sekertaris Jo yang baru menyelesaikan makannya bersama Shaina tak kalah kagetnya melihat apa yang dilakukan oleh Sagara.
"Tuan...." ucap sekertaris Jo segera bangun dari duduknya dan segera menghampiri Sagara yang sudah mulai mabuk.
"Tuan... Apa yang tuan lakukan... Kenapa tuan minum...? Tuan tidak terbiasa minum kan...?'' tanya sekertaris Jo.
Sagara hanya tersenyum sinis lalu melirik sekilas pada Thania yang juga sedang melihat ke arahnya. Sekertaris Jo pun menoleh ke arah Thania yang masih duduk bersama yonya David dan beberapa para istri CEO. Sekertaris Jo melihat Thania yang nampak cemas menatap ke arah Sagara.
"Jadi tuan minum karena nona Thania...?'' tanya sekertaris Jo.
"Diam kamu Jo..." ucap Sagara lalu dia mengambil satu gelas lagi.
Namun langsung dihentikan oleh sekertaris Jo.
"Cukup tuan...hentikan... Sudah cukup minumnya...!'' ucap sekertaris Jo dengan tegas
"Jo... Jangan berani melarang saya... Saya ini bos kamu... Kamu tidak berhak melarang apapun yang ingin saya lakukan...!'' ucap Sagara sambil menunjuk wajah sekertaris Jo dengan tatapan tajam.
Sekertaris Jo menghembuskan nafas dengan kasar kemudian menoleh ka arah Thania yang masih terus menatap Sagara dengan tatapan cemas . Sekertaris Jo nampak kesal melihat Thania. Karena gara- gara melihat dia tuannya yang tidak pernah minum alkohol jadi mabuk.
Satu jam berlalu, Sagara sudah mulai mabuk berat. Jam sudah menujukkan pukul setengah dua belas malam. Orang- orang yang ada di ruangan ini pun semakin asik menikmati minumannya sambil mendengarkan live musik dari sebuah group band yang sengaja disewa untuk hiburan malam ini. Beberaapa dari mereka ikut menyanyi dan ada juga yang memberikan saweran.
Melihat Sagara yang sudah mabuk berat, sekertaris Jo pun lalu memapah tuannya itu menuju kamar hotel yang sudah dia pesan sebelumnya. Iya, Sagara harus istirahat, tidak mungkin sekertaris Jo mengantar tuannya itu dalam keadaan kacau seperti ini.
"Shaina, bantu saya membawa tuan ke kamar..." ucap sekertaris Jo.
"Ya ampun... Kenapa tuan bisa mabuk begini sih...? Apa dia sudah terbiasa mabuk seperti ini...?'' tanya Shaina yang baru pertama kali melihat orang mabuk minuman. Karena biasanya Shaia hanya melihat orang mabuk kendaraan.
"Sudah jangan banyak bicara, ayo kita bawa tuan ke kamar, biar dia istirahat..." sahut Sekertaris Jo.
Namun sebelum mereka bertiga sampai ke kamar, tiba- tiba ponsel sekertaris Jo berdering. Sekertaris Jo pun mengangkatnya.
"Shaina... Tolong kamu bawa tuan ke kamar 603 di sebelah sana... Saya harus menemui para tamu dulu..." ucap sekertaris Jo.
"I..iya... "jawab Shaina lalu memapah Sagara seorang diri menuju kamar hotel.
"Aduh... berat sekali sih tuan. Ngapain coba pake mabuk segala. Apa kau tahu tuan, satu teguk minuman keras yang tuan minum, selama empat puluh hari ke depan ibadah tuan tidak akan diterima oleh Alloh... " Shaina mengoceh sepanjang jalan menuju kamar.
"Aah... Akhirnya sampai juga..." Shaina membaringkan Sagara di atas tempat tidur.
"Istirahatlah tuan..." ucap Shaina.
Namun tiba- tiba Sagara menarik tangan Shaian hingga tubuhnya jatuh di atas tubuh Sagara.
Shaina panik namun dia tidak bisa bangun karena Sagara terus memegangi tangannya.
"Kenapa...? Kenapa kamu meninggalkanku...?kenapa kamu memilih berpisah dariku...? Kenapa kamu mengacuhkanku....? Apakah hingga detik ini tidak ada sedikitpun perasaan cinta dihatimu untukku....?'' tanya Sagara sambil menatap mata wajah Shaina.
"Tu...tuan..." Shaina panik karena wajahnya begitu dekat dengan wajah Sagara.
"Katakan... Apa kamu tidak mencintaiku...? Ayo katakan agar aku tidak terus berharap padamu..." tanya Sagara sambil meneteskan air matanya.
Sagara terus menatap wajah Shaina dengan lekat kemudian dia mendekatkan bibirnya ke bibir Shaina. Tentu saja Shaina panik. Dia berusaha untuk bangun dari atas tubuh Sagara namun terlambat karena bibir Sagara sudah menempel di bibirnya kemudian melumat bibir Shaina dengan lembut.
Mata Shaina pun melotot karena kaget dengan apa yang dilakukan oleh Sagara padanya. Dia ingin melepaskan ciuman Sagara namun tidak bisa karena Sagara menekan tengkuknya dan terus melumat bibir Shaina.
Bersambung.....
memilih mu la hemmmm