Elsheva selalu percaya keluarga adalah tempat paling aman.
Sampai malam itu, ketika ia menjadi saksi perselingkuhan terbesar ayahnya—dan tak seorang pun berdiri di pihaknya.
Pacar yang diharapkan jadi sandaran justru menusuk dari belakang.
Sahabat ikut mengkhianati.
Di tengah hidup yang runtuh, hadir seorang pria dewasa, anggota dewan berwajah karismatik, bersuara menenangkan… dan sudah beristri.
Janji perlindungan darinya berubah jadi ikatan yang tak pernah Elsheva bayangkan—nikah siri dalam bayang-bayang kekuasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal Nonton
.
.
.
"Dia masih di kafe?"
"Baru pulang pak, tadi sudah chat pak Heksa di nomor biasa." Ah! iya Heksa terlalu buru-buru sampai lupa tidak mengecek ponsel pribadinya yang hanya ia pakai untuk Els. Gwen yang biasa memegangnya.
Heksa bahkan sempat menimbang apakah perlu menelepon lebih dulu, tapi dorongan rindu itu terlalu kuat. Ia ingin kejutan, ingin menangkap ekspresi kaget sekaligus senang di wajah Rubby.
Lampu-lampu kota mulai menyala, menandai pergantian senja. Setiap kilometer yang ia lewati seperti menambah gejolak di dalam dadanya.
Padahal Els baru saja menyelesaikan tugasnya, otaknya masih mendidih setelah berjam-jam bergelut dengan buku dan laptopnya. Ia ingin bermalas-malasan setelah itu bersama dua sahabatnya yang sudah sudah siap membawa camilan untuk teman ndrakor.
Semuanya harus gagal kala Heksa tiba-tiba saja muncul dari balik pintu appartemen yang dihuni Rubby. Bella dan Helza pun pengertian, segera berlarian ngacir pindah ke unit milik Helza yang berada di lantai paling atas. Ia mendapat unit dengan spot terbaik itu karena pemilik gedung ini adalah pria yang menghidupinya, Dion.
"Sorry girls, I really miss my girl," kata Heksa, menangkup kedua tangannya sebagai tanda permintaan maaf sudah merusak rencana mereka. Els duduk merengut di atas sofa kecil di depan tv. "Hei, kenapa?"
"Aku mau nonton film, tinggal dua episode tamat ntar." gerutu Els.
"Aku temenin nonton, tapi ntar, abis kita olahraga dulu. Okay?" tawar Heksa, mencuri sebuah kecupan kecil di sudut bibir ELs.
"Aku mandi dulu yaa, nanti beneran temenin nonton loh! Kalau nggak aku nggak bakalan bisa tidur, kepikiran cerita itu, udah mau tamat soalnya. Aku udah nggak sabar banget mau nonton."
"Siap princess, aku temenin deh ntar. Mandi bareng aja nanti, aku juga belum mandi."
"Hm, okay."
"Kenapa?" Heksa meneliti wajah lelah Els. "Nggak seneng aku kesini? Hm."
"Bukan itu, aku selalu seneng kamu dateng. Aku baru kelar ngerjain tugas tadi, banyak banget jadi masih capek aja."
"Oh, I see. Aku akan main pelan, sayang."
Sudah hampir satu jam Els terus mendapat serangan dari Heksa dengan berbagai gaya. Untung dia skill-nya sudah meningkat pesat, bisa dibilang kini ia masuk kategori ahli, kalau masih amatiran pasti pinggangnya sudah patah dan seluruh badannya remuk.
“Oppa, tenagamu nggak ada habisnya ishh, break bentar...” keluh Els setelah pelepasan pertama Heksa berjalan dengan penuh gereget sampai pria itu memekik keras penuh kepuasan.
Heksa hanya terkekeh, memperhatikan wajah gadis kesayangannya itu dibanjiri dengan peluh. Sisa-sisa kenikmatan masih terpancar jelas dalam wajah keduanya. Els pun sekarang tidak lagi bergidik ngeri atau takut lagi melayani Heksa. Bisa dibilang sangat menikmati aktivitas panas mereka di atas ranjang. Pesona dan badai kenikmatan yang Heksa tebarkan tidak bisa ia tepis, semua perlakuannya tadi sangat menyita akal sehat Els.
“Dari pagi aku kepikiran kamu terus yaangg, ditambah lagi ada beberapa masalah di rumah. Aku makin pengin ketemu kamu.” ujar Heksa, merapikan rambut-rambut tipis Els yang berantakan di wajahnya.
Els menghela napas panjang. “Minimal kabarin dulu, jadi aku juga bisa siap-siap sebelum kamu dateng. Aku juga belum masak,” Heksa biasanya akan memberi kabar dulu, agar Els bisa memasak untuknya ketika datang. Tapi dari kantor tadi sudah tidak kepikiran memberinya kabar, ia hanya ingin segera melihat gadis cantik penghiburnya.
“I miss you so bad, Elsheva,” bisiknya berat. Tidak rela menyudahi apa yang sedang ia lakukan sekarang, tapi melihat Els ngambek jadi urung.
“Miss you too, bentar lagi aku haid deh kayaknya. Perutku udah keram nii.”
“Tuh kan, untung aku dateng hari ini. Lima hari ke depan junior harus puasa.”
Elsheva meringis, beringsut pelan dari atas kasur. "Cuma lima hari kok, sabar yaa? Hihi..."
"Kalau gitu puas-puasin dulu aja sekarang, yaa?"
"Katanya kamu nggak bisa nginap?'
Heksa berpikir sejenak, ia harus memikirkan alasan agar bisa menginap di appartemen Els malam itu. Lima hari bukan waktu yang sebentar, sehari saja ia tidak bertemu Els sudah misuh-misuh tidak jelas. Sifat dewasa dan profesionalnya mendadak hilang kalau sudah beruursan dengan Els.
Pengadilan akhirnya memutuskan Heksa tidak bisa bercerai dengan istrinya. Dulu ia melayangkan gugatan karena sudah tidak bisa sabar lagi, ia uring-uringan saat istrinya tidak bersedia melayanin dengan baik. Sekarang ada Els yang selalu siap sedia jadi pikirannya akan selalu terkontrol dengan baik. Ia tidak peduli lagi apa yang Davina lakukan, yang penting mereka terlihat bahagia sebagai pasangan yang sempurna di mata publik itu cukup.
Disaat pikiran Els sedang kosong dan sendirian, ia sempat berpikir untuk mengakhiri ini semua. Dia merasa sudah menjadi bagian dari circle yang sangat dibenci kaum hawa dari berbagai generasi, yaitu circle perempuan perebut kebahagiaan wanita lain.
Tapi sisi setan dalam dirinya kembali berujar, 'bukankah Heksa bilang dari awal kalau ia tidak bahagia dengan istrinya, berarti Els bukan perebutnya dong! Dia hanya hadir sebagai penghibur.'
Begitulahh kira-kira pembelaan Els dan kedua sahabatnya. Mereka menormalisasi apa yang mereka lakukan, semuanya datang karena sebuah luka dalam yang berhasil membentuk mereka menjadi wanita nakal high class. Selama ini mereka hanya melayani satu orang saja. Helza menjadi milik Dion dan Bella dengan setianya mengabdikan diri untuk Arazh. Mereka tim tidak percaya cinta, uang lah yang berkuasa atas segalanya. Semua berjalan dengan cerita masing-masing, yang baru Els ketahui belakangan ini setelah mereka cukup dekat.
Jam dinding sudah menunjukan pukul sepuluh, tenaga mereka hampir terkuras habis.
“Oppa, mau nginap nggak? Aku mau masak nii,” tanya Els usai keluar dari kamar mandi. Tubuhnya tampak segra sekarang.
“Nggak usah masak yangg, kamu capek pasti. Delivery order saja, kamu pengin aku nginap? Hmm, jangan salahin aku kalau besok kamu nggak bisa jalan loh,” godanya.
“Ya ampunn mass, kamu masih turn on aja memang? Kita bobok aja ntar malam, cuddling only. Nggak tahu kenapa pengin aja kamu nginep, seminggu ini kan paling kamu nemuin aku sebentar-sebentar aja. Nggak pernah lama di sini.”
Heksa terkekeh keras, mengusap gemas rambut Els yang beraroma kiwi.
“Kalau kamu maunya gitu, aku nginap malam ini."
"Harus dong! Katanya mau nemenin aku nonton film. Kan gara-gara kamu dateng tiba-tba acara nontonku jadi gagal. Aku nggak mau yaa kamu colek-colek lagi sebelum kelar filmnya." Els menatap Heksa dengan alis terangkat tinggi. Sungguh kelinci patuh yang bernasib baik, di bahagiakan lahir batin oleh serigala tampan yang mempesona seperti Heksa. Meski kedengarannya justru miris, ia hidup dibalik bayang-bayang yang seolah tak mungkin ia gapai. Semuanya hanya bisa ia rasakan, tapi tak mungkin bisa dimilikki. Satu hal yang Els takutkan adalah ia akan mempunyai rasa memiliki pada Heksa. Meski dirinya sangat yakin tidak akan mungkin bisa jatuh cinta lagi.
"Ya udah, pesenin aku kopi sekalian yaa biar bisa nemenin kamu begadang nonton."
Els menahan napasnya, siap menghadapi Heksa lagi saat pria itu tiba-tiba sudah mengecup bahunya. Lalu turun, mengecupi telinga dan leher Els yang sudah bertebaran jejak merah. Sebelum tangannya menjelajah lebih jauh, Els secepat kilat meloloskan diri. Pria tu tidak akan bisa berhenti, sudah ia bilang kan kalau Els selalu membuatnya menggebu-gebu.
.
.
.
Mohon maapkan authornya ya gengs, kalau banyak memuat kata-kata sedikit agak gila! Cuma pengantar doang kok, emang konsepnya gitu, nanti kalau sudah sampai di konflik utama nggak akan sepanas ini adegannya deh. Tapi lebih greget dan bikin kamu teriak-teriak sendiri. HIhi, btw boleh minta like dan komennya dong, thanks untuk supportnya yaa...
semangat kakak 🤗🤗