[Apakah Tuan Rumah ingin melakukan check-in?]
"Ya, tentu."
[Selamat, Tuan Rumah, telah memperoleh sebuah bangunan Apartemen mewah di kompleks perumahan Luxury Modern, uang tunai sebesar $100.000, serta sebuah Ferarri 458. Anda juga menerima....]
[Tuan Rumah, uangnya sudah ditransfer ke rekening Anda. Dokumen apartemen dan kunci mobil telah dimasukkan ke dalam inventaris sistem...]
Pesan inilah yang mengubah hidup Gray selamanya.
Dari seorang yang tak berarti, yang berjuang melewati keras dan suramnya kehidupan, menjadi orang terkaya dan paling berkuasa di dunia. Bahkan di seluruh realitas?
Inilah kisah penuh petualangan Gray Terrens.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAKAIAN MEWAH
Sinar lembut matahari pagi menembus jendela kaca besar, melukis garis-garis emas di seluruh interior minimalis penthouse milik Gray.
Angin sepoi-sepoi masuk melalui pintu balkon yang sedikit terbuka, membawa suara samar dari kota yang mulai terbangun.
Gray bergerak, menguap, lalu duduk di atas tempat tidur dengan senyum tenang.
Sejak sistem itu masuk ke dalam hidupnya, pagi-pagi terasa berbeda—tidak ada lagi terburu-buru, tidak ada alarm, tidak ada kecemasan.
Sepertinya inilah efek dari kedamaian batin, kita tidak perlu khawatir tentang apapun lagi. Rasanya seperti kebebasan.
"Sistem," ucapnya dengan suara masih serak. "Check-in."
Suara lembut menyerupai dentingan terdengar di kepalanya.
【Ding!】
【Selamat, Tuan Rumah. Anda menerima jam tangan custom: Patek Philippe Calatrava 5196P "Monarch Edition", setelan jas custom: Savile Row "Langford Model" Dua pasang, sepatu custom: George Cleverley "Churchill Last" Wholecut.】
【Barang-barang itu sudah ada di dalam lemari pakaian.】
"Apa…?"
Gray berkedip. Dia harus membaca ulang notifikasi itu dua kali sebelum benar-benar menyadarinya.
"Jam tangan custom... jas... dan sepatu?"
Dia tertawa tidak percaya sambil mengusap matanya. "Sepertinya sistem benar-benar berusaha membuatku keluar rumah."
Masih sedikit bingung, dia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari pakaian besar yang hampir kosong.
Saat dia membuka pintunya, dia disambut oleh tiga barang elegan yang memancarkan aura kekayaan, keanggunan, dan keterampilan klasik.
Di sisi kanan ada kotak karton coklat tua dengan logo timbul halus dan tulisan Patek tercetak lembut di bawahnya. Di sampingnya ada tas kain katun berwarna abu-abu tua, rapi dengan resleting tertutup, bertuliskan Anderson & Sheppard dengan benang putih yang sederhana. Dan di sebelah kiri—sebuah kotak sepatu berwarna hijau tua dengan logo emas berkilau bertuliskan George Cleverley.
Gray merasa seperti anak kecil yang menatap hadiah di pagi Natal.
Dia mengambil kotak Patek Philippe terlebih dahulu.
Jam itu terletak dengan lembut di atas bantal empuk, casing platinum-nya berkilau, dial abu-abu gelap tampak tenang dan elegan, angka Breguet dari emas putih tampak halus namun mewah.
Namun yang lebih menarik perhatiannya adalah apa yang ada di sekelilingnya: plat nama berlapis emas dengan ukiran Monarch Edition, amplop bersegel Patek, dan sebuah surat cetak di atas kertas tebal berwarna krem.
Dia membuka amplop itu dan mengeluarkan sertifikat di dalamnya.
"Certificate of Origin - Commissioned Piece No. 1 of 1.
Calatrava 5196P - Monarch Edition
Dibuat untuk: Gray Terrens."
Surat kedua berasal dari pihak Patek sendiri—ditulis tangan, berisi ucapan terima kasih karena telah "memesan warisan yang bersejarah."
Gray tidak bisa menahan senyumnya.
"Ini... gila."
Dia mengambil jam tangan itu dan melingkarkannya di pergelangan tangan. Begitu kaitnya mengunci, informasi mengalir masuk ke dalam pikirannya.
Rasanya... sempurna. Seimbang. Tali jam melingkar di pergelangan tangannya seolah-olah memang seharusnya ada di sana. Tidak berat, tapi tetap terasa nyata. Setiap detiknya terasa presisi, seakan waktu berjalan sesuai ritme Gray sendiri sekarang.
Dia melepasnya dengan hati-hati lalu meletakkannya kembali di kotak.
Sekarang giliran jas.
Dia membuka resleting tas kain Anderson & Sheppard, lalu perlahan mengeluarkan jas di dalamnya. Biru navy gelap. Wolnya begitu lembut hingga hampir terasa seperti kasmir, namun ada kekuatan dalam anyamannya yang menunjukkan kualitas warisan.
Gray mengangguk, terkesan meskipun dirinya sendiri tidak menyangka.
"Tidak pernah terpikir aku akan memakai sesuatu seperti ini."
Terakhir, dia beralih ke kotak sepatu.
Dia membuka tutup kotak itu dan menemukan dua kantung flanel berwarna merah anggur yang lembut disentuh. Di dalamnya ada sepasang sepatu wholecut oxford yang memukau—halus, mulus, dan tanpa cacat.
"Sistem," gumamnya, "kau benar-benar melebihi ekspektasi."
【Aku senang anda menyukainya, Tuan Rumah.】
"Suka? Aku mencintaimu."
Sesaat, dia hanya berdiri disana, menatap barang-barang itu seperti benda pameran museum.
Dia tidak perlu mengerti dunia kemewahan untuk memahami kualitas. Dia bisa merasakannya.
Bagaimana dengan biayanya? Jam tangan: lebih dari $600.000, jas: $14.000, sepatu: $8.000. Semuanya total $622.000 dalam karya custom yang kini tersimpan rapi didalam lemarinya.
Dan tidak sepeser pun keluar dari rekeningnya.
Memiliki barang-barang mewah memang terasa menyenangkan.
Dengan tatapan berbinar, dia menuju kamar mandi. Dia ingin mandi dan mencoba setelan itu.
Empat puluh menit kemudian
Gray berdiri di depan cermin panjang penuh.
Jas itu pas seperti dijahit helai demi helai langsung di tubuhnya. Warna biru navy gelap itu cocok dengan warna kulitnya, memberinya kesan matang dan tenang.
Kilau lembut wolnya menangkap cahaya secukupnya, tidak berlebihan, selalu elegan. Bahunya terbentuk sempurna, dan potongan lengan ke depan memberinya siluet berwibawa.
Sepatu wholecut George Cleverley menyempurnakan tampilan—memberinya kesan elegan namun penuh kekuatan yang tenang.
Dan di pergelangan tangannya, Patek Philippe Monarch Edition melengkapi keseluruhan penampilannya. Membuatnya tampak tampan dan berwibawa.
Rambut hitam pendeknya rapi tertata. Mata biru lautnya tampak semakin tajam dengan kontras navy pekat dari jasnya. Tubuhnya—ramping namun atletis—mengenakan jas itu dengan sempurna.
Untuk pertama kalinya, dia tidak hanya terlihat pantas berada di ruangan itu.
Dia terlihat seperti pemilik ruangan itu.
Gray merapikan lengan jasnya, menunduk sedikit ke arah sepatunya, lalu kembali menatap cermin.
"Sial," gumamnya sambil menyeringai. "Aku terlihat tampan juga."
Bagus. Aku sudah memiliki pakaian mewah, sekarang tinggal menunggu pertemuan saja.
Lalu, tanpa diminta, sebuah wajah muncul di benaknya.
Viona.
Dia tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya.
"Dengan cara obrolan kita terakhir kali berakhir, aku tidak akan heran kalau dia segera menelpon dengan pertemuan 'santai' lagi."
Dia memang belum memiliki rencana dan tidak ada acara untuk dihadiri.
Tapi sekarang, jika sesuatu datang... Dia sudah siap.
Untuk saat ini, dia melepas jas, sepatu, dan jam tangan lalu mulai menyiapkan sesuatu untuk dimakan.
~ ~ ~
Saat siang tiba.
Pintu penthouse terbuka dan Gray masuk. Dia meletakkan tas belanja kecil berlogo Apple di sofa, lalu ikut menjatuhkan tubuhnya di sana.
Dia hendak mulai mengatur ponselnya ketika ponselnya bergetar. Dia memeriksa dan melihat ada pesan dari Viona.
"Hai. Maaf untuk kemarin. Aku ingin mengajakmu makan malam atau minum, untuk meminta maaf atas sikapku yang kurang sopan. Semoga kau mau menerima permintaan maafku."
Dia sudah menduga Viona akan mengirim pesan, jadi dia tidak begitu terkejut. Tapi dia tidak langsung membalas, melainkan menyelesaikan dulu pengaturan ponsel barunya.
Setelah selesai mengatur ponsel, dia memutuskan untuk membalas. Dia sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menerima ajakannya, karena dia tidak ada kegiatan di rumah.
"Keduanya boleh. Berikan waktu dan tempat, aku akan datang."
Segera, dia menerima balasan darinya.
"Terima kasih sudah membalas dan menerima permintaan maafku. Ada restoran enak di pusat kota, Palm Beach Restaurant. Kita bertemu di sana jam 6 sore?"
"Tentu. Aku akan datang."
"Terima kasih."
Gray menghela napas, meletakkan ponselnya di sofa. Dia baru saja membeli ponsel baru—iPhone 17 Pro Max.
Rasanya aneh bisa dengan santai menghabiskan lebih dari $1.600 hanya untuk sebuah ponsel. Hanya tiga hari lalu, dia masih berada di ujung kesulitan. Tapi sekarang semua itu sudah berubah.
Rasanya aneh dan tidak nyata. Tapi dia menikmatinya.
kamu lupa kasih koma nanti orang yang baca jadi aneh