Bukan Sekedar Murid Biasa

sepanjang perjalanan mereka hanya membisu, seakan tidak saling mengenal. Sampai akhirnya Indah lah yang membuka suara.

"Eth–" Indah hendak bertanya apa yang terjadi? Tapi perkataan Ethan langsung membuat Indah tau alasan Ethan diam.

"Pasti dulu mantanmu banyak."

"Ka–kamu cemburu Eth?" Sebenarnya Indah ingin tertawa, karna yang Ethan ucapkan itu tidak benar sama sekali.

Ethan hanya diam sembari mencengkram setir mobil dengan sangat kuat. Indah dapat melihat jelas urat–urat di tangan Ethan.

"Enggh.. Cuman sebelas kok Ethan. Heheh."

Indah benar-benar mengucapkan heheh dengan enteng. Ia tidak tahu saja bahwa hati si pendengar saat ini juga terasa panas dan sesak.

Ethan meminggirkan mobilnya.

Lalu tanpa aba-aba..

"E–Ethan kam–"

.....

Ya, sesuatu yang sangat ia jaga, kini telah dirampas oleh Ethan.

Biasanya Indah akan reflek menyerang, jika akan dicium oleh mantan–mantannya dulu. Tapi entah mengapa, jika itu Ethan, Indah tidak bisa menolaknya.

Ethan tersenyum miring, ia tahu Indah belum pernah merasakan ini. Yah, hitung–hitung itu cara Ethan buat menandai Indah adalah miliknya.

"Aku bakal cepat mengikat kamu dengan sebuah cincin yang aku beli dari usahaku sendiri." Kata Ethan, seketika tatapan yang tadinya lembut, berubah menjadi tegas.

"A–apa?! Ethan.." Indah bingung harus bereaksi seperti apa.

"Iya, kamu mau kan?" Ethan bertanya pada Indah dengan tatapan tegasnya.

"Emm.."

...𝘿𝙧𝙧𝙧𝙩𝙩.. 𝘿𝙧𝙧𝙧𝙩𝙩.....

Belum sempat menjawab, Ethan merasa benda di saku celananya bergetar. Saat dilihat, ternyata yang menelepon Ethan adalah Ellia.

"Kenapa El–"

"Bang! Mama Bang! Aku sama Papa lagi perjalanan ke rumah sakit Berlian Utama. Abang cepet susul ya, kasihan Mama.. Hikss.."

"Astaga, iya El Abang otw."

Belum sempat mencerna apa yang terjadi dengan Gea, tanpa pikir panjang Ethan langsung tancap gas menuju rumah sakit.

Indah sangat jelas melihat raut wajah Ethan yang sangat khawatir, namun tetap berusaha terlihat tenang.

"Tenang ya, kamu harus fokus menyetir. Semoga semua baik–baik saja.. Okei?" Indah berusaha menenangkan Mahasiswanya.

Mahasiswanya pun hanya mengangguk, sembari tersenyum menatap Indah.

"Makasih ya, calon istri." Ethan mengedipkan sebelah matanya.

"Ethannnn!!!!"

...*****...

...𝗩𝗜𝗣 𝗥𝗼𝗼𝗺, 𝗥𝗦 𝗕𝗲𝗿𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗨𝘁𝗮𝗺𝗮....

"Ma? Serius cuman karna ini?" Ethan masih heran dengan mamanya, dari dulu sampai sekarang, masih sama seperti ini.

"Ethannn hiksss.. Sakitt.." Mama Gea memelas pada Ethan.

John hanya menahan senyumnya, karna sejujurnya, dia lebih baik begini daripada berpisah dengan Gea lagi.

..." 𝙈𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙜𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙪𝙗𝙖𝙝, 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙠𝙚𝙘𝙞𝙡 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙢𝙖𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝𝙖𝙣. 𝙐𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙋𝙖𝙥𝙖 𝙠𝙖𝙮𝙖. " Batin Ethan...

"Udah lah Ethan, Mamamu lagi bosan makan makanan rumahan, makanya pengen makan makanan rumah sakit. Iya kan Ma?" John tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya, gemas dengan Gea.

"Ah, hahahh.. Papa.. Perhatian banget sekarang. Mama jadi makin cinta!" John, Ellia, Indah, dan Ethan, melihat Gea seketika berkaca–kaca.

Mereka semua yang menyaksikan itu, seketika berkumpul dan bersama–sama memeluk Gea.

...*****...

...𝗠𝗮𝗿𝗸𝗮𝘀 𝗨𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗙𝗮𝗻𝘆𝗮𝘀𝗴𝗲𝗿....

"Mereka saat ini ada di rumah sakit Berlian Utama, Bos. "

"Persetan dengan semua ini. Bagaimana kabar hubungan Suamiku dan pelakor itu?"

Di sebuah kursi besar, terduduk seorang wanita menggunakan dress hitam, dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

Saat ini dia sedang kasmaran. Namun, bukan cinta yang ia rasakan, melainkan obsesi.

"Maaf Bos, tadi k–kami sempat kehilangan jejak–"

Belum sempat menyelesaikan bicarnya, anak buah wanita tersebut yang bernama Raymond, dibuat terkejut dengan hentakan meja yang sangat keras.

"Maaf B–"

"PERSETAN DENGAN SEMUA MAAFMU! DASAR ANAK BUAH SIALA* ! KAU AKU GAJI SECARA BESAR, UNTUK BEKERJA SECARA PROFESIONAL!"

Nafasnya yang memburu menandakan bahwa ada rasa sesak yang harus dibalaskan detik ini juga.

"Biar aku yang turun tangan menyelidiki mereka secara langsung."

***

Saran dong guys, makasih❤️