Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseruan di mulai, dan Ling mendapat ingatan utusan terdahulu
"Aku mau menantang Ling yang ditempatkan di Kelas S!" ucap Lucas dengan penuh percaya diri, suaranya menggema di seluruh arena. Ia menyeringai kecil, membayangkan betapa mudahnya mengalahkan bocah kecil yang terlihat tidak berdaya itu dan merebut kursi mewah di Kelas S. Sorak sorai kecil mulai terdengar dari tribun penonton, sebagian besar penasaran dengan keberanian (atau mungkin kesombongan) Lucas menantang peserta Kelas S di tantangan pertama.
Di deretan kursi Kelas S, Ling yang sedari tadi hanya mengamati sekeliling dengan tatapan polos, kini menolehkan kepalanya ke arah Lucas. Matanya yang bulat menatap Lucas tanpa ekspresi, seolah tidak mengerti mengapa dirinya tiba-tiba menjadi pusat perhatian.
Fang Fang mendengus sinis. "Lihatlah, bahkan dia tidak mengerti apa yang terjadi. Benar-benar anak desa yang bodoh." Bai Hou terkekeh pelan, menikmati pemandangan yang menurutnya lucu itu. Gua Hong dan Zhao Han masih memasang wajah datar, namun sedikit keterkejutan terlihat di mata mereka. Mereka tidak menyangka akan ada yang berani menantang peserta Kelas S di awal-awal.
Song Kang menggelengkan kepalanya pelan. "Kasihan sekali anak itu. Pasti dia bingung."
Di sisi lain, Fang Yin dan teman-temannya saling bertukar pandang. Han Lili tampak khawatir, Yu Sin memasang wajah serius, sementara Yi Hai terlihat sedikit tegang. Mereka tidak tahu seberapa kuat Ling sebenarnya.
Julian, sang pembawa acara, tersenyum lebar. "Wah, sebuah tantangan yang menarik! Peserta Lucas dari Kelas A ingin menantang peserta Ling dari Kelas S! Apakah Ling menerima tantangan ini?" Suaranya yang lantang kembali menggema di seluruh arena, membuat semua mata tertuju pada Ling.
Ling mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menunjuk dirinya sendiri dengan bingung. "Aku?" tanyanya dengan suara kecil yang nyaris tidak terdengar di tengah riuhnya penonton.
Julian mengangguk antusias. "Benar sekali! Apakah kamu menerima tantangan dari Peserta Lucas?"
Semua mata menunggu jawaban Ling. Keheningan sesaat menyelimuti arena, hanya menyisakan gumaman penasaran dari para penonton.
Tiba-tiba, sebuah kilatan aneh melintas di mata Ling. Tatapannya yang tadinya polos berubah menjadi lebih tajam dan fokus. Seolah ada memori yang tiba-tiba muncul di benaknya. Ia melihat sekilas sosok seorang pria dengan pakaian serba putih yang anggun namun memancarkan aura kekuatan yang luar biasa.
Pria itu tengah bertarung dengan gerakan-gerakan yang sangat cepat dan mematikan, menggunakan semacam energi berwarna keperakan yang menyelimuti tubuhnya.
Ling memegangi kepalanya sejenak, merasakan sedikit pusing. Penglihatan itu hanya berlangsung beberapa detik, namun terasa begitu nyata dan kuat. Ia merasa ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, sebuah kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Kemudian, dengan suara yang lebih lantang dan penuh keyakinan dari sebelumnya, Ling menjawab, "Ya, aku menerima tantangannya."
Jawaban Ling disambut sorak sorai riuh rendah dari para penonton. Mereka tidak menyangka bocah kecil itu akan menerima tantangan dari seorang bangsawan Kelas A. Lucas tersenyum semakin lebar, merasa yakin kemenangannya sudah di depan mata.
Julian tertawa senang. "Baiklah! Kalau begitu, mari kita saksikan pertarungan pertama kita hari ini! Peserta Lucas dari Kelas A melawan Peserta Ling dari Kelas S!" Ia memberi isyarat kepada para petugas arena yang langsung bergerak menyiapkan medan pertarungan.
Medan pertarungan yang luas itu kini tampak semakin menegangkan. Sebuah lingkaran besar ditandai di tengah arena, menjadi batas wilayah pertarungan. Para petugas dengan sigap memasang semacam penghalang energi di sekeliling lingkaran untuk mencegah adanya gangguan dari luar.
Lucas melangkah dengan angkuh menuju tengah arena, menatap Ling dengan tatapan merendahkan. "Bersiaplah untuk kekalahanmu, bocah. Jangan salahkan dirimu sendiri karena terlalu lemah."
Ling berdiri dari tempat duduknya dengan tenang. Langkahnya ringan saat ia berjalan menuju arena, tidak terpengaruh sama sekali oleh tatapan meremehkan Lucas maupun sorakan penonton. Saat kakinya menginjakkan kaki di dalam lingkaran pertarungan, sekali lagi ia merasakan gejolak aneh di dalam dirinya. Ingatan sekilas tentang pria berpakaian putih itu kembali muncul, kali ini lebih jelas. Ia melihat pria itu melayang di udara, dikelilingi oleh aura keperakan yang semakin terang, siap untuk menghadapi musuh yang jauh lebih besar darinya.
Tanpa sadar, Ling mengepalkan tangannya. Sebuah perasaan aneh muncul di hatinya, seolah ia pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya, meskipun ia tidak memiliki ingatan yang jelas tentangnya.
Julian mengangkat tangannya, memberikan aba-aba. "Pertandingan pertama, dimulai!"
Saat Julian meneriakkan aba-aba, Lucas langsung bergerak cepat. Ia mengeluarkan semacam pedang tipis berwarna biru dari pinggangnya dan dengan lincah menyerang Ling.
Gerakannya cepat dan terarah, menunjukkan bahwa ia bukan petarung sembarangan meskipun ditempatkan di Kelas A.
Namun, yang terjadi selanjutnya membuat semua orang terkejut. Dengan gerakan yang sama sekali tidak terduga, Ling menghindari serangan Lucas dengan sangat mudah. Tubuhnya bergerak ringan dan luwes, seolah naluri bertarungnya tiba-tiba terbangun. Bahkan, ada sedikit gerakan yang terasa asing baginya, namun terasa begitu alami saat ia melakukannya.
Lucas terkejut serangannya meleset. Ia kembali menyerang dengan lebih cepat dan brutal, namun Ling terus menghindar dengan gerakan-gerakan kecil yang efektif. Beberapa kali, Ling bahkan terlihat seperti meniru gerakan-gerakan pria berpakaian putih dalam ingatannya, meskipun ia sendiri tidak menyadarinya.
Di tribun penonton, Fang Fang dan Bai Hou saling bertukar pandang dengan bingung. "Bagaimana bisa bocah itu bergerak secepat itu?" bisik Bai Hou.
Song Kang tersenyum tipis. "Sepertinya kita meremehkannya."
Zhao Han menatap Ling dengan mata yang sedikit menyipit. Ada sesuatu yang aneh dengan gerakan anak itu, sesuatu yang tidak biasa untuk seorang anak seusianya.
Fang Yin dan teman-temannya juga terkejut. Mereka tidak menyangka Ling bisa menghindari serangan Lucas dengan begitu mudah.
Pertarungan terus berlanjut dengan tempo yang semakin meningkat. Lucas semakin frustrasi karena serangannya selalu gagal mengenai Ling.
Sementara itu, Ling mulai terlihat lebih percaya diri. Gerakan-gerakannya semakin terarah, seolah ada kekuatan terpendam yang mulai bangkit di dalam dirinya.
Tiba-tiba, saat Lucas melancarkan serangan tebasan horizontal, Ling dengan reflek yang luar biasa melompat ke atas, menghindari pedang Lucas, dan mendarat dengan ringan di belakangnya. Sebelum Lucas sempat berbalik, Ling mengulurkan tangannya dan menyentuh punggung Lucas sekilas.
Tidak terjadi apa-apa secara kasat mata. Namun, Lucas tiba-tiba merasakan tubuhnya kaku dan lemas. Ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh berlutut.
"Apa... apa yang terjadi?" gumam Lucas kebingungan, mencoba menggerakkan tubuhnya yang terasa seperti membeku.
Julian yang melihat kejadian itu dari pinggir arena tampak terkejut. "Pertandingan selesai! Pemenangnya adalah... Ling dari Kelas S!"
Sorak sorai membahana di seluruh arena. Para penonton tidak menyangka pertandingan pertama akan berakhir secepat ini, dan lebih mengejutkan lagi, pemenangnya adalah bocah yang diremehkan oleh banyak orang.
Ling sendiri tampak bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Ia tidak yakin bagaimana ia bisa membuat Lucas tiba-tiba lemas seperti itu. Sekali lagi, ingatan tentang pria berpakaian putih itu melintas di benaknya, kali ini lebih jelas. Ia melihat pria itu mengalirkan semacam energi ke tubuh lawannya melalui sentuhan, membuat lawannya tak berdaya.
"Apakah... itu tadi yang terjadi padaku?" batin Ling dengan tatapan kosong.
Di tengah riuhnya sorakan penonton, Ling menatap tangannya dengan heran. Ia merasa ada sesuatu yang baru di dalam dirinya, sebuah kekuatan yang misterius dan belum ia pahami sepenuhnya. Ingatan tentang utusan terdahulu, meskipun masih samar, telah memberikan secercah pemahaman tentang potensi yang tersembunyi di dalam dirinya.
" Baiklah semuanya, " ucap Julian dengan lantang, " sesuai dengan peraturan, inilah saatnya bagi para peserta untuk menantang! Ingat, setiap orang hanya memiliki satu kesempatan untuk menantang, dan yang telah di tantang tidak bisa di tantang lagi oleh yang lain. Siapa yang berani memulai? "
Mata Lucas yang masih menyimpan kekalahan pahit dari Ling langsung berapi-api, Dengan langkah lebar, ia kembali maju ke tengah arena. " Aku Lucas peserta yang di tempatkan di kelas A, sekali lagi menantang Ling yang di tempatkan di kelas S " serunya penuh dendam.
Semua mata kembali tertuju pada Ling.
Keseruan di Akademi Peacock baru saja dimulai, dan bagi Ling, perjalanan yang penuh misteri dan kekuatan baru saja menantinya.