Kesalahan Satu Malam

Maaf ya readers telat upload, lagi gak mood banget tadi sumpahhh...

Ada yang sama gak sih ngerasain capek, sedih semua jadi satu😭😭

Minta kata2 motivasi dong biar aku semangat lagi😭😭😭

🥕🥕🥕

"Saya akan beri kamu waktu untuk memikirkannya Alena, tapi saya mohon pikirkan juga tentang Arsen yang butuh sosok papa di sampingnya." ucap Alvaro.

"Besok saya akan kembali ke ibu kota, saya mohon ikut lah dengan saya." ucap Alvaro memohon.

Karena Alvaro memutuskan balik besok karena dia ingin agar Alena dan Arsen bisa ikut ke ibu kota dan tinggal bersama nya di sana, dia ingin sampai Alena mau tapi bagaimana lagi pekerjaan nya menumpuk di sana.

Setelah itu Alvaro pun menghampiri sang anak yang masih belum juga bangun dari tidurnya, Alvaro ingin melihat sang anak bangun detik ini juga karena dia sangat tidak tega melihat sang anak yang terus berbaring di sana.

"Sayang bangun ya ini papa." ucap Alvaro.

Tak lama jari Alvaro kaget saat melihat jari mungil yang berada di genggamannya bergerak dengan pelan.

"Sayang kamu udah bangun?!" tanya Alvaro dengan senang.

Alena yang mendengar hal itu pun langsung menuju ke arah ranjang, dan benar saja dia melihat mata sang anak yang terbuka dengan pela.

Alvaro yang melihat itu pun langsung memencet tombol dekat ranjang untuk memanggil dokter.

Tak lama dokter tiba dan segera memeriksa keadaan Arsen, Alena sudah mulai tegang saat dokter memeriksa keadaan sang anak.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Alena dengan tak sabaran.

"Syukur kondisi pasien sudah mulai stabil, kami akan terus pantau kondisi pasien , jika ada apa-apa langsung panggil kami nyonya, tuan." ucap dokter tersebut.

"Baik dok, terima kasih." ucap Alena senang.

"Bunda," panggil lirih Arsen melihat sang bunda.

Alena langsung menghampiri sang anak dan mengelus lembut kepala sang anak seperti saat Alena mengusap rambut sang anak saat akan tidur.

"Kenapa sayang? Ada yang sakit?" tanya Alena mendapat gelengan dari Arsen.

"Terus mau apa sayang?"

Arsen tak menjawab namun dia malah melihat seorang pria yang sedang berdiri mematung melihat dirinya, pria tampan yang belum pernah Arsen lihat sebelumnya.

"Itu siapa bunda?" tanya Arsen melihat ke arah Alvaro.

Belum juga Alvaro menjawab namun Alena sudah menjawab terlebih dahulu.

"Itu bos bunda sayang di kantor." jawab Alena jujur bukan.

Alvaro yang mendengar hal itu pun merasa sangat kecewa karena dia ingin agar sang anak mengenali nya sebagai papa nya.

"Kamu istirahat aja dulu ya sayang, nanti kalau udah enakan kita jalan-jalan di taman." ucap Alena dengan senyum menawannya untuk sang anak.

Arsen pun mengangguk kan kepalanya, setelah itu dia kembali istirahat sesuai anjuran dokter karena Arsen tidak boleh sering-sering bergerak dulu.

"Tuan, bisa kita bicara sebentar." ucap Alena kemudian keluar dari ruang tersebut di ikuti oleh Alvaro.

Sampai di depan ruangan tersebut, mereka berdua saling diam tanpa ada yang mau memulai pembicaraan.

"Tuan, saya harap jangan kasih tahu Arsen tentang tuan adalah ayahnya." ucap Alena.

"Kenapa?" tanya Alvaro.

"Biarkan saya memikirkan terlebih dahulu tuan, karena ini semua terlalu dadakan buat saya maupun Arsen." ucap Alena.

"Apakah Arsen tidak pernah menanyakan soal papa nya kepada kamu?" tanya Alvaro yang langsung menancap di jantung Alena.

Alena tahu sang anak pasti ingin bertanya tentang papa nya namun Arsen takut jika sang bunda pasti akan kecewa.

"Tentang itu biarlah saya dan anak saya saja yang tahu saya harap tuan tidak ke sini lagi, lagian tuan akan kembali besok jadi lebih baik tuan pergi." usir Alena.

"Saya akan pergi tapi bisakah saya melihat anak saya sebentar," ucap Alvaro.

Alena pun bingung, namun akhirnya dia mengizinkan Alvaro untuk bertemu sebentar dengan Arsen, dia memilih untuk menunggu di depan karena dia tidak siap jika nanti dia melihat Arsen akrab dengan Alvaro.

Alvaro masuk sendirian, dia dengan pelan menuju ke ranjang sang anak di mana Arsen masih berbaring dan belum menutup matanya padahal tadi saat Alena meminta istirahat Arsen sudah menutup matanya.

"Loh jagoan om belum tidur?" ucap Alvaro mendekati Arsen.

"Om ganteng namanya siapa?" tanya Arsen dari tadi penasaran makanya dia tidak bisa tidur.

"Nama om Alvaro," jawab Alvaro.

"Wah nama om saya kayak nama aku awalnya huluf A." tegas bocah menggemaskan itu walau tangannya masih tertancap selang infus.

"Wah iya iya." tawa Alvaro melihat sang anak yang tampan sama seperti nya dulu.

"Bunda mana om?" tanya Arsen tidak melihat sang bunda.

"Bundanya Arsen lagi keluar sebentar tadi." jawab Alvaro.

"Bunda gak nangis kan om saat alsen di sini?" tanya Arsen membuat Alvaro mengerenyitkan dahinya.

"Kenapa emangnya sayang?" tanya Alvaro penasaran.

"Alsen gak mau bikin bunda nangis lagi om, alsen cetiap hali selalu liat bunda nangis malem-malem di kamal." ucap Arsen.

DEG

Hati Alvaro rasanya tercabik-cabik mendengar ucapan bocah kecil ini, Alvaro semakin merasa bersalah sekaligus bersyukur karena Alena mau mempertahan bayinya dan menghadirkan jagoan kecil ini.

"Bunda nangisnya kenapa sayang?"

"Alsen juga gak tahu tapi kadang ada ibu-ibu dekat lumah yang seling ngomongin bunda bilang kalau bunda bukan wanita baik baik." ucap Arsen sedih jika mengingat nya.

Bocah kecil tapi sudah sangat mengerti ucapan orang dewasa.

"Arsen tinggal sendiri sama bunda?" tanya Alvaro memancing.

"Iya om ganteng."

"Papa nya kemana?" tanya Alvaro.

"Kata bunda papa lagi ke luar negeli tapi alsen gak percaya, sebenalnya alsen ingin tau dimana papa tapi bunda seling nangis saat alsen tanya soal papa." ucap Arsen.

Sekali lagi hati Alvaro rasanya di cabik-cabik mendengar ucapan Arsen, Alena pasti sudah sangat menderita selama ini.

🥕🥕🥕

Keesokan harinya, Alvaro sudah berada di ibu kota, tadi pagi dia sudah mengajak Alena dan Arsen untuk ikut dengannya namun dengan sopan Alena menolak.

~Flashback On~

"Alena, hari ini saya akan kembali ke ibu kota apakah kalian berdua tidak ingin ikut dengan saya dan saya akan bertanggung jawab dengan perbuatan saya." ucap Alvaro.

"Maaf tuan, seperti nya saya masih ingin berada di sini, saya merasa lebih nyaman saja di sini." ucap Alena.

"Apakah tidak ada kesempatan satu kali lagi untuk saya Alena?"

"Saya sedang mempertimbangkannya tuan, jadi saya mohon biarkan saya dan anak saya berada di sini dulu." ucap Alena.

"Kalau begitu saya akan pergi namun saya mohon segera beri saya jawaban karena saya sangat merasa bersalah sekali dan akan sangat merasa bersalah kalau kalian tidak juga ikut dengan saya," ucap Alvaro.

~Flashback Off~

"Tuan dari informasi yang saya cari ternyata nyonya Alena di usir dari rumah orang tuanya saat dia ketahuan hamil di luar nikah tuan, bahkan dia juga mendapat cemoohan dari tetangga-tetangga nya." ucap Jack memberikan informasi yang Alvaro minta.

"Aku akan buat Alena ibu dari anakku menjadi milikku." gumam Alvaro dengan tegas.

.

.

Bersambung.....