Viola merasa di tipu dan dikhianati oleh pria yang sangat dicintainya. Menyuruh Viola kuliah hingga keluar negeri hanyalah alibi saja untuk menjauhkan Viola dari pria itu karena tidak suka terus di ikuti oleh Viola.
Hingga 8 tahun kemudian Viola kembali untuk menagih janji, tapi ternyata Pria itu sudah menikah dengan wanita lain.
"Aku bersumpah atas namamu, Erland Sebastian. Kalian berdua tidak akan pernah bahagia dalam pernikahan kalian tanpa hadirnya seorang anak"
~ Viola ~
Benar saja setelah 3 tahun menikah, Erland belum juga di berikan momongan.
"Mau apa lo kesini??" ~ Viola ~
"Aku mau minta anak dari kamu" ~ Erland ~
Apa yang akan terjadi selanjutnya pada Viola yang sudah amat membenci Erland??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Pernikahan
Saat pulang dari kantor, tujuan pertama Erland hanyalah kamar. Karena pasti istrinya ada di dalam sana.
"Mas, sudah pulang??" Sambut Sarah yang berbaring di ranjang dengan ponsel di tangannya.
"Iya" Jawab Erland singkat kemudian mencium kening Sarah sekilas.
"Kamu mau makan malam dulu apa mandi dulu??" Erland menggeleng menjawab pertanyaan Sarah.
"Ada yang ingin aku bicarakan dulu sama kamu Sarah"
Sarah mengambil posisi duduk untuk mendengarkan apa yang akan suaminya itu sampaikan.
Malam ini Sarah melihat Erland begitu lelah. Wajahnya lesu dan terlihat lemas, tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum pada Sarah ketika masuk ke dalan kamarnya.
"Apa Mas?? Apa ada masalah??" Sarah menyentuh lengan suaminya.
"Maafkan aku Sarah. Aku sudah mengambil keputusan untuk menikahi Viola"
PLAAKK...
Erland memejamkan matanya menerima tamparan dari Sarah. Itulah rekasi pertama daei Sarah untuknya.
"Kamu gila Mas?? Kenapa kamu setega itu sama aku?? Kamu sudah berjanji padaku kan?? Kamu pasti bohong soal perasaanmu kepadaku kan?? Kalau kamu benar mencintaiku, kamu tidak akan menikahi wanita lain!! Kamu jahat!"
Sudah bisa di tebak jika Sarah akan semarah ini kepadanya. Tapi mau bagaimana lagi, sarah juga harus tau tentang masalah ini. Karena Erland tidak mau berbohong pada Sarah.
"Dengar dulu Sarah!!" Erland memegang kedua lengan Sarah.
"Aku mencintaimu, aku tidak berbohong kepadamu!! Percayalah padaku!! Aku hanya menikahi Viola karena rasa tanggungjawab ku saja Sarah!! Setelah aku menikahinya, maka Dokter akan melepas semua alat pada tubuh Viola. Meski aku tidak mencintainya tapi aku menyayanginya seperti aku menyayangi Endah, jadi jangan salah pahan dulu"
Sarah mulai sedikit tenang, mulai mengatur nafasnya yang sempat memberubu.
"Tapi seandainya Viola justru sadar setelah kalian menikah bagaimana?? Apa yang akan kamu lakukan?? Aku tidak mau berbagi Mas!!" Segala kemungkinan itu memang bisa terjadi. Erland juga tidak menampiknya sama sekali. Semua itu Tuhan yang mengatur.
"Kita pikirkan itu nanti, besok aku akan menikahi Viola di rumah sakit. Aku minta kamu tidak usah ikut karena aku tidak mau semakin menyakitimu" Erland berdiri dan melepaskan satu per satu kancing kemejanya.
"Aku mandi dulu"
Sarah masih menatap tajam pada pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu. Sungguh dia tidak rela jika suaminya menikahi wanita lain. Tapi Sarah bisa apa kalau Erland sudah mengambil keputusan.
Di tengah malam saat mereka sudah terlelap. Erland bangun dari tidurnya. Mengambil air wudhu untuk meminta petunjuk dari Allah tentang keputusannya menikahi Viola.
Erland menggelar sajadahnya. Menunaikan sholat dua rakaat yang di peruntukan untuk meminta jawaban dari Allah.
*
*
*
*
*
Esok harinya semua keluarga Viola sudah berada di rumah sakit. Termasuk penghulu dan juga Beca yang setia mendampingi Viola juga ada di sana.
Mereka sudah siap semua hanya tinggal menunggu kedatangan Erland dan keluarganya. Meski kemarin Vino sudah mendengar sendiri persetujuan dari Erland, tapi dalam hatinya masih saja cemas. Takut jika Erland tiba-tiba mengubah keputusannya.
Hari yang seharusnya menjadi puncak kebahagiaan bagi Viola kini harus menjadi hari paling menyedihkan bagi keluarganya. Impian untuk menikah dengan Erland memang akan segera terwujud tapi itu juga akan menjadi perpisahannya dengan pria yang selama ini menguasai hatinya.
Suara pintu terbuka karena beberapa orang masuk ke dalamnya setelah itu. Mereka adalah Erland, Ibu dan kedua adiknya, tanpa Sarah yang memang enggan melihat suaminya menikahi perempuan lain.
"Om Dito, saya datang kesini bersama Ibu dan adik-adik saya utuk meminta Viola menjadi istri saya. Bukan karena waktu itu Om memohon kepada saya, tapi semua karena saya yang telah sadar atas kesalahan saya. Saya ingin bertanggung jawab kepada Viola. Ijinkan saya menjadi suami untuk Viola Om"
Sudah sejak awal jika Dito memang tidak pernah membenci Erland meskipun sudah dengan sengaja menyakiti putrinya. Jadi kedatangan Erland ke ruangan itu, dan meminta Viola untuk menjadi istrinya itu tentu saja di terima dengan baik oleh Dito.
"Saya serahkan Viola kepadamu. Om tau kamu terpaksa menikahi anak Om. Tapi om sangat berterimakasih karena sudah menepati janjimu pada Viola"
"Makasih Bro" Vino memeluk Erland sekilas.
"Gue yang harusnya makasih karena keluarga lo masih sudi memaafkan gue" Vino mengangguk dengan senyuman pedihnya.
"Silahkan Pak penghulu, semuanya sudah siap" Ucap Vino.
"Tunggu Vin, ini adalah mahar dariku untuk Viola. Biar bagaimanapun ini sudah kewajiban ku sebagai mempelai Pria. Jadi jangan di tolak, memang tidak besar tapi setidaknya tidak merendahkan adikmu" Gendis menyerahkan mahar berupa uang tunai itu kepada Via. Sedang mas kawinnya Endah letakkan di sisi ranjang Viola.
"Bisa kita mulai??" Erland mengangguk lalu mendekat pada ranjang Viola. Semua berdiri mengitari Viola yang sama sekali tak peduli pada orang-orang di sekelilingnya.
"Viola, anggaplah ini sebagai hadiah dari gue untuk lo. Akhirnya impian lo untuk menikah dengan dia tercapai juga, meski setelah ini lo bakalan pergi ninggalin gue" Ucap Beca dalam hatinya saat melihat Erland sudah mulai menjabat tangan Papinya Viola.
"Vio, gue selalu doain yang terbaik buat lo. Walaupun Dokter sudah menyerah untuk hidup lo, gue di sini nggak pernah berhenti berharap untuk kesadaran lo" Kali ini suara hati Endah yang berbicara.
"Ya Allah, aku pasrahkan semua urusan duniaku kepadamu. Termasuk menikahi perempuan yang telah aku sakiti ini. Tunjukkanlah jalan yang terbaik untukku Ya Allah. Bismillahirrahmanirrahim" Doa Erland dalam hatinya.
Dito mulai mengucapkan kalimat yang akan mengikat Erland dan Viola untuk sehidup semati. Dan dengan menarik nafasnya panjang, Erland dengan tegas dan sangat lancar melafalkan ijab kabulnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Viola Tania Raharja binti Dito Raharja dengan maskawin tersebut di bayar tunai"
"Sah.."
"Sah.."
Ucap kedua saksi yang datang bersama penghulu tadi.
"Alhamdulillah" Ucapan syukur itu keluar dari semua orang yang ada di dalam sana. Termasuk Erland yang kini mulai mengeluarkan air matanya.
Tapi Erland tidak tau kenapa dia menangis, apa karena lega telah menikahi Viola atau karena sebentar lagi akan melihat istri yang baru saja dinikahinya beberapa detik yang laku itu akan segera berpulang, atau mungkin karena merasa telah mengkhianati hubungannya dengan Sarah. Erland masih mencari jawabannya. ( yang tau jawab di kolom komentar ya 😂 )
"Erland, sekarang pasangkan cincin ini pada jari manis istrimu" Gendis menyerahkan sebuah cincin dengan berlian kecil di tengahnya. Sederhana namun tampak begitu cantik.
Erland menurut, mengambil cincin itu kemudian memasangkannya pada jari manis Viola yang kini kukunya sudah tidak membiru lagi. Erland memasang cincin itu tepat pada bekas ikatan tali yang dulu di pasangnya sendiri. Ukurannya begitu pas di jari Viola, padahal pagi tadi Erland hanya asal memilih ukuran cincin.
Tak lupa Erland membacakan doa untuk Viola dengan meletakkan telapak tangannya lada kepala Viola. Sungguh seperti pasangan sungguhan.
Suasana haru sungguh terasa di ruangan itu. Bahkan suster jaga yang ikut menyaksikan pernikahan itu juga ikut menitikkan air matanya.
Pernikahan yang berlangsung kilat itu kini hanya menyisakan Erland sendiri di ruangan itu. Merkea semua memilih menunggu di luar untuk memberikan ruang bagi Erland.
Erland menatap cincin yang melingkar di jari manis Viola. Begitu cantik terpasang di sana, berpadu dengan jemari lentik milik Viola.
"Viola, apa kamu tau kalau Abang sudah menepati janji Abang?? Abang minta maaf karena menikahi mu di saat kondisimu sudah seperti ini. Maaf juga karena sudah menjadikan kamu istri ke dua Abang. Memang pantas jika kamu membenci Abang, maafkan Abang"
Erland mendekatkan wajahnya pada kening Viola. Untuk pertama kalinya bibir itu menyentuh kening Violam mengecupnya dengan lembut selama beberapa detik.
Jika snow white atau di novel-novel lain si wanita yangs sedang dalam kondisi seperti Viola akan membuka matanya setelah mendapatkan ciuman dari pangerannya. Maka tidak dengan Viola, wanita itu masih tetap setia menutup matanya.
Erland berlahan menjauh menuju pintu keluar. Sempat menoleh lagi kepada Viola sebelum akhirnya benar-benar keluar meninggalkan istri keduanya sendirian.
bisa....bisa ...
emansipasi wanita anggap aja😁😁
mana bisa keguguran hamil juga ngga....
susah siihh kalo emang udah diniatin dari awal ngga bener yaa ngga bener kedepannya juga. sakit dibikin sendiri bertahan hanya demi harta🤨🤨