Tidak ada satupun yang mau hidup dalam kegelapan termasuk Kiyara. Seorang wanita yang hidup sebatang kara. Tuhan merampas seluruh kebahagiannya namun sekarang Tuhan menggantinya dengan hadirnya sosok baru dikehidupannya, yaitu Adrian. Sosok laki laki yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk membahagiakan jiwa rapuh Kiyara.
Mampukah Andrian menjaga janjinya dan menyembuhkan jiwa Kiyara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Playzone
Ketika cinta tak terbalas, galau pun tiba. Manusia akan memilih jalannya. Balas dendam atau menerima kenyataan. Namun seorang pemenang adalah yang mau menerima kenyataan walau pahit.
Mobil Renald masuk kedalam sebuah bangunan dengan banyak lampu warna yang menyala terang. Membuat Renata yang bersandar pada jendela mobil melongo kaget. "Hah? Playzone? Serius?" Tanyanya.
"Udah nurut saja." jawab Renald dengan tetap menatap jalan yang berada di depannya untuk memarkir mobilnya.
"Turun." ucap Renald dengan melepas sabuk pengamannya. Renata pun mengikuti saja kemauan Renald. "Serius beneran?" tanya Renata yang masih heran dengan rencana Renald.
"Bisa tidak banyak tanya nona Renata?" ucap Renald yang kemudian menggandeng tangan Renata. Saat itu Renata sedikit kaget dengan apa yang dilakukan Renald. Namun ia menerima saja karena bagaimanapun juga mereka sudah saling kenal. Mereka berdua akhirnya berjalan bersama.
Saat masuk tempat itu, banyak sekali anak kecil hingga orang dewasa yang menikmati beberapa permainan didalamnya.
"Nald.." panggil Renata.
"Iya Re?" jawab Renald dengan senyumannya.
"Tidak apa." jawab Renata.
Sejujurnya saat bersama Renald, Renata merasa nyaman. Namun seberapa kerasnya ia mencoba, hatinya sangat sulit untuk berubah.
"Nald.." panggil Renata kembali.
"Iya Re?"
"Apa kamu benar benar ingin menikahiku?" tanya Renata yang mendongakkan kepalanya melihat Renald.
Seketika Renald menghentikan jalannya. Ia kemudian berdiri menghadap ke wajah Renata. Kedua mata dua manusia ini akhirnya bertemu.
"Apa aku terlihat bercanda Re? Aku akan menunggumu sampai hatimu siap." jawab Renald yang kemudian memberikan senyuman paling lebar.
"Baiklah, aku akan mencoba untuk mencintaimu." jawab Renata yang membuat Renald tersenyum lebar kembali.
"Yasudah, malam ini aku akan coba menghiburmu." ujar Renald dengan menoel hidung Renata.
"Iishh!!"
Entah apa yang membuat Renata seketika melupakan rasa galaunya. Ia kemudian berlari dan menarik tangan Renald untuk masuk kedalam tempat permainan itu. Sebelum itu mereka mengantri untuk membeli tiket masuk.
"Kamu sering kesini nald?" tanya Renata.
"Ya sama Adrian itu." jawab Renald.
"Hah? Adrian? Nggak salah?" tanya Renata.
"Iya nggak dong. Memangnya nggak boleh?"
"Pantas saja, kalian digosipkan menjadi h0m0relation hihihi." jawab Renata dengan bercanda.
"Arrgh!! Menyebalkan jika mengingatnya!" ucap Renald dengan menutup kedua telinganya.
Setelah selesai mengantri, mereka pun segera masuk kedalam tempat itu. Di dalam tempat itu ada banyak sekali permainan dari untuk anak kecil hingga orang dewasa.
"Main itu yuk!" ujar Renata dengan menarik tangan Renald menuju mesin pencabut boneka.
"Oke sebentar. Aku beli koin dulu." ujar Renald. Tanpa pikir panjang, Renald membeli beberapa koin untuk bermain permainan itu.
Sembari menunggu Renald membeli koin, Renata dengan semangat melihat orang yang sedang asyik memainkan mesin pengambil boneka.
"Yaya, sebelah situ dik! Itu itu hap!" antusias Renata ternyata mengganggu pemain permainan itu. "Iiih.. Bisa diam nggak kak? Aku kan lagi konsentrasi." ujar seorang anak kecil. "Iya iya. maaf deh." jawab Renata.
Kemudian tak lama, Renald kembali dengan membawa beberapa kantong koin di tangannya.
"Nih.. Udah. Sana main!" ujar Renald dengan memberi tiga kantong koin kepada Renata.
"Gila! Banyak banget! Aku tidak mungkin bisa menghabiskannya. Satu koin saja bisa dipakai untuk beberapa kali permainan." ucap Renata kaget.
"Iya nggak apa dong Re,! Aku memang beli koin yang paket D. Memang dapat banyak. udah sana pergi main!" ucap Renald. Bak seperti anak kecil yang keluar dari penjara Renata segera memasukkan koin yang sudah dibeli oleh Renald.
Sedangkan anak kecil yang sedari tadi main penjapit boneka hanya melongo melihat sepasang kekasih ini memiliki koin sebanyak itu. "Boleh mintak nggak kak?" tanya Anak kecil itu. Renald yang mendengarnya pun kemudian berjongkok lalu memberi sekantong koin yang berisi sekitar 150 koin.
"Ini dik. Buat main saja. Tapi lain kali jangan membentak orang yang lebih tua dari kamu ya.. Kakak lihat tadi, kamu habis marah dengan pacar kakak." tutur Renald.
"Iya kak." jawab anak kecil itu.
Mendengar percakapan yang dilakukan Renald membuat Renata lagi lagi mengaguminya. Adrian dan Renald adalah dua orang yang sangat berbeda. Adrian hanya bisa hangat kepada orang orang tertentu saja. Namun bukan berarti Adrian adalah orang jahat. Sedangkan Renald, ia bisa hangat kepada siapapun. Hanya saja dia bisa menjadi monster jika ada yang mengusiknya atau mengusik orang orang terdekatnya.
Anak kecil itu kemudian berdiri di samping. Renata dan kemudian menyodorkan tangannya. "Maafkan aku ya kakak cantik." ujar anak kecil itu. "Iya tidak apa dik. mungkin tadi suara kakak juga terlalu keras. Maafkan kakak juga ya." jawab Renata. Anak kecil itu kemudian berlari menjauh dari Renata dan Renald.
"Hei, tunggu apalagi! Ayo main. aku akan menemanimu disini." ujar Renald yang membuat Renata mengangguk.
Beberapa kali mencoba,, Renata gagal mendapatkan satu boneka. meskipun begitu, Renata tetap berusaha bermain mesin penjapit boneka itu.
"isshh! susah banget!!" ujar Renata yang kesal.
Sementara Renald yang sedari tadi menjadi saksi kegagalan Renata berusaha menyembunyikan tawanya.
"Minggir dulu. Awas!" ucap Renald dengan serius. Renata pun mengangkat satu alisnya saat melihat Renald yang sedikit sombong padanya.
"Udah, coba pilih satu boneka." imbuh Renald.
Renata kemudian memberi respon tak percaya dengan Renald. "Memangnya kamu bisa? yaudah boneka tung tung!'" ucap renata.
"Oke siaap tuan putri!" jawab Renald dengan percaya dirinya.
Renald kemudian dengan santai memainkan permainan mengambil boneka itu. Tak lama, sebuah boneka tung tung berhasil dikeluarkan olehnya.
"Gila juga orang ini."" ucap Renata yang merasa takjub dengan Renald.
"Gimana? hebat kan?" tanya Renald dengan bercanda. Mau tidak mau, Renata harus mengakuinya bahwa memang Renald bisa mengambil boneka itu hanya dengan sekali coba. "Ya ya ya" ujar Renata.
"Nih bonekanya!" ucap Renald dengan menyodorkan boneka tung tung.
"Terima kasih. Hihihi." jawab Renata.
Permainan tak berhenti disitu. Renata kemudian melangkah maju. Pandangannya tertuju pada permainan bola basket.
"Oke boleh!" ucap Renald yang faham kemauan Renata. Permainan Playzone pun berlanjut.