Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11. Berdebar
Ibu berteriak histeris saat melihat Zulaikha tidak sadarkan diri, begitu juga dengan Ayah yang panik melihat keadaan menantunya.
"cepat telpon Defin, Yah!" teriak Ibu yang saat ini tengah memegang kepala Zulaikha.
Bik Nem yang mendengar suara teriakan langsung berlari ke arah mereka, dia kaget saat melihat Zulaikha tidak sadarkan diri.
"mana Yah? mana Defin?" tanya Ibu yang sudah sangat khawatir.
"dia sedang menuju kemari," jawab Ayah.
"semua ini salahku Yah, semua ini salahku! Huhuhu," Ibu terisak saat menyadari kesalahan besar yang telah dia lakukan.
"sudahlah bu, yang lalu biarlah berlalu," ucap Ayah yang mencoba untuk menenangkan istrinya.
Tak lama, datanglah Defin dengan berlari ke arah mereka. Dia membulatkan matanya saat melihat sang istri sudah tegeletak di lantai.
"ada apa ini Bu? apa yang terjadi pada istriku?" tanya Defin sembari mengangkat tubuh Zulaikha dan membawanya ke dalam kamar.
Ayah segera menelpon Dokter pribadi untuk memeriksa kondisi Zulaikha, mereka semua merasa khawatir saat ini.
Defin membaringkan tubuh Zulaikha ke atas ranjang, lalu dia menarik selimut untuk menutupi tubuh sang istri.
"maafkan Ibu Zulaikha, maafkan Ibu, hiks," Ibu terus terisak karna merasa bersalah dengan Zulaikha, padahal dia adalah menantu yang sangat baik yang selalu menghormati dan menjaga perasaan semua orang.
Defin melihat ke arah sang Ibu dengan bingung, dia bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Tiba-tiba seorang Dokter masuk ke dalam kamar bersama dengan Ayah, Dokter itu langsung memeriksa kondisi Zulaikha dengan ditatap oleh semua orang.
Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, Doktee itu kembali membereskan peralatannya.
"bagaimana Dokter? bagaimana keadaan istriku?" tanya Defin, dia duduk disamping Zulaikha sembari menggenggam tangan sang istri.
"Ibu Zulaikha baik-baik saja Pak, beliau hanya sedang syok dan tertekan. Setelah cukup istirahat, maka beliau akan kembali pulih," jawab Dokter tersebut, kemudian Dokter itu meresepkan obat dan vitamin untuk Zulaikha.
Ayah mengantar Dokter itu keluar sedangkan Defin dan Ibu masih setia berada di ruangan itu, mereka menunggu Zulaikha membuka kedua matanya.
Defin mengelus pipi Zulaikha yang masih tampak pucat, wajahnya terlihat sangat tenang jika tidur seperti itu.
"Defin, ibu ingin bicara padamu!" ucap Ibu dengan nada sedikit ketus, dia beranjak dari ranjang menuju sofa yang ada disudut kamar.
"ada apa Bu? sebenarnya apa yang terjadi sampai Zulaikha jadi seperti ini?" tanyanya tanpa beranjak dari sisi sang istri.
"kau tanya Ibu apa yang terjadi? seharusnya ibu yang bertanya padamu! apa yang telah kau dan wanita itu lakukan pada menantuku?" geram Ibu, matanya memancarkan amarah yang sangat besar dalam hatinya.
"apa maksud Ibu, aku tidak-"
"Zulaikha ingin bercerai denganmu!"
Deg, dada Defin terasa sesak saat mendengar apa yang Ibunya ucapkan. Dia melihat ke arah Zulaikha yang masih terlelap, lalu dia kembali melihat ke arah sang Ibu yang sudah terisak.
"Kau benar-benar manusia berhati batu, Defin. Wanita sebaik Zulaikha kau sia-siakan, dan kau malah memilih wanita seperti dia. Kau membuang berlian dan malah memungut kerikil tajam. Suatu saat nanti, kau akan menyesal Defin. Kau akan sangat menyesal." Ibu bangun dan langsung pergi meninggalkan Defin yang saat ini mematung di tempatnya.
Tanpa mereka sadari, air mata menetes dari sudut mata Zulaikha yang mendengar seluruh ucapan Ibu dan juga suaminya. Dia yang sudah sadar saat Ibu ingin bicara pada Defin memilih untuk tidak membuka matanya, dia ingin mendengar apa yang mereka ucapkan.
Defin masih terdiam dengan kepala tertunduk ke bawah, dia tidak tau perasaan apa yang sedang dia rasakan saat ini. Namun hatinya terasa sangat sakit saat mendengar kalau Zulaikha ingin bercerai darinya.
Zulaikha membuka kedua matanya, dia melirik ke arah Defin yang saat ini sedang membelakanginya. Zulaikha mengusap air mata yang tadi berhasil lolos dari sudut matanya, kemudian dia beranjak bangun dan membuat Defin langsung membalikkan tubuhnya.
"kau sudah sadar?" tanya Defin yang merasakan gerakan Zulaikha sehingga dia langsung berbalik untuk melihatnya.
Zulaikha hanya menganggukkan kepala seraya mengambil air minum yang ada di atas meja. Defin yang melihat itu langsung mengambirkan air untuknya, lalu dia memberikan air itu pada Zulaikha.
"terima kasih," ucap Zulaikha seraya meminum air itu sampai kandas tak bersisa.
"bagaimana keadaanmu? apa semua baik-baik saja?" tanya Defin, dari raut wajahnya dapat dilihat kalau saat ini dia sangat mengkhawatirkan keadaan Zulaikha.
"alhamdulillah, Allah masih memberikan kesehatan padaku," ucap Zulaikha sembari turun dari ranjang.
"kamu mau ke mana?" tanya Defin yang saat ini memegang bahu wanita itu.
Zulaikha segera menyingkirkan tangan yang bertengger dibahunya membuat Defin sedikit kaget, dengan perlahan Zulaikha mencoba untuk turun dari ranjang.
Zulaikha yang masih lemas tergelincir saat menapakkan kakinya ke lantai, namun dengan sigap Defin langsung menangkapnya dan membuat tubuh Zulaikha mendarat sempurna di atas tubuhnya.
Deg, deg, deg debaran jantung keduanya saling bersahut-sahutan dengan pandangan mata yang seolah terkunci dan tidak dapat melihat ke arah lain.
Defin memperhatikan garis wajah Zulaikha yang memang sangat cantik dan anggun, matanya yang bulat dengan bulu mata yang pangjang membuat wajah Zulaikha tampak menggemaskan.
Mata Defin beralih ke bibir Zulaikha yang berwarna merah alami, wanita itu memang tidak pernah menghias wajahnya.
Perlahan Defin memajukan wajahnya untuk mencium bibir Zulaikha yang benar-benar sangat menggoda, dia ingat rasa manis bibir itu karna memang dia pernah sekali menciumnya.
Zulaikha yang menyadari kalau wajah mereka sangat dekat langsung beranjak bangun membuat Defin menelan kekecewaannya, lelaki itu lantas bergeser sedikit untuk memberi jarak aman.
"kau baru sadar, jadi lebih baik istirahat saja," ucap Defin tanpa melihat ke arah wanita itu.
Zulaikha hanya menganggukkan kepalanya, dia memilih untuk menelpon Syifa agar segera datang ke tempat itu.
"Syifa, jemput Mbak ya!" ucapnya setelah Syifa mengangkat panggilan telponnya.
"oke Mbak," jawab Syifa disebrang telpon. Zulaikha segera mematikan panggilan itu saat sudah mengucap salam.
"kenapa harus dijemput? kan ada aku," ucap Defin yang merasa tersinggung dengan apa yang Aleta lakukan.
"tidak perlu, Mas! terima kasih," tolak Zulaikha, dia kembali berbaring dan memejamkan mata agar Defin keluar dari kamar itu.
Defin yang memang tau kalau Zulaikha tidak mau diganggu memilih untuk keluar, dia melangkahkan kakinya dengan gontai seakan-akan sedang memikul beban beratnya di pundaknya.
Zulaikha kembali membuka mata saat melihat suaminya sudah keluar, dia menghembuskan napas pelan seraya memikirkan apa yang terjadi.
"Ya Allah, kuatkan lah hatiku dalam menjalani setiap cobaan dariMU," gumamnya sembari kembali meneteskan air mata.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!