NovelToon NovelToon
Bellaric

Bellaric

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: LidyaMin

Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.

"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.

"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."

"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.

"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."

Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.

"Bellaric?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bad Mood

"Eric tampan pulang." Seru Eric masuk kedalam rumah.

"Bisa gak sih gak usah teriak-teriak kaya toa mesjid aja." Edo keluar kamar lalu duduk di sebelah papa nya.

"Masalah buat lo." Eric mencibir kakaknya.

"Pah, mama mana?" Papa Eric hanya membalas dengan menunjuk dengan dagu nya.

Eric menaruh tasnya di atas meja makan lalu berjalan ke arah dapur.

"Mama, Eric lapar." Ucap Eric manja sambil menggosokkan hidungnya di punggung mama nya.

"Ya Tuhan Eric." Mama Eric memukul pelan lengan Eric karena terkejut dan mengelus dadanya. "Kalau mama jantungan gimana? Bikin kaget aja."

Eric hanya tersenyum dan mencium pipi mama nya.

"Ganti baju sana terus mandi. Masakan mama belum selesai." Ucap mama nya sambil mengaduk masakannya.

"Ay! Ay! Captain." Kata Eric menaruh tangan kanannya di dahi memberi hormat pada mama nya.

Mama Eric menggelengkan kepalanya melihat kelakuan konyol putra bungsunya.

.

.

.

Usai makan malam, Eric kembali ke kamarnya. Dia mengambil ponselnya dan membuka chat grup whatsapp dan tertawa nyaring menggema dalam kamarnya. Dia membaca isi chat grup kelasnya. Yang di bahas semua tidak penting dan receh.

Bersyukur tidak ada satupun guru yang join di grup kelas mereka. Kalau ada, sudah di pastikan mereka semua akan di hukum. Saat dia ingin menyimpan ponselnya tiba-tiba satu pesan masuk ke ponselnya.

David:

Lo dimana? Kumpul kuy.

 

:Eric Raharsya

Gue dirumah. Mager gue.

 

David:

Dasar lo anak mami.

 

:Eric Raharsya

Serah lo dah

 

Eric kemudian membaringkan tubuhnya dan menaruh ponselnya di sebelah bantalnya. Lambat laun akhirnya matanya terpejam menjemput alam mimpinya.

***

Suara dentuman musik terasa memekakkan telinga. Tapi tidak membuat orang-orang di dalamnya menjauh. Mereka malah semakin di hanyutkan dan meliuk-liukan tubuh mereka di lantai dansa.

Daniel, Ardi, dan David sedang berkumpul saat ini di sebuah ruang VVIP di klub tersebut. Seorang pelayan datang membawa minuman pesanan mereka.

"Lo sudah hubungin Eric?" Tanya Ardi pada David.

"Sudah. Dia malas katanya." Kata David sambil menuangkan minuman kemudian meneguknya.

"Lo kaya kagak tau dia aja. Dia kalau ada mama nya di rumah, dia gak bakal kemana-mana. Dia maunya cuman bermanja sama mama nya." Ucap Daniel.

"Eh eh gue heran deh." Kata Ardi.

"Kenapa?"

"Lo pada kagak aneh apa melihat Eric sama Bella gak pernah akur."

"Entahlah. Gue malah senang lihat mereka kayak gitu. Lucu tau." Ucap David sambil tertawa.

"Padahal Bella itu cantik."

Daniel mengangguk setuju sambil memberi jempolnya ke atas ke arah Ardi.

"Bener kata lo. Coba dia rubah penampilannya jadi feminim, gue yakin banyak yang naksir ama dia."

Malam itu mereka habiskan di klub. Hanya mereka bertiga. Sambil menikmati minuman beralkohol yang sudah menjadi favorit mereka setiap kali datang ke klub.

***

Pagi ini Eric bangun dengan semangat. Pasalnya mama nya akan membuat nasi goreng special kesukaannya. Biasanya dia selalu di bangunkan mama nya. Tapi tidak kali ini. Dia bergegas bangun dari tempat tidur dan mandi. Setelah semuanya siap dia mengambil tasnya dan turun ke bawah.

"Pagi mah, Eric tampan datang." Sapa Eric dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Tidak lupa dia memberikan kecupan selamat pagi untuk mama nya tercinta.

"Masih tampan gue juga." Celetuk Edo

"Masih tampan gue dari lo bedua." Eno juga menimpali sambil mencomot roti di atas meja lalu duduk di sebelah Edo.

"Hooekk." Eric dan Edo pura-pura muntah mendengar perkataan Eno yang kemudian di akhiri dengan tawa.

"Kalian ini setiap pagi ada-ada aja ulahnya." Mama nya hanya menggelengkan kepala melihat bagaimana serunya setiap pagi mereka di warnai dengan tingkah konyol anak-anaknya.

"Papa mana mah?" Tanya Eno yang heran karena tidak biasanya papa mereka tidak sarapan bersama.

"Papa lagi gak enak badan. Tadi sudah mama panggil dokter Fadli untuk datang kesini." Ucap mama Eric sambil menyiapkan sarapan untuk ketiga putranya.

Selesai sarapan Eric dan kedua kakaknya menjenguk papa mereka yang sedang sakit di kamar. Setelah itu mereka pergi ke tujuan mereka masing-masing.

.

.

.

Eric baru sampai sekolahnya. Ketika dia keluar dari mobil hendak menutup pintunya, muka Eric berubah kesal. Karena mobilnya ternyata berada di samping mobil Bella.

"Lihat mobilnya aja gue kesal. Apa lagi lihat pemiliknya." Eric menendang ban mobil Bella sambil menggerutu tidak jelas.

"Aaaauuuu." Ringis Eric karena merasa kakinya sakit setelah menendang ban mobil Bella.

"Dasar! Mobil sama pemiliknya sama-sama bikin bad mood." Gerutu Eric sambil melangkahkan kakinya menuju kelas.

Sampai di kelas dia langsung mengambil tempatnya di sebelah David.

"Lo kenapa? Pagi-pagi muka kaya baju gak di setrika." Ledek Ardi.

Eric hanya mendengus kesal mendengar ledekan Ardi.

Bel tanda masuk berbunyi. Tidak lama muncul Pak Nicko guru fisika yang paling di takuti oleh seluruh murid. Tak terkecuali Eric, Daniel, David, dan Ardi.

Saat beliau masuk suasana kelas yang tadinya riuh seketika hening. Ibarat kertas jatuh mungkin suaranya akan terdengar.

Sebelum memulai pelajarannya, seperti biasa Pak Nicko akan melihat satu persatu siswanya dari balik kacamata minus nya. Matanya memindai apabila dia dapati siswa melanggar aturan kelasnya, siap-siap menerima hukuman berat darinya. Tidak peduli dia perempuan.

Setelah yakin kalau semua sudah taat dan tertib, Pak Nicko memulai pelajarannya dengan menjelaskan materi dari A sampai Z. Di akhir pelajaran beliau memberi tugas kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari dua orang siswa.

Sialnya Eric satu kelompok dengan Bella. Sehingga Eric melayangkan protesnya pada Pak Nicko.

"Pak, saya boleh usul. Saya tidak mau satu kelompok dengan Bella." Ujar Eric sambil menatap tidak suka ke arah Bella.

"Usul saya terima. Tapi nilai fisika kamu nol." Ujar Pak Nicko tegas.

"Tapi Pak–." Lanjut Eric.

"Terima atau nol." Pak Nicko memberikan pilihan yang mutlak harus di terima.

"Baik Pak saya terima." Ujar Eric dengan lesu.

Terdengar suara kekehan mengejek Eric dari ujung kelas. Siapa lagi kalau bukan Bella. Membuat Eric semakin ingin memusnahkan Bella dari dunia ini.

"Lo harusnya bersyukur bisa satu kelompok sama Bella." Bisik Daniel.

Eric memalingkan wajahnya ke samping dan melototkan matanya pada Daniel.

"Kenapa? Yang gue bilang gak salah. Lo tau sendiri Bella paling jago fisika di kelas kita." Ucap Daniel jaga-jaga takut dapat serangan dari Eric dengan menjauhkan sedikit dirinya ke belakang Ardi.

"Gue tunggu lo di rumah gue besok jam 3 sore." Ucap Bella yang tiba-tiba muncul di depan mereka.

"Emang lo siapa seenaknya lo nyuruh gue." Ujar Eric tidak terima.

"Ya terserah elo. Kalo gue sih gak masalah lo datang apa gak. Karena gue bisa pastikan yang bakal rugi elo bukan gue." Setelah mengatakannya Bella langsung pergi dari sana menuju kantin sambil senyum mengejek Eric.

"Dia benar-benar bikin gue jadi muak liat muka dia." Eric menghempaskan tasnya ke atas meja.

"Ya Gusti!" David terjengkang ke belakang karena kaget. Hingga membuat Ardi dan Daniel tertawa terbahak.

David bangkit berdiri dan kembali duduk di kursi sambil melototkan matanya ke arah Daniel dan Ardi yang menertawakannya.

***

Eric sudah rapi dengan pakaian casualnya dengan menenteng tas di bahunya. Sesuai dengan kata-kata Bella kemarin, dengan sangat terpaksa Eric harus datang mengerjakan tugas fisika ke rumah Bella.

"Kamu mau kemana sayang?" Kebetulan mama Eric keluar dari kamar kala melihat putra bungsunya sudah hampir berada di ambang pintu.

"Eric kerja kelompok dulu ma di rumah temen." Ujar Eric yang seketika berbalik untuk salim dengan mama nya.

"Eric pergi dulu ma."

"Hati-hati di jalan." Pesan mama nya.

Di dalam mobil Eric berkirim pesan pada Bella untuk meminta alamat rumahnya. Setelah mendapat balasan, Eric melajukan mobilnya.

.

.

.

"Gue kira lo gak bakal datang." Ucap Bella sambil tersenyum miring kala membuka pintu rumahnya untuk Eric.

"Gak usah mulai deh. Gue malas debat sama lo." Ujar Eric dengan wajah malasnya.

"Tapi gue suka debat sama lo." Kata Bella sambil menaik turunkan alisnya.

Eric hanya memutar bola matanya malas. Dia sungguh malas berdebat dengan cewek bar-bar menurut Eric. Apalagi dia sekarang berada di rumahnya. Lebih baik cari aman, pikir Eric.

"Lo duduk aja dulu. Gue ke belakang bentar." Bella meninggalkan Eric di ruang tamu. Dia ke dapur untuk membuat minuman dan menyiapkan cake yang barusan selesai dia buat sebelum Eric datang.

Sambil menunggu Bella datang, mata Eric menjelajahi setiap sudut rumah Bella di ruang tamu. Rumah Bella sangat nyaman dan bersih. Sama seperti di rumah nya, pikir Eric.

Dia melihat beberapa foto yang terpajang di sana. Dan yang menarik perhatian Eric adalah foto Bella memakai baju karate dengan sabuk hitam sambil memegang medali emas di tangan kanannya dan tersenyum.

"Cantik." Gumam Eric tanpa sadar.

Dia tidak menyangka kalau Bella jago bela diri. Pantas saja dia jadi cewek tomboy, pikir Eric lagi.

"Ekhem."

Dehem seseorang di belakang Eric. Dia pun menoleh dan mendapati Bella sedang berdiri di belakangnya sambil membawa minuman dan juga kue di tangannya.

"Yang asli lebih cantik dari pada di foto." Ujar Bella dengan pede nya.

Sontak membuat Eric tertawa mendengar kepedean Bella dan menoyor dahi Bella pelan.

"Masih cantikan kucing gue di rumah dari pada elo." Kata Eric tersenyum mengejek.

"Serah lo Bambank." Kata Bella malas.

"Iya dong Munorah." Eric membalas perkataan Bella.

Keduanya saling pandang dan melotot karena kesal dengan panggilan nama masing-masing yang tiba-tiba muncul di kepala mereka.

"Ini jadi ga ngerjain tugasnya?" Tanya Eric

"Soal kita bagi jadi dua. Soal ada 10. Artinya masing-masing kita ngerjain 5 soal. Setelah itu kita cek ulang hasil jawabannya."

Eric mulai mengerjakan soal yang menjadi bagiannya sesuai dengan contoh di bukunya. Soal kali ini cukup sulit bagi Eric karena membahas tentang gelombang mekanik, gelombang bunyi, dan optik fisis.

"Ah Gue capek." Ujar Eric menghempaskan pulpen di atas bukunya.

"Minum dulu. Kuenya juga di makan. Tadi gue sempetin bikin buat lo." Kata Bella tanpa mengalihkan atensi dari soal yang di kerjakannya.

Sambil menikmati minumannya, Eric memperhatikan Bella yang sedang fokus mengerjakan soal. Tiba-tiba saja Bella menghentikan aktivitasnya kala merasakan ujung bibirnya di sentuh oleh jari telunjuk milik Eric.

Deg

🌼🌼🌼🌼🌼

Gimana menurut kalian guys???

Masih mau lanjut???😊

1
Ta..h
kocak juga nih temen temennya dev 😅😅
Ta..h
nah pertanyaan bella itu gong nya erik.
Ta..h
so sweet 🥰🥰 banget banget sih.
Ta..h
ko gemess ya 😅😅
Ta..h
udah dandan abis abisan senyum senyum g jelas malah gagal ketemu ya ric 😅😅.
Ta..h
berarti eric sebetulnya udah jatuh cinta sama bella.
Asri Indah Nur 'Aini
berarti secara ga langsung semua masalah datengnya dari Ardi, mulai dari yang terjadi antara Daniel sama Rara maupun yang terjadi antara Clara dan Eric. tapi bagus deh Eric bisa bersatu sama Bella, daripada sama Clara munafik
Magda lena
Luar biasa
Gaulisia
baca yang kedua kalinya💃💃
Deistya Nur
keren, semangat terus thor 👍💪
Farida Deka
Luar biasa
Tiwik Firdaus
masih gagal aja erik kamu belum berhasil membobol gawang dan mencetaknya
Alejandra
Kalau dicerita Daniel seolah" Erick sangat mencintai Clara dan melupakan Bella begitu saja ...
Ester Abidano
great novel
Ester Abidano
great story
Arni Khayanti
Cakeepp mmng itu yg harus dilakukan blokir Daniel, David apalg Clara n Ardi itu juga akan saya lakukan.
Arni Khayanti
Daniel, David n ardi sahabat yg harus ditinggalkan itu kalau saya
Arni Khayanti
jgn percaya sahabat baik laki or perempuan 😂
Arni Khayanti
ditikung sahabat
Mita Karolina
Cerita jane dan David di sebelah mana thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!