Di saat kedua sahabatnya telah menikah, Davin masih saja setia pada status jomblonya. hingga pada suatu malam ia menghadiri perayaan adik perempuannya di sebuah hotel. perayaan atas kelulusan adik perempuannya yang resmi menyandang gelar sarjana. Tapi siapa sangka malam itu terjadi accident yang berada diluar kendali Davin, pria itu secara sadar meniduri rekan seangkatan adiknya, dan gadis itu tak lain adalah adik kandung dari sahabat baiknya, Arga Brahmana. sehingga mau tak mau Davin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi, Faradila.
Akankah pernikahan yang disebabkan oleh one night stand tersebut bisa bertahan atau justru berakhir begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2.
"Dila...." Rifa terkejut melihat Dila keluar dari kamar hotel tempat kakaknya menginap semalam. Pantas saja ia tidak menemukan keberadaan Dila di kamarnya semalam. Mungkinkah Dila salah kamar? Pertanyaan itu tiba-tiba terbesit di hati Rifa.
Dila hanya menatap sejenak pada Rifa kemudian kembali melanjutkan langkahnya.
"Dila tunggu!." Rifa menyusul langkah tergesa Dila.
"Are you Ok?." Melihat situasi serta penampilan Dila saat ini rasanya pertanyaan Rifa kurang tepat, namun Rifa tetap saja bertanya demikian mengingat semalam ia yang meminta Dila berisitirahat di kamarnya.
Rifa mengalihkan pandangan ke sumber suara langkah kaki yang mendekat ke arah mereka.
"Mas Davin?." Untungnya sebelum menyusul Dila, Davin tak lupa mengenakan kaosnya, jika tidak, pastinya Rifa akan semakin berpikir yang bukan-bukan. Walaupun faktanya saat ini Rifa sudah berpikir ke arah sana.
Menyadari kedatangan Davin, Dila lantas mempercepat langkahnya dan segera memasuki lift.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi, mas? Kenapa pagi ini Dila bisa keluar dari kamar mas Davin?." Tanpa basa-basi Rifa langsung melontarkan pertanyaan yang mampu membuat Davin meneguk ludah mendengarnya.
"Jangan katakan semalam kalian tidur bersama?." Tebak Rifa saat melihat reaksi Davin.
Davin sontak meraup wajahnya. "Mas juga tidak tahu kenapa Dila tiba-tiba bisa berada di dalam kamar mas, Rifa." jujur Davin. Davin lanjut menceritakan kondisinya semalam pada adiknya, di mana ia tiba-tiba merasa pusing dan tubuhnya pun terasa panas usai meneguk minuman bersoda yang diberikan oleh pelayan hotel.
Rifa diam sejenak, mencoba memutar memorinya untuk mengingat kejadian di acara perayaan semalam. Satu persatu kejadian coba diingat oleh Rifa, hingga gadis itu berhasil mengingat satu kejadian di mana ia tidak sengaja melihat sosok wanita cantik yang menurutnya cukup mencurigakan. Pasalnya, gadis itu tertangkap basah Olehnya terus memandang pada Davin di beberapa kesempatan. Dan yang lebih memancing kecurigaan di hati Rifa, wanita itu bukan termasuk di antara alumni seangkatannya.
"Semalam aku melihat ada seorang wanita yang terus menatap ke arah mas Davin, tapi aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya." Rifa pun menceritakan kecurigaannya terhadap seseorang kepada Davin.
"Semalam aku juga sempat melihatnya mengobrol cukup lama dengan salah seorang pelayan hotel." imbuh Rifa.
"Siapa wanita itu sebenarnya? Apakah benar semalam dia yang telah memerintahkan pelayan hotel memasukkan sesuatu ke dalam minumanku? Kalau pun benar, apa tujuannya sebenarnya?." dalam hati Davin bertanya-tanya, mengingat selama ini ia nyaris tidak memiliki musuh.
Sesaat kemudian, Davin kembali fokus pada Dila, mengingat gadis itu sudah kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya akibat perbuatannya. Davin tak lagi memperdulikan siapa wanita yang dimaksud oleh Rifa, dan tak lagi peduli dengan niat dan tujuannya. Bagi Davin yang terpenting sekarang adalah mencari solusi untuk permasalahan antara dirinya dan adik dari sahabat baiknya itu. Davin sudah bisa membayangkan bagaimana murkanya Arga jika tahu apa yang terjadi pada adik perempuannya. Jujur, sebagai seorang pria, Davin tidak merasa takut sedikitpun jika memang dirinya harus menghadapi kemurkaan Arga, namun yang ditakutkan oleh Davin adalah apa yang telah dilakukannya pada Dila berbalik pada adik perempuannya, Rifa. Itulah alasan Davin bersikeras ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Dila.
"Mas pergi dulu!." Davin berlalu meninggalkan Rifa yang masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada kakaknya itu dan Dila.
Saking penasarannya, Rifa mengayunkan langkah memasuki kamar hotel tempat kakaknya menginap semalam. Jantung Rifa seperti berhenti berdetak saat menyingkirkan selimut yang menutupi tempat tidur. Nampak bercak da-rah di sana. Bercak da-rah yang diyakini oleh Rifa adalah milik Dila, bukti kesucian gadis itu.
"Ya Tuhan...." Dila sampai membekap mulutnya dengan telapak tangannya. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya yang kini ada di posisi Dila. Saat ini Dila pasti merasakan kesedihan sekaligus tertekan oleh keadaan.
Tak lama berselang, Davin kembali lagi ke kamar hotel, rupanya pria itu tidak berhasil menemukan keberadaan Dila ketika menyusulnya.
"Kamu jangan khawatir, mas pasti akan bertanggung jawab." Tutur Davin melihat wajah syok Rifa. Ia yakin adiknya itu pasti sudah melihat bekas percin-taan antara dirinya dan Dila semalam.
"Memang sudah seharusnya seperti itu, mas." balas Rifa.
"Tapi yang jadi masalah_." Davin tak menuntaskan kalimatnya.
"Apalagi masalahnya, mas?." desak Rifa.
"Dila menolak pertanggungjawaban dari mas, Rifa." sambung Davin.
"Mas tidak boleh diam saja, bagaimanapun caranya mas harus tetap bertanggung jawab dengan menikahi Dila." Desak Rifa. gadis itu membayangkan bagaimana jika dirinya yang ada di posisi Dila, ia pasti tidak akan sanggup lagi melanjutkan hidup, maka dari itu Rifa mendesak Kakaknya itu untuk bertanggung jawab atas perbuatannya pada Dila. Ya, meskipun tanpa desakan dari Rifa sekalipun, Davin sebenarnya akan tetap bertanggung jawab. Pria itu masih memikirkan cara untuk meyakinkan Dila agar bersedia menerima pertangungjawaban darinya.
"Apa sebaiknya aku berterus terang saja pada Arga?." Batin Davin. Jika sudah memutuskan berterus terang pada Arga tentunya Davin harus mempersiapkan diri untuk menerima konsekuensinya, termasuk menerima amukan dari sahabat baiknya tersebut. Ya, siapapun pasti akan marah bahkan mungkin akan mengamuk jika ada seorang pria mengaku dihadapannya telah merenggut kesu-cian adik perempuannya.
Davin sudah bulat dengan keputusannya untuk mengakui kesalahannya dihadapan Arga, dan meminta Arga untuk membantunya meyakini Dila menerima pertangungjawaban darinya. Davin akan mencari waktu yang tepat untuk mengakui semuanya dihadapan Arga.
*
"Kamu dari mana saja, Dila? Kenapa semalam ponsel kamu tidak dapat dihubungi?." Baru saja tiba di rumah, Dila sudah ditodong oleh pertanyaan Arga.
"Semalam Dila menginap di rumah teman, mas." Meskipun yakin kebohongannya hari ini pasti akan menimbulkan kebohongan yang lainnya di kemudian hari nanti, Dila tetap tidak akan pernah menceritakan yang sebenarnya pada sang kakak. Dila kenal betul dengan watak dan sifat kakaknya itu. Jika Arga sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, Arga pasti akan menghajar Davin tanpa peduli jika pria itu adalah sahabat baiknya.
"Benarkah?." Arga menatap menyelidik.
"Benar, mas. lagian mana mungkin Dila berani bohong pada mas Arga." Dila berusaha tetap tenang untuk mendapatkan kepercayaan dari Arga. Untungnya Arga percaya pada semua perkataan Dila. Buktinya, pria itu meminta Dila untuk segera kembali ke kamarnya, sebelum sesaat kemudian berangkat ke kantor.
Setelah mengantarkan sang suami hingga ke depan, Margin kembali ke kamarnya. Di tengah anak tangga, ia berpapasan dengan Dila yang kebetulan tengah menuruni anak tangga dari kamarnya. Margin merasa ada yang berbeda dengan sikap adik iparnya tersebut.
"Are you Ok?." Pertanyaan Margin mampu membuat Dila salah tingkah, akan tetapi Dila secepatnya mengendalikan diri dan kembali bersikap seperti biasa.
"Aku baik-baik saja, kakak ipar."
Entah mengapa Margin tak yakin dengan Jawaban Dila, Ia justru merasa saat ini adik iparnya tersebut tengah menyembunyikan sesuatu.
akibat iri,hampir hilang masa depan kan...
Davin ayo selidiki siapa yang melaporkan kalau Dila ada di dalam kamar mu??? bisa dilaporkan balik lho atas pencemaran nama baik,atau gak di kasi sanksi dikantor...
tanpa menncari fau siapa pasangan Davin
dan Dilla
tp siaapp2 yaa ujungnya kmu yg maluuu
semangaaatttt
kenapa harus tunggu konferensi pers dulu?? rasa nya untuk itu tidak di perlukan