Aisha seorang yatim piatu setelah orang tuanya meninggal keluarga sahabat orang tuanya menjemputnya dan merawatnya. Untuk mewujudkan janji kepada mendiang orang tua Aisha Lena dan Toni menikahkan Aisha dengan putranya bernama Refan. Meskipun mereka tau putranya tidak menyukai Aisha namun mereka yakin seiiring berjalannya waktu cinta akan tumbuh dengan sendirinya. Namun mereka salah, meskipun Aisha sangat mencintai Refan tapi sifat dan perlakuan dingin Refan justru malah membuat Aisha tersiksa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BbyShaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAMU MENYAKITIKU
Tak terasa sudah 2 tahun mereka menikah namun sikap Refan terhadap Aisha tetap sama, bahkan setelah memutuskan untuk pisah rumah dengan orangtuanya Refan semakin tidak memperdulikan Aisha dan semakin mengabaikan Aisha membuatnya sangat kesepian.
Meskipun kesepian Aisha tidak berniat pergi kemanapun karena mengingat kejadian sebulan lalu saat ia merasa bosan dan ia menyetujui ajakan Mesa dan Lisa untuk cari hiburan mereka mengajaknya ke bar dan tanpa sengaja bertemu dengan Refan sehingga Refan menyakitinya dan menyiksanya malam itu.
Aisha mengingat kejadian sebulan lalu dengan menitihkan airmatanya.
FLASHBACK ON,
“Kakak ipar sudah ga usah dipikirkan kakakku yang bodoh itu, lebih baik kita have fun malam ini” ucap Mesa.
“Benar kata Mesa, tenang saja kamu ga sendiri selalu ada kami bersamamu” ucap Lisa.
“Nona ini para pria terbaik di bar kami” ucap bos pemilik bar memperkenalkan beberapa pria pada Aisha, Mesa, dan Lisa.
“Semua ganteng dan tinggi, biarkan mereka semua disini. Biar mereka membuat kakak iparku bahagia malam ini” ucap Mesa sedikit mabok.
Meskipun Aisha menolak tapi kedua sahabatnya selalu memaksanya sehingga dia menurut saja dan mulai mengikuti suasana, mereka bersenang\-senang minum\-minum bernyanyi dan menari.
Tanpa mereka sadari asisten Refan melihatnya dan melaporkannya pada Refan yang berada di ruangan sebelah, merasa geram Refan pun beranjak dan menyeret Aisha pulang.
“Sudah puas bersenang\-senangnya?” Ucap dingin Refan.
“Ehh kamu kenapa mirip sama kakak bodohku itu” ucap Mesa mabuk.
“Leo urus mereka” ucap Refan pada asistennya dan menarik Aisha pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sesampainya dirumah Refan melemparkannya Aisha ke atas kasur.
“Apa kamu begitu tidak tahan ingin disentuh laki\-laki sampai kamu mencari banyak pria untuk melayanimu” marah Refan.
“Kamu dalah paham mereka yang membawaku karena mereka pikir aku bosan dirumah” jawab Aisha memalingkan wajahnya.
“Kamu bisa menolak kan, ingat posisimu kamu sudah menikah dan kamu nyonya Arsenio jaga sikap” emosi Refan.
“Aku sudah menolaknya tapi…” ucap Aisha terhenti.
“Tapi apa haa? Kalau kamu memang sudah tidak tahan di sentuh pria aku bisa mengabulkannya untukmu” bentak Refan.
“Tidak Refan kamu salah paham” ucap Aisha sedikit keras.
“Oh berani melawan sekarang ya, akan ku puaskan kamu malam ini ” ucap Refan mendekati Aisha.
“Kamu mau apa?” Tanya Aisha sedikit mundur.
“Aku hanya ingin mengabulkan keinginanmu” ucap Refan tanpa aba\-aba mencium dan melimat bibir Aisha dengan kasar.
Meskipun mencoba berontak namun tenaga Aisha kalah dengan Refan sehingga Aisha memilih pasrah dengan perlakuan Refan.
Malam itu menjadi malam pertama mereka melakukan hubungan suami istri dan malam penyebab perubahan sikap Aisha.
Pagi harinya Aisha terbangun dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya, ia benar\-benar tidak menyangka Refan menyiksanya semalaman bahkan saat dia sudah mengatakan lelah dan tak sanggup Refan tidak menghentikannya sedikitpun.
Dengan tubuh yang terasa remuk Aisha merjalan menuju kamar mandi dan merendam dirinya di air dingin dengan menangis lirih.
Refan yang melihat noda darah diatas seprai membuatnya merasa bersalah.
\(Ini pertama kalinya dia melakukan hubungan, apa aku terlalu menyakitinya\) batin Refan beranjak dari ranjangnya.
“Wang Ma ganti seprai kamar, bawakan sarapan ke kamar dan buatkan sup pereda nyeri” ucap Refan sebelum pergi ke Perusahaan.
\(Tuan ini meskipun terlihat dingin dan kasar tapi masih ada sedikit rasa peduli pada nyonya\) batin Wang ma.
“Nyonya sudah selesai mandi?” Ucap Wangma melihat Aisha keluar dari kamar mandi.
“Hmmm” dehem Aisha melihat kasur yang sudah rapi bahkan seprainya sudah di ganti.
“Oh ya nyonya, ini sarapan anda dan sup pereda nyeri untuk anda” ucap Wang ma menunjuk meja kecil.
“Terima kasih” ucap Aisha.
“Ya sudah kalau begitu saya undur diri dulu , jika perlu apa\-apa lagi panggil saya saja nyonya” ucap wang ma.
“Baik” ucap Aisha.
\(Kenapa dalam semalam sikap nyonya berubah seperti ini, apa yang terjadi\) batin wang ma menggeleng dan meninggalkan kamar.
FLASHBACK OFF.
“Nyonya, apa nyonya sedang bosan? Apa ingin saya temani berjalan\-jalan sekitar kompleks” ucap Wang Ma melihat Aisha meletakkan buku di tangannya.
“Tidak perlu, bawakan aku cemilan saja ke kamarku” ucap Aisha beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya.
“Nyonya sungguh kasihan dulu dia adalah seorang gadis yang ceria dan selalu tersenyum tapi kini dia berubah menjadi kaku, dingin dan tidak pernah tersenyum lagi” lirih Wang Ma menatap punggung Aisha menaiki tangga.
“Nyonya ingin makan malam apa?” Tanya wang ma setelah meletakkan cemilan di depan Aisha.
“Apa tuan akan pulang malam ini?” Bukan menjawab tapi balik bertanya.
“Sepertinya tidak pulang nyonya” jawab wang ma.
“Benar juga setelah kejadian itu dia tidak pulang” lirih Aisha yang memang sejak kejadian sebulan lalu Refan tidak pernah pulang.
“Jika begitu tidak perlu membuat makan malam, aku tidak ingin makan” lanjut Aisha.
“Tapi nyonya kalau anda tidak makan nanti akan sakit” ucap wang ma.
“Tidak akan, lakukan pekerjaanmu saja” ucap Aisha.
Wang ma pun pergi meninggalkan Aisha sendiri, setelah kepergian wang ma Aisha membuka laptopnya dan sejenak sibuk mengetik dan memandangi layar laptopnya.
Setelah menutup dan meletakkan laptopnya Aisha menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya dan bersiap tidur.
Ke esokan harinya karena merasa bosan Aisha memutuskan untuk pergi ke cafe bersama kedua sahabatnya.
“Nyonya anda akan kemana?” Tanya wang ma melihat Aisha.
“Jika tuan bertanya jawab saja aku ke cafe bersama mesa dan Lisa” jawab Aisha berlalu, ia tau Refan tidak pernah pulang tapi Refan selalu menanyakannya pada wang ma.
Setelah sampai di cafe dan memesan menunya Aisha menghubungi kedua sahabatnya di grup percakapan mereka.
‘Kalian dimana’ pesan Aisha.
‘Kami baru selesai kelas, akan segera kesana’ balas Lisa.
‘Sabar ya tunggu kami’ balas Mesa.
‘Baiklah aku sudah di cafe’ balas Aisha.
Ya Mesa dan Lisa masih kuliah sedangkan Aisha berhenti kuliah sejak menikah karena ingin fokus dengan pernikahannya.
\(Semua sudah terjadi tidak mungkin bisa di ulang kembali\) batin Aisha tersenyum meletakkan ponselnya di meja dan meraih gelas minumannya.
\(Aku pikir setelah menikah dan hidup bersama dia akan berubah dan bisa mencintaiku dan memperlakukanku dengan baik seperti saat kita masih kecil, tapi ternyata dia memang benar\-benar berubah dan tidak mungkin kembali\) batin Aisha menyedot minumannya sambil melamun.
“Jangan melamun nanti tersedak kamu” ucap Lisa dan Mesa yang baru datang.
“Kalian sudah datang” ucap Aisha.
Mereka pun mengobrol dan sesekali bercanda, melihat Aisha tersenyum dan tertawa bersama mereka itu membuat mereka sangat bahagia hingga tiba\-tiba.
‘Huekk..huekkk’
Aisha merasa mual tiba\-tiba saat mencium bai yang menurutnya sangat sensitif.
“Kamu kenapa?” Tanya Lisa.
“Kakak ipar sakit?” Tanya Mesa.
“Aku tidak papa, memang akhir\-akhir ini sedikit tidak enak badan saja” jawab Aisha.
“Kita kerumah sakit periksa ya” ucap Mesa.
“Tidak perlu” tolak Aisha.
“Kamu harus tetap periksa, kami antar” ucap Lisa.
“Iya iya nanti aku periksa, kalian juga masih ada kelas kalian harus kembali” ucap Aisha.
“Tapi..” ucap Mesa.
“Tidak ada tapi\-tapi , aku janji setelah ini aku ke rumah sakit periksa” ucap Aisha.
NEXT>>