Transmigrasi Jendral Feng Ming Yao

Hari ini pagi yang cerah dan segar

Setelah beberapa lama mencari baju yang cocok untuk dipakai untuk bertemu sahabatnya Bertha pilihannya jatuh pada baju lengan panjang berwarna kuning keemasan dan celana jeans pendek.

Angeline sedang duduk didepan cermin merias wajah dengan sedikit polesan make up tidak menor dan tidak mencolok yang pasti-pasti saja wajahnya sudah cantik dari sananya tinggal diberi sedikit sentuhan.

boom Tadaaa!!!...

Wajah cantik alami itu terpampang dipantulan cermin yang besar pipinya yang kurus sekarang telah sedikit berisi bibir dipoles lipstik berwarna merah muda rambutnya yang berwarna keemasan itu di biarkan tergerai bebas

Udara pagi masuk kedalam melewati balkon yang terbuka angin pagi yang sejuk menerpa gorden yang menutupi jendela.

"Sip!... Saatnya pergi menemui Siti Maemunah jika telat datang pasti akan marah dan tantrum kek ikan yang kehabisan nafas hihi."

*******

Diruang makan terlihat lebih dari empat orang sedang menikmati sarapan pagi.

Siapa lagi kalo bukan keluarga tirinya yang benalu Angelina.

"Jadi nak Tristan mau balikan lagi sama anak om?"

Tanya Josef pada pemuda yang duduk berdampingan dengan putrinya itu. Dilihat putri kesayangannya begitu mesra mengapit tangan pemuda yang bernama Tristan itu

"Iya om maaf kan saya sudah memutuskan hubungan cinta saya dengan anak om."

Jawabnya sambil tersenyum tipis sangat tipis namun terkesan aneh seolah ada maksud lain dari senyum itu lalu menepuk kepala Laura sayang.

Laura yang diperlakukan seperti itu wajahnya merona malu dia tidak menyangka kedatangan mantan pacarnya itu ingin kembali padanya hatinya menghangat dan berbunga-bunga mendengar itu.

"Ya itu tergantung pada putri om mau apa tidak nya?"

Kata Josef melirik kearah sang putri yang masih setia memeluk tangan pemuda itu.

Laura tentu saja menerima itu dirinya masih belum bisa move on dari mantan pacarnya itu sebab Tristan mencoba untuk mendekati adik tirinya itu tapi setelah tahu bahwa pemuda itu menyesal telah meninggalkannya dan ingin kembali mana mungkin dirinya menolak.

..."Kesempatan tidak datang dua kali jadi jika mantan kalian ingin balikan sama kalian mending terima aja."...

★ —pesan Laura—★

"Ya pah aku mau balikan sama Tristan"

Jawab Laura yakin.

mana mungkin dirinya menolak seorang primadona di sekolahnya yang tampan ya Tristan adalah salah satu kapten basket yang terkenal playboy yang suka berganti-ganti pasangan tapi yang namanya cinta Laura tidak menanggapi hal itu dirinya terlanjur cinta.

"Om juga setuju dengan pilihan Laura tapi ingat pesan om jangan sakiti dia paham tris betul mah?"

Ucap Josef dan meminta agar jangan pernah menyakiti putrinya itu.

"Mamah setuju sama sama papah bagaimana baiknya jika Laura sudah memilih kita sebagai orang tuanya hanya menerima itu yakan pah?"

"Iya"

Setelah itu mereka melanjutkan sarapan pagi yang sudah tersedia diatas meja makan.

Laura mengambil peran sebagai pacar yang baik mengambilkan piring dan lauk pauk.

Sedangkan ibu dan ayahnya hanya tersenyum senang namun semua aktivitas mereka terhenti saat melihat sesosok gadis cantik menuruni anak tangga.

Tap...

Tap...

Tap...

suara high heels merah itu menggema satu persatu kakinya yang jenjang menapaki tangga tanpa menoleh pada mereka kesannya acuh tak acuh menanggapi hal itu.

Setelah turun dari lantai dua Angelina mendudukkan dirinya di kursi yang masih kosong.

"Dia tidak seperti Angeline yang dulu"

Kata Josef melihat Angeline yang tidak biasanya akan mendekati dirinya dan akan duduk disampingnya.

Kedua wanita itu menatap sinis dan kesal melihat kedatangan gadis itu apalagi Laura melihat Tristan terus saja menatap ke arah Angeline tanpa berkedip.

"Ekhm... Sungguh tidak sopan dan tidak melihat ada tamu yang datang bukannya memberi salam kepada tamu malah langsung duduk etika dari mana itu!"

Celetuk Linda sinis menatap tidak suka pada gadis itu.

"Apakah gue tidak salah dengar tuan rumah disuruh memberi salam pada tamu seharusnya tamu itu lah yang memberikan hormat pada yang punya rumah."

Jawab Angeline datar lalu kembali meneruskan makan.

"Tidak apa-apa bibi benar yang dikatakan oleh Angeline seharusnya saya yang memberi salam."

Sela Tristan mencoba memberikan kesan yang sopan dan ramah.

Lalu Tristan berkata. "Selamat pagi Angeline"

Sapa nya dengan senyum manis.

Dua detik tiga detik tidak ada jawaban dari gadis itu.

Tristan tersenyum kecut melihat tanggapan dingin gadis itu tapi semakin lama dirinya melihat tubuh Angeline yang seksi memakai baju yang terlihat pas ditubuhnya membuat Tristan bergairah melihat itu.

"Angeline mengapa kamu tidak menjawab sapaan nak Tristan kamu tidak sopan sekali!"

Kata Josef melihat Angeline yang tidak menjawab sapaan itu.

"Kesan pertama ku terhadap dirinya membuat ku berpikir dua kali!"

Ucap Angeline datar

"Apa maksud mu dengan kesan pertama terhadap Tristan?... hah!"

Tanya Laura

"Ya"

Angeline membuang nafas tenang namun dingin lalu berkata. "Kesan pertama ku terhadap pemuda itu yang tak lain adalah mantan — bukan lebih tepatnya pacar mu yang kembali.

Adalah dia tidak bisa menjaga matanya yang jelalatan itu jika melihat perempuan cantik. Dan yang kedua dirinya seorang pemain dan playboy yang sudah terkenal tidak bertanggung jawab atas pemerkosa siswi beberapa bulan lalu."

Jawab Angeline dengan pandangan jijik melihat pemuda itu.

"Bagaimana dia tahu bukankah mereka sudah menutupi semua bukti itu!"

Gumam Tristan terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut gadis itu

Semua orang terkejut mendengar itu semua mata tertuju padanya.

"Apakah benar yang dikatakan oleh Angeline nak Tristan?"

Kata Josef melirik pemuda itu yang terpaku

"I.. itu semua bohong om Tante..a..aku tidak pernah berbuat seperti itu sayang kamu percayakan sama aku mana mungkin aku seberani itu."

Paniknya terbata-bata mencoba meyakinkan ketiga orang itu.

Laura pernah mendengar mengenai pemerkosa siswi itu yang mengatakan bahwa seorang playboy yang ternyata kapten basket tapi dirinya tidak terlalu peduli dengan lingkungan yang sedang menggosipkan Tristan si playboy.

"Tenang saja sayang kamu tidak bersalah mungkin dia hanya iri pada ku karena memiliki pacar yang tampan dan gagah seperti mu!"

Ucapnya sambil berdiri menghampiri Tristan dan memeluknya Laura yakin bahwa adik tirinya itu memfitnah Tristan supaya dirinya memutuskan Tristan agar Angeline bisa mendekatinya

Jika tahu apa yang dipikirkan oleh Laura mungkin adik tirinya pasti akan membuat perhitungan.

Tampan, gagah, iri,

Helow yang benar itu burik jelek playboy cap Kon***** yang benar saja Angeline harus iri dengan pacar kakak tirinya itu.

Jika dibandingkan dengan Anderson mungkin akan kalah jauh jauh sekali badannya yang besar dan kekar berotot itu perlahan memenuhi pikirannya sampai gadis itu tidak mendengar suara Laura memangil nya beberapa kali.

"Hei kau kenapa woi congek lu ya heh?"

Teriak Laura kesel

"Jika adik iri bilang saja mungkin aku bisa mencarikan jodoh untuk mu ?"

Usul Laura

"Tidak perlu sedang tidak berminat untuk pacaran sama bocah ingusan hiiii.!"

Cibirnya pada pasangan itu

"Kau dasar anak durhaka dia kakak mu cepat minta maaf kepada Laura"

🌹🌹🌹🌹🌹